Bolehkah Menggunakan Madu untuk Mengobati Luka?

Madu punya sifat antibakteri, antiinflamasi, dan anti bau

Madu merupakan cairan manis yang dikenal memiliki segudang manfaat kesehatan. Mulai dari obat batuk, pemanis alami, untuk menjaga daya tahan tubuh, hingga perawatan kulit. Bahkan, orang zaman dahulu banyak menggunakan madu untuk menyembuhkan luka.

Ya, sejak ribuan tahun madu telah digunakan untuk penyembuhan luka. Namun, saat ini orang-orang telah beralih ke pilihan penyembuhan luka lain yang dirasa lebih efektif.

Orang-orang yang menggunakan madu untuk mengobati luka beralasan bahwa madu memiliki sifat antibakteri dan keseimbangan pH unik yang meningkatkan oksigen dan senyawa penyembuhan pada luka.

Namun, dari kacamata medis, bolehkah menggunakan madu untuk mengobati luka? Agar tidak bingung lagi, mari simak pembahasan berikut.

1. Sejak kapan madu digunakan untuk mengobati luka?

Bolehkah Menggunakan Madu untuk Mengobati Luka?ilustrasi luka di lutut (pixabay.com/saulhm)

Madu telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu oleh orang-orang Mesir, China, Yunani, hingga Timur Tengah. Ini digunakan untuk mengobati sakit tenggorokan dan luka.

Namun, madu mulai ditinggalkan karena belum diketahui secara ilmiah manfaatnya dalam perawatan luka. Selama bertahun-tahun, madu bukan bagian dari praktik medis standar.

Dilansir Verywell Health, madu steril mulai dizinkan untuk digunakan pada awal tahun 1999 di Australia dan perban dengan madu mendapat izin penggunaan di Inggris pada tahun 2004. Bisnis madu medis selanjutnya makin menjamur dan bernilai tinggi.

2. Bagaimana madu membantu penyembuhan luka?

Bolehkah Menggunakan Madu untuk Mengobati Luka?ilustrasi madu (pixabay.com/fancycrave1)

Madu terbukti memiliki komponen bioaktif yang dapat membantu menyembuhkan luka. Dijelaskan laman Healthline dan Verywell Health, madu menawarkan manfaat berikut dalam penyembuhan luka:

  • Memiliki pH asam yang mempercepat penyembuhan. Madu memiliki pH asam antara 3,2 dan 4,5. Saat dioleskan pada luka, pH asam mendorong darah melepaskan oksigen, yang penting untuk penyembuhan luka. pH asam juga mengurangi keberadaan zat yang disebut protease yang mengganggu proses penyembuhan luka.
  • Kandungan gula dalam madu memiliki efek osmotik, yaitu mengeluarkan air dari jaringan yang rusak. Ini mengurangi pembengkakan dan mendorong aliran getah bening untuk menyembuhkan luka. Gula juga menarik air keluar dari sel bakteri, yang membantu mencegah bakteri berkembang biak.
  • Efek antibakteri. Madu terbukti memiliki efek antibakteri terhadap bakteri yang umumnya terdapat pada luka, seperti Staphylococcus aureus yang resistan terhadap methisilin dan Enterococci yang resistan terhadap vankomisin (VRE).
  • Madu sebenarnya mengandung sangat sedikit air. Air sendiri sangat dibutuhkan bakteri untuk tumbuh.
  • Madu juga mengandung hidrogen peroksida yang dapat membantu melawan bakteri.

Baca Juga: 5 Manfaat Madu Hitam untuk Kesehatan, Lebih Sehat dari Madu Biasa?

3. Luka apa saja yang dapat diobati dengan madu?

Bolehkah Menggunakan Madu untuk Mengobati Luka?ilustrasi luka di jari (pixabay.com/MonikaP)

Madu kerap digunakan sebagai agen antibakteri topikal untuk mengobati infeksi pada berbagai jenis luka. Berikut beberapa jenis luka yang dapat diobati dengan madu dikutip dari laman DermnetNZ:

  • Ulkus kaki.
  • Luka tekan.
  • Ulkus kaki diabetik.
  • Luka terinfeksi akibat cedera atau pembedahan.
  • Luka bakar.

Hasilnya, peradangan, pembengkakan dan rasa sakit mereda, bau tak sedap menghilang, dan debridement (tindakan menghilangkan jaringan nekrotik, eskar, jaringan yang rusak, jaringan yang terinfeksi, hyperkeratosis, nanah, hematom, benda asing, fragmen tulang, atau perkembangbiakan bakteri dari luka untuk meningkatkan penyembuhan luka) ditingkatkan karena pembalut madu menghilangkan jaringan mati tanpa rasa sakit dan tanpa menyebabkan kerusakan pada sel-sel yang tumbuh kembali.

4. Cara menggunakan madu untuk mengobati luka

Bolehkah Menggunakan Madu untuk Mengobati Luka?ilustrasi madu (pixabay.com/monfocus)

Madu merupakan metode yang aman dan alami untuk menyembuhkan luka. Berikut cara merawat luka dengan madu dilansir Simply Honey:

  1. Bersihkan luka secara menyeluruh. Selanjutnya, oleskan madu mentah atau madu Manuka. Kamu bisa menggunakan kapas steril untuk melakukannya.
  2. Oleskan secukupnya pada luka dan daerah sekitarnya.
  3. Balut lukanya dengan perban. Gunakan pembalut dengan daya serap lebih rendah agar dapat menahan cukup madu pada luka dan mencegah bocor.
  4. Ganti pembalut secara teratur. Seiring waktu, madu bisa menjadi encer karena menyerap cairan luka.

5. Kemungkinan komplikasi

Bolehkah Menggunakan Madu untuk Mengobati Luka?ilustrasi luka (pexels.com/RODNAE Productions)

Ada kemungkinan madu atau wadahnya terkontaminasi, yang dapat menyebabkan seseorang mengalami reaksi alergi. Terkadang, reaksi alergi disebabkan oleh bee pollen yang secara alami ada dalam madu.

Berikut adalah tanda-tanda kamu mungkin mengalami reaksi alergi terhadap madu:

  • Pusing
  • Pembengkakan ekstrem
  • Mual
  • Sensasi tersengat atau terbakar setelah mengoleskan madu ke luka.
  • Kesulitan bernapas.
  • Muntah.

Jika kamu mengalami gejala-gejala di atas, bersihkan madu dari kulit dan segera dapatkan bantuan medis. Selain itu, terkadang madu tidak efektif untuk menyembuhkan luka pada beberapa orang. Jika kamu tidak melihat perbaikan apa pun setelah beberapa kali menggunakan madu, bicarakan dengan dokter.

Mengoleskan madu pada luka telah terbukti membantu mempercepat penyembuhan karena madu memiliki sifat anti bakteri, anti inflamasi, bahkan anti bau yang dapat membantu penderita luka kronis. Namun, untuk lebih amannya tetap konsultasikan dengan dokter karena beberapa jenis luka membutuhkan penanganan medis.

Baca Juga: 7 Tips Membedakan Madu Murni dan Oplosan, Biar Gak Salah Beli

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya