Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Benarkah Hipertensi dan Diabetes Berkaitan?

ilustrasi tekanan darah tinggi atau hipertensi (pixabay.com/stevepb)
ilustrasi tekanan darah tinggi atau hipertensi (pixabay.com/stevepb)

Banyak orang mengabaikan asupan gula dan junk food berlebih. Ditambah dengan minim aktivitas fisik, ini dapat menempatkan kamu pada risiko diabetes. Kalau sudah kena diabetes, kamu bisa mengembangkan beberapa kondisi serius lain, seperti tekanan darah tinggi atau hipertensi. Di sisi lain, menurut penelitian, orang dengan hipertensi juga lebih mungkin mengembangkan diabetes.

Sebenarnya apa, sih, yang membuat hipertensi dan diabetes berkaitan? Mari simak uraiannya di bawah ini.

1. Diabetes dan hipertensi saling berhubungan

ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)
ilustrasi diabetes (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Seseorang dengan diabetes tidak memiliki insulin yang cukup untuk memproses glukosa atau insulinnya tidak bekerja secara efektif. Insulin adalah hormon yang memungkinkan tubuh memproses glukosa dari makanan dan menggunakannya sebagai energi, mengutip laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Saat seseorang memiliki masalah insulin, glukosa tidak dapat masuk ke sel-sel mereka untuk menyediakan energi, sehingga menumpuk di aliran darah.

Kadar glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan luas pada jaringan dan organ, termasuk yang berperan penting dalam menjaga tekanan darah yang sehat. Misalnya, kerusakan pada pembuluh darah dan ginjal dapat menyebabkan tekanan darah naik.

Lalu, apakah orang dengan diabetes memiliki tingkat hipertensi yang lebih tinggi? Sedikit gambaran, menurut CDC, sekitar 47 persen orang dewasa di Amerika Serikat memiliki hipertensi atau sedang minum obat untuk mengatasi kondisi tersebut. Sebagai perbandingan, American Diabetes Association menyatakan bahwa 2 dari 3 orang dengan diabetes melaporkan hipertensi atau mengonsumsi obat resep untuk menurunkan tekanan darahnya.

Angka di atas menunjukkan bahwa orang dengan diabetes memiliki tingkat hipertensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum.

Nah, apakah hipertensi bisa menyebabkan diabetes? Menurut laporan dalam Canadian Journal of Cardiology tahun 2018, orang dengan hipertensi biasanya memiliki resistansi insulin dan memiliki peningkatan risiko mengembangkan diabetes dibandingkan dengan mereka yang tekanan darahnya normal. Ini mungkin karena proses tubuh yang menghubungkan kedua kondisi tersebut, seperti:

  • Peradangan.
  • Stres oksidatif.
  • Aktivasi sistem kekebalan tubuh.
  • Penyakit atau penebalan pembuluh darah.
  • Kegemukan.

Walaupun, hipertensi mungkin tidak menyebabkan diabetes secara langsung, tetapi ini meningkatkan risiko diabetes pada orang dengan tekanan darah tinggi.

2. Sering terjadi bersamaan

ilustrasi hipertensi atau tekanan darah tinggi (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi hipertensi atau tekanan darah tinggi (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Banyak orang dengan diabetes kurang tahu dirinya berisiko mengembangkan hipertensi. Berdasarkan studi dalam Journal of the American Heart Association tahun 2018, orang dengan diabetes memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami tekanan darah tinggi. Dan sebaliknya, orang dengan tekanan darah tinggi juga berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes.

Menurut artikel dalam National Library of Medicine, diabetes dan hipertensi sering terjadi bersamaan dan mungkin memiliki beberapa penyebab yang sama. Ini termasuk:

  • Gaya hidup sedenter (banyak duduk dan sedikit aktivitas fisik) dengan asupan kalori yang berlebihan.
  • Kegemukan atau obesitas.
  • Peradangan.
  • Stres oksidatif.

Selain itu, diabetes dapat memengaruhi fungsi pembuluh darah dan sistem sirkulasi tubuh. Hal ini dapat menyebabkan penyempitan arteri dan peningkatan tekanan darah. Sebaliknya, tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan memengaruhi fungsi pankreas yang memproduksi insulin. Kondisi ini dapat menyebabkan resistansi insulin, yakni kondisi saat tubuh sulit menggunakan insulin dengan efektif.

3. Hormon juga berkontribusi

ilustrasi hipertensi (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi hipertensi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Gaya hidup yang tidak sehat bukanlah satu-satunya faktor untuk hipertensi dan diabetes. Hormon pun turut berkontribusi.

Berdasarkan studi dalam jurnal Current Atherosclerosis Reports tahun 2012, beberapa hormon memiliki peran yang memengaruhi hubungan antara hipertensi dan diabetes. 

Adipokin, hormon yang diproduksi oleh jaringan lemak, juga berperan dalam pengaturan metabolisme dan peradangan. Gangguan dalam produksi adipokin dapat berkontribusi pada perkembangan diabetes dan hipertensi. Hal ini dapat memicu peradangan dan memengaruhi tekanan darah.

Selain itu, peran sistem saraf simpatik dan sistem hormon renin-angiotensin-aldosteron (RAAS) juga berperan penting dalam mengontrol tekanan darah dan fungsi kardiovaskular. Ketidakseimbangan dalam kedua sistem ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan memperburuk kondisi diabetes.

Terakhir, peroxisome proliferator-activated receptors (PPARs) adalah faktor penting dalam pengaturan metabolisme lipid dan glukosa. Gangguan dalam fungsi PPARs juga dapat berkontribusi pada perkembangan diabetes dan hipertensi.

4. Resistansi insulin menjadi indikasi awal keduanya

ilustrasi resistansi insulin (diabetes.co.uk)
ilustrasi resistansi insulin (diabetes.co.uk)

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang sulit dicari penyebabnya, terutama hipertensi primer. Namun, pada orang dengan hipertensi dan diabetes, ada indikasi yang sama saat gejala kedua penyakit tersebut terjadi.

Menurut laporan dalam jurnal High Blood Pressure & Cardiovascular Prevention tahun 2020, resistansi insulin menjadi salah satu indikasi yang banyak ditemui saat kondisi ini terjadi bersamaan.

Resistansi insulin terjadi ketika tubuh tidak merespons insulin dengan baik, yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Resistansi insulin juga dapat menyebabkan peradangan ringan di dalam tubuh.

Peradangan ringan ini merupakan mekanisme utama yang mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah dan mengganggu fungsi normal pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah bisa menjadi tinggi dan menyebabkan tekanan ekstra pada pembuluh darah.  

5. Jenis kelamin dan usia memengaruhi

ilustrasi anak sedang memeriksa tekanan darah ibunya (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi anak sedang memeriksa tekanan darah ibunya (pexels.com/Gustavo Fring)

Diabetes dan hipertensi umum ditemui di tengah masyarakat. Namun, siapa sangka ternyata perempuan dan lansia lebih berisiko mengalami keduanya secara bersamaan. 

Studi di Iran dalam Journal of Medicinal and Chemical Sciences tahun 2023 menyebutkan bahwa 60 persen perempuan menderita hipertensi dan diabetes. Selain itu, mayoritas penderita hipertensi dan diabetes didominasi oleh kelompok usia di atas 50 tahun sebesar 51,4 persen. Ini karena kinerja pankreas yang menurun dan resistansi insulin yang terjadi seiring bertambahnya usia, apalagi jika diperparah dengan kebiasaan merokok dan memiliki obesitas.

Hipertensi dan diabetes memiliki hubungan dalam beberapa cara. Kalau kamu memiliki salah satu kondisi tersebut, kamu harus bekerja sama dengan dokter untuk mengelola kondisi agar terhindar dari komplikasi serius. Dan yang tak kalah penting, ubah pola hidup menjadi lebih sehat dengan menerapkan pola makan sehat seimbang, rutin olahraga, tidak merokok, tidur cukup, dan mampu mengelola stres dengan baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us