Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bisa Dialami Siapa pun, Apa Itu Halusinasi?

ilustrasi halusinasi (pexels/cottonbro)

Tahukah kamu jika halusinasi tidak hanya tentang melihat objek yang sebenarnya tidak ada? Halusinasi melibatkan pancaindra seseorang dan yang mengalaminya tidak selalu memiliki kondisi mental tertentu. Ada banyak faktor lain yang bisa menyebabkan seseorang mengalami halusinasi.

Faktor apa saja yang bisa menyebabkan halusinasi? Jika kita mempunyai teman yang berhalusinasi tindakan apa yang harus dilakukan? Agar lebih jelas, simak uraiannya di bawah ini!

1. Apa itu halusinasi?

ilustrasi orang mengalami halusinasi (pexels/cottonbro)

Dilansir Very Well Mind, halusinasi didefinisikan sebagai persepsi objek atau peristiwa yang tidak ada dan pengalaman sensorik yang tidak disebabkan stimulasi organ sensorik yang relevan. Halusinasi melibatkan pancaindra dan tidak perlu memiliki kondisi mental tertentu untuk mengalaminya.

Berdasarkan studi yang terbit pada jurnal Frontiers in Psychology tahun 2015, halusinasi adalah salah satu gejala yang paling relevan dalam psikiatri. Ini juga salah satu yang paling sulit didefinisikan dan dibatasi dari konsep psikopatologis lainnya.

2. Kurang tidur salah satu penyebabnya

ilustrasi halusinasi (pexels/cottonbro)

Mengutip Healthline, penyebab halusinasi tidak hanya dari kondisi mental tertentu. Seseorang dapat mengalami halusinasi ketika meminum banyak alkohol atau obat-obatan. Selain itu, seseorang yang tidak tidur atau tidak cukup tidur dalam jangka waktu yang lama juga rentan mengalami halusinasi.

Berdasarkan studi yang terbit pada jurnal Schizopherania Bulletin tahun 2016, halusinasi dikaitkan dengan berbagai kondisi medis. Kondisi yang menyebabkan gangguan atau kerusakan pada jalur sensorik perifer dapat menghasilkan halusinasi.

3. Ada lima jenis halusinasi

ilustrasi halusinasi pendengaran (pexels/Andrea Piacquadio)

Halusinasi melibatkan pancaindra, oleh karen itu ada lima jenis halusinasi. Pertama, halusinasi visual, yakni melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Kedua, halusinasi penciuman, seperti merasa mencium bau yang tidak sedap atau disukai. Ketiga, halusinasi gustatorik, melibatkan indra pengecap, rasa ini sering kali aneh atau tidak menyenangkan.

Keempat, halusinasi pendengaran, yaitu salah satu jenis halusinasi yang paling umum, seperti mendengar seseorang berbicara atau menyuruh melakukan tindakan tertentu. Kelima, halusinasi taktil, yakni halusinasi yang melibatkan perasaan sentuhan atau gerakan pada tubuh.

4. Jangan jauhi orang yang berhalusinasi

ilustrasi pertemanan (pexels/cottonbro)

Jika orang terdekatmu berhalusinasi, jangan tinggalkan mereka sendirian. Pada beberapa kasus, ketakutan atau paranoid yang dipicu halusinasi dapat menyebabkan tindakan berbahaya.

Tetap bersama dengannya dan ajak ia ke dokter untuk mendapatkan dukungan emosional. Kamu mungkin dapat membantu menjawab pertanyaan tentang gejala dan seberapa sering itu terjadi.

5. Halusinasi bukan delusi

ilustrasi orang mengalami halusinasi (pexel/cottonbro)

Dikutip Medical News Today, meskipun keduanya terkait erat, tetapi halusinasi bukanlah delusi. Delusi adalah keyakinan yang salah, sedangkan halusinasi lebih dari kesalahan persepsi. Orang yang mengalami halusinasi melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada dan tidak sesuai dengan pengalaman di sekitarnya.  

Mereka yang mengalami halusinasi mungkin percaya pada realitas halusinasi atau melampirkan makna tertentu dan keyakinan palsu kepada mereka. Keyakinan palsu yang melekat ini adalah delusi.

Proses pemulihan halusinasi tergantung penyebabnya. Jika mengalami halusinasi karena tidak cukup tidur, maka mulailah dengan memperbaiki jam tidur. Namun, jika halusinasi disebabkan karena kondisi mental, segera konsultasikan kepada dokter atau profesional kesehatan mental untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us