- Cuci tangan dan sanitasi secara rutin
Cara Mengurangi Risiko Paparan Kuman di Pesawat, Liburan Aman!

- Risiko paparan patogen di dalam pesawat lebih rendah daripada yang banyak dikhawatirkan, tetapi risiko tetap ada terutama dari kontak dekat dengan orang sakit.
- Patogen dapat hidup di permukaan tertentu selama beberapa hari, sehingga permukaan yang banyak disentuh perlu disikapi dengan bijak.
- Strategi sederhana seperti cuci tangan, sedia tisu disinfektan, dan perilaku bersih dan sehat secara signifikan mengurangi risiko paparan kuman.
Musim libur Natal dan Tahun Baru biasanya ditandai oleh lonjakan perjalanan udara. Rumah menjadi bandara, bandara menjadi rumah kedua sejenak, dan pesawat menjadi ruang bersama bagi banyak orang dari berbagai tempat. Dalam kondisi seperti itu, wajar kalau kamu bertanya-tanya tentang seberapa besar risiko terpapar kuman di pesawat karena semua orang tentu maunya tetap sehat selama masa liburan.
Secara umum, udara di kabin pesawat relatif bersih. Sistem ventilasi modern menggunakan filter HEPA yang mampu menyaring mikroorganisme termasuk bakteri dan virus dari aliran udara sirkulasi. Udara luar yang masuk pada ketinggian jelajah juga dipanaskan dan diolah sedemikian rupa sehingga potensi mikroorganisme "bawaannya" turun secara drastis, dan hasilnya mirip dengan ventilasi ruang bersih.
Namun, itu bukan berarti risiko terpapar kuman nol. Pesawat bukan ruang steril. Penumpang duduk sangat dekat satu sama lain, kontak fisik dan jarak sempit kadang tidak terhindarkan, dan beberapa patogen mampu bertahan di lingkungan tertentu lebih lama daripada yang kamu kira.
Seberapa besar risiko paparan kuman di pesawat?
Dari sisi mikrobiologis, kabin pesawat menjadi semacam kolektor kecil dari mikrobioma manusia yang beragam. Sebuah studi menunjukkan bahwa mikroorganisme yang ditemui di kabin biasanya berasal dari kulit dan mulut penumpang atau lingkungan umum, dan bahwa komunitas bakteri ini bervariasi dari penerbangan ke penerbangan tanpa pola dominan tertentu.
Namun, beberapa penelitian lain memperingatkan bahwa permukaan-permukaan yang sering disentuh, seperti meja lipat, sandaran lengan, atau tombol flush toilet, bisa menjadi medium di mana bakteri tertentu bertahan selama beberapa hari.
Misalnya, studi laboratorium menunjukkan bahwa bakteri seperti Staphylococcus aureus (termasuk tipe tahan antibiotik seperti MRSA) dan E. coli O157:H7 dapat bertahan beberapa hari di permukaan kabin jika tidak dilakukan pembersihan.
Dalam konteks respirasi, risiko terbesar tetap berasal dari transmisi langsung dari orang yang memiliki infeksi saat mereka batuk, berbicara, atau bernyanyi—hal ini sama di pesawat maupun di ruang tertutup lain seperti teater atau transportasi umum.
Studi tentang transmisi virus di pesawat menemukan bahwa infeksi melalui paparan mikroorganisme via aerosol dapat terjadi terutama jika seseorang duduk sangat dekat dengan orang sakit, atau jika mereka bergerak sepanjang kabin.
Catatan lain: area sempit seperti toilet pesawat secara teori bisa meningkatkan risiko paparan melalui aerosol dari toilet plume (partikel halus yang tersebar saat flush), meskipun risiko klinis absolut bagi orang sehat tetap relatif rendah dengan ventilasi kabin yang memadai.
Tips meminimalkan paparan patogen saat naik pesawat

Melindungi diri dari kuman di pesawat bukan hanya soal menghindari kontak suhu atau melihat siapa batuk di barisan dekat kamu. Strategi paling efektif tetaplah tindakan sederhana sehari-hari yang telah terbukti secara luas dalam epidemiologi infeksi:
Mencuci tangan dengan sabun dan air selama minimal 20 detik secara teratur, terutama setelah menggunakan toilet dan sebelum makan, menurunkan risiko menyentuh permukaan yang mungkin terkontaminasi kemudian menyentuh wajah.
Membersihkan tangan adalah langkah paling penting untuk mencegah penyebaran penyakit di lingkungan seperti pesawat.
- Bawa tisu disinfektan untuk membersihkan permukaan pribadi
Mengusap permukaan yang sering disentuh (meja tray, sandaran tangan, dan layar sentuh jika ada) dengan tisu disinfektan berbasis alkohol ≥ 70 persen sebelum kamu duduk bisa mengurangi potensi paparan patogen lewat fomite (objek tidak hidup yang menjadi vektor penyakit).
- Perilaku bersih dan sehat di kabin
Hindari menyentuh wajah, terutama mulut atau hidung setelah memegang permukaan publik. Masker wajah berkualitas juga tetap relevan untuk mengurangi paparan droplet atau aerosol dari penumpang yang sakit di dekat kamu, terutama saat perjalanan jauh atau ketika ada laporan wabah penyakit tertentu.
- Pertimbangkan vaksinasi sebelum bepergian
Vaksin seperti influenza atau COVID-19, jika direkomendasikan oleh tenaga kesehatan, dapat menurunkan tingkat risiko penyakit tertentu yang beredar umum saat musim liburan, sehingga memberi perlindungan tambahan saat kamu berada bersama banyak orang di ruang tertutup.
Di tengah kegembiraan liburan Natal dan Tahun Baru, kekhawatiran tentang kuman di pesawat adalah hal wajar. Namun, dengan sistem ventilasi yang efektif dan filter HEPA, risiko tertular penyakit hanya karena udara kabin itu sendiri relatif rendah, terutama dibandingkan dengan kontak dekat dengan orang sakit atau permukaan yang terkontaminasi.
Yang bisa sangat membantu adalah kombinasi tindakan sederhana dan konsisten, seperti menjaga kebersihan tangan, membersihkan permukaan dengan disinfektan, serta disiplin menerapkan perilaku bersih dan sehat selama perjalanan.
Referensi
Aisha N Khatib et al., “Navigating the Risks of Flying During COVID-19: A Review for Safe Air Travel,” Journal of Travel Medicine 27, no. 8 (November 9, 2020), https://doi.org/10.1093/jtm/taaa212.
“Planes, Pathogens, and Passengers: Infection Risk During Commercial Air Travel | 2018-06-15 | AHC Media - Continuing Medical Education Publishing,” Clinician.Com, July 15, 2022. Diakses Desember 2025.
Nereyda L. Sevilla, “Germs on a Plane: The Transmission and Risks of Airplane-Borne Diseases,” Transportation Research Record Journal of the Transportation Research Board 2672, no. 29 (October 15, 2018): 93–102, https://doi.org/10.1177/0361198118799709.
Zhuyang Han et al., “Effect of Human Movement on Airborne Disease Transmission in an Airplane Cabin: Study Using Numerical Modeling and Quantitative Risk Analysis,” BMC Infectious Diseases 14, no. 1 (August 6, 2014): 434, https://doi.org/10.1186/1471-2334-14-434.
Howard Weiss et al., “The Airplane Cabin Microbiome,” Microbial Ecology 77, no. 1 (June 6, 2018): 87–95, https://doi.org/10.1007/s00248-018-1191-3.
Michele Treglia et al., “Legionella and Air Transport: A Study of Environmental Contamination,” International Journal of Environmental Research and Public Health 19, no. 13 (June 30, 2022): 8069, https://doi.org/10.3390/ijerph19138069.







![[QUIZ] Cek Tingkat Stresmu dari Pilihan Karakter Upin & Ipin Ini](https://image.idntimes.com/post/20250529/screenshot-20250530-053909-youtube-07692f3ede1ec4b723353630ccf77f5a.jpg)










