Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cek Fakta: Hewan Peliharaan Turunkan Risiko Alergi Makanan pada Anak

ilustrasi anak kecil dan hewan peliharaan (Freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Penelitian menemukan hubungan antara paparan hewan selama kehamilan dan penurunan risiko alergi makanan pada anak.
  • 66.215 anak yang terpapar hewan peliharaan memiliki risiko alergi makanan yang menurun sekitar 14 persen.
  • Anak-anak terpapar anjing cenderung tidak alergi telur, susu, dan kacang, sementara anak-anak terpapar kucing cenderung tidak alergi telur, gandum, dan kedelai.

Alergi makanan pada anak menjadi salah satu masalah yang menjadi perhatian para orang tua saat ini. Dilansir John Hopkins Medicine, alergi makanan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh pada anak menganggap suatu makanan tertentu sebagai ancaman bagi kesehatannya, meskipun alasan pastinya belum sepenuhnya jelas. Dalam respons ini, sistem kekebalan menghasilkan antibodi imunoglobulin E (IgE) yang bereaksi terhadap makanan, memicu pelepasan histamin dan bahan kimia lainnya, yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi. 

Pada tahun 2023, sebuah penelitian yang dilakukan Hisao Okabe dari Fukushima Regional Center for the Japan Environment and Children’s Study menunjukkan  kemungkinan adanya hubungan antara paparan hewan selama kehamilan dan anak usia dini dapat mengurangi alergi makanan. Dirangkum dari Popular Science, berikut ini beberapa fakta terkait penelitian tersebut. 

1. Hasil menyatakan anak-anak yang terpapar hewan peliharaan mengalami penurunan alergi makanan sekitar 14 persen

ilustrasi anak kecil dan hewan peliharaan (Unsplash/com/Chewy)

Penelitian ini melibatkan 66.215 anak yang terpapar berbagai hewan peliharaan, dan mengamati apakah mereka mengalami alergi makanan atau tidak. Studi ini menggunakan data dari studi kohort kelahiran nasional yang disebut Japan Environment and Children's Study. Sekitar 22 persen dari anak-anak tersebut terpapar hewan peliharaan selama masa janin, terutama anjing dan kucing di dalam rumah. Di antara anak-anak yang terpapar hewan peliharaan ini, risiko untuk mengalami alergi makanan menurun sekitar 14 persen.

2. Paparan hewan peliharaan yang berbeda menghasilkan pola alergi makanan yang berbeda

ilustrasi anak dan hewan peliharaan (Freepik.com/Freepik)

Anak-anak yang terpapar anjing di dalam ruangan cenderung tidak mengalami alergi telur, susu, dan kacang. Sementara itu, anak-anak yang terpapar kucing cenderung tidak memiliki alergi terhadap telur, gandum, dan kedelai. Secara mengejutkan, anak-anak yang terpapar hamster (0,9 persen dari total kelompok yang diteliti) menunjukkan kejadian alergi kacang 93 persen lebih besar. Karena kelompok yang memiliki hamster sangat kecil, hal ini diduga merupakan suatu kebetulan statistik, namun tetap saja hal ini berhasil menarik perhatian tim peneliti. 

3. Data yang digunakan untuk penelitian ini memiliki keterbatasan

ilustrasi anak dan hewan peliharaan (Freepik.com/Freepik)

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya penggunaan data yang dilaporkan sendiri oleh partisipan (biasanya dari catatan medis yang diambil saat kunjungan dokter), yang mengandalkan ingatan akurat dari partisipan. Namun demikian, para peneliti tetap menyarankan bahwa temuan mereka dapat membantu untuk penelitian lebih lanjut mengenai penyebab alergi makanan pada masa anak-anak dan hipotesis kebersihan. 

4. Paparan kuman dan bulu binatang mempengaruhi respons imun tubuh

ilustrasi anak dan hewan peliharaan (Freepik.com/Standret)

Hipotesis kebersihan, yang muncul sejak tahun 1989 dengan dasar teori dari abad kesembilan belas, mengatakan bahwa paparan pada kuman dan beberapa infeksi selama masa kanak-kanak membantu perkembangan sistem kekebalan tubuh. Ini seperti sekolah untuk tubuh, dimana paparan tersebut mengajarkan tubuh untuk dapat membedakan zat yang tidak berbahaya dengan yang bisa memicu reaksi seperti asma. Secara teori, paparan jenis kuman tertentu mengajarkan sistem kekebalan tubuh untuk tidak bereaksi secara berlebihan, demikian dilansir Mayo Clinic. 

Sebagai tambahan, berdasarkan CNBC, Dr. Carolyn Kwiat, Ahli Alergi dan Imunologi di  Mount Sinai Hospital mengatakan, terdapat hipotesis bahwa paparan bulu binatang pada awal kehidupan akan membuat respons imun tubuh menghindari dari reaksi alergi dan lebih mengarah pada toleransi. 

5. Rekomendasi untuk mengadopsi hewan peliharaan pada ibu hamil tidak cukup untuk mencegah alergi makanan

ilustrasi ibu hamil dan hewan peliharaan (Freepik.com/lookstudio)

Meskipun secara teori hipotesis tersebut menyatakan adanya hubungan antara hewan peliharaan dan angka penurunan alergi makanan pada anak, menurut Dr. Carolyn Kwiat, rekomendasi untuk mengadopsi hewan peliharaan pada ibu hamil tidak cukup untuk mencegah alergi makanan secara khusus. Hal ini dikarenakan perlunya penelitian lebih lanjut terkait uji coba terkontrol secara acak yang merupakan standar emas untuk semua jenis penelitian yang mencari hubungan sebab dan akibat. Dengan mengontrol variabel lain seperti urutan kelahiran, jenis kelamin, dan sebagainya, pernyataan tentang dampak paparan hewan peliharaan pada penurunan risiko alergi makanan dapat menjadi lebih konsisten dan kuat, demikian dilansir CNBC. 

Meskipun terdapat bukti bahwa hewan peliharaan dapat menurunkan risiko alergi makanan pada anak, perlu diingat bahwa terdapat faktor-faktor lain yang mungkin saja mempengaruhi keterkaitan antara hewan peliharaan dan penurunan risiko alergi makanan pada anak. Sehingga mengadopsi hewan peliharaan tidaklah menjadi jaminan untuk mencegah alergi makanan pada anak-anak. Namun demikian, memelihara hewan tentu memiliki banyak manfaat lain bagi anak, seperti mengembangkan sikap tangggung jawab dan mengajarkan rasa kasih sayang kepada sesama makhluk hidup. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
tania
Editortania
Follow Us