7 Efek Negatif Rokok pada Sistem Pencernaan, Ngeri!

- merokok menurunkan kekuatan sfingter esofagus bagian bawah sehingga memungkinkan asam lambung mengalami refluks atau mengalir ke kerongkongan.
- Merokok juga dapat meningkatkan risiko tukak di lambung, mengganggu fungsi pankreas, dan menjadi faktor risiko kanker usus besar.
- Perokok memiliki peluang lebih tinggi terkena batu empedu dan pankreatitis.
Tidak diragukan lagi, rokok dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang mengancam jiwa, seperti kanker paru-paru, emfisema, dan penyakit jantung di antara penyakit lainnya.
Menghirup asap rokok memiliki efek pada semua bagian tubuh, termasuk sistem pencernaan. Ini kemudian dapat memberikan dampak serius pada kesehatan karena sistem pencernaan bertanggung jawab dalam memproses makanan menjadi nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk hidup.
Lantas, apa saja efek negatif rokok pada sistem pencernaan? Semuanya dibahas di bawah ini.
1. Heartburn
Heartburn terjadi saat asam dari lambung naik ke kerongkongan. Biasanya, katup otot di ujung bawah kerongkongan, yaitu sfingter esofagus bagian bawah atau lower esophageal sphincter (LES), menjaga larutan asam di lambung. Namun, merokok menurunkan kekuatan LES sehingga memungkinkan asam lambung mengalami refluks atau mengalir ke kerongkongan.
Merokok juga meningkatkan pergerakan garam empedu dari usus ke lambung, yang membuat asam lambung menjadi lebih berbahaya. Akibatnya, merokok dapat langsung melukai kerongkongan, membuatnya kurang mampu menahan kerusakan lebih lanjut dari cairan refluks.
2. Penyakit Crohn

Orang yang merokok atau pernah merokok di masa lalu memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit Crohn daripada orang yang tidak merokok. Sementara itu, orang dengan penyakit Crohn yang merokok memiliki peningkatan frekuensi kekambuhan, operasi berulang, dan kebutuhan yang lebih besar untuk mendapatkan perawatan yang intens.
Masih belum jelas mengapa rokok memperburuk penyakit Crohn. Namun, diperkirakan bahwa merokok menurunkan aliran darah ke usus atau memicu respons dalam sistem kekebalan tubuh.
Menurut penelitian, bahkan setelah berhenti merokok, mantan perokok masih memiliki risiko terkena penyakit Crohn. Namun, orang dengan penyakit ini masih mendapatkan keuntungan jika berhenti merokok. Berhenti merokok dapat mengurangi keparahan penyakit.
3. Penyakit hati
Hati atau lever merupakan organ pencernaan yang memiliki tugas penting dalam menyaring racun dari tubuh. Racun ini termasuk obat-obatan dan minuman beralkohol.
Asap rokok dapat menghambat fungsi hati. Rokok juga memperburuk penyakit hati yang telah ada yang disebabkan oleh alkoholisme.
Studi menemukan bahwa orang dengan penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD) juga memiliki peningkatan risiko terkena penyakit hati tertentu, seperti kolangitis sklerosis primer, hepatitis autoimun, dan sirosis bilier primer. Ini juga menjadi alasan mengapa orang dengan IBD sangat tidak dianjurkan untuk merokok.
4. Tukak lambung

Perokok memiliki peluang lebih tinggi terkena tukak atau lubang di lambung. Perokok yang memiliki mag juga membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami kondisi yang lebih fatal daripada orang yang bukan perokok.
Merokok menurunkan jumlah natrium bikarbonat yang diproduksi oleh pankreas. Tanpa itu, asam lambung tidak dinetralkan di duodenum. Ini kemudian berkontribusi pada pembentukan tukak di duodenum. Juga, rokok memicu peningkatan jumlah asam lambung yang mengalir ke usus kecil.
5. Kanker usus besar
Rokok adalah faktor risiko utama dari kanker usus besar. Kanker usus besar merupakan penyebab utama kedua kematian akibat kanker.
Kanker usus besar ialah jenis kanker yang dimulai di usus besar, yang merupakan bagian terakhir dari saluran pencernaan. Kanker usus besar biasanya dimulai sebagai polip kecil, yang seiring waktu dapat berkembang menjadi kanker usus besar.
6. Batu empedu

Kantung empedu ialah organ kecil yang berlokasi di sisi kanan perut di bawah hati. Kantung empedu menampung cairan pencernaan yang disebut empedu yang dilepaskan ke usus kecil. Jika cairan pencernaan ini mengendap dan mengeras di kantung empedu, ini disebut batu empedu.
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko pengembangan batu empedu. Risiko ini mungkin lebih tinggi pada perempuan.
7. Pankreatitis
Pankreatitis adalah peradangan pada pankreas, suatu kelenjar di belakang perut bagian atas yang bertugas menghasilkan enzim yang membantu pencernaan dan mengatur cara tubuh memproses gula. Pankreatitis dapat muncul secara tiba-tiba dan berlangsung selama berhari-hari, dapat pula berkembang selama bertahun-tahun.
Perokok rata-rata tiga kali lebih mungkin mengembangkan pankreatitis kronis dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Kabar baiknya, berhenti merokok dapat mengurangi risiko mengembangkan pankreatitis sekitar setengahnya.
Berhenti merokok dapat menurunkan risiko terjadinya gangguan pencernaan dan masalah kesehatan lainnya. Jadi, jika kamu merokok, berhentilah. Apabila kamu membutuhkan bantuan, berkonsultasilah dengan dokter atau mencari kelompok pendukung.
Referensi
"Smoking and The Digestive Tract." Gastrointestinal Society & Canadian Society of Intestinal Research. Diakses April 2025.
N. To, D. J. Gracie, and A. C. Ford, “Systematic Review With Meta‐analysis: The Adverse Effects of Tobacco Smoking on the Natural History of Crohn’s Disease,” Alimentary Pharmacology & Therapeutics 43, no. 5 (January 7, 2016): 549–61, https://doi.org/10.1111/apt.13511.
Rebecca Saich and Roger Chapman, “Primary Sclerosing Cholangitis, Autoimmune Hepatitis and Overlap Syndromes in Inflammatory Bowel Disease,” World Journal of Gastroenterology 14, no. 3 (January 1, 2008): 331, https://doi.org/10.3748/wjg.14.331.
"What Is a Stomach Ulcer?" Verywell Health. Diakses April 2025.
"Smoking and the Digestive System." Johns Hopkins Medicine. Diakses April 2025.
"Pancreatitis." Mayo Clinic. Diakses April 2025.