10 Faktor Risiko Kanker Testis, Cowok Perlu Waspada!

Intinya sih...
- Salah satu faktor risiko utama kanker testis adalah kondisi yang disebut kriptorkismus, atau testis yang tidak turun.
- Meskipun kanker testis dapat menyerang pria dari segala usia, sekitar 50 persen kanker testis terjadi pada pria berusia antara 20 dan 34 tahun.
- Faktor gaya hidup tampaknya tidak terlalu memengaruhi perkembangan kanker testis.
Kanker dapat menyerang berbagai area tubuh, termasuk organ vital, seperti testis. Testis adalah kelenjar dalam tubuh yang menggantung di bawah penis dan bertugas membuat hormon pria dan sperma.
Pria dengan kanker testis memiliki risiko mengalami infertilitas dan testosteron rendah. Kabar baiknya, kanker testis adalah salah satu jenis kanker yang paling bisa diobati, bahkan meskipun telah memasuki stadium lanjut.
Penyebab kanker testis tidak diketahui dengan jelas. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini. Nah, lewat artikel ini kita akan membahas apa saja penyebab dan faktor risiko kanker testis.
1. Testis tidak turun
Pada awal kehamilan, testis terbentuk di perut bagian bawah bayi laki-laki. Tidak lama sebelum lahir, testis harus jatuh ke dalam skrotum. Namun, pada segelintir bayi, ini tidak terjadi. Risiko ini lebih tinggi jika bayi lahir lebih awal.
Jika testis tidak turun sebelum bayi dilahirkan, maka kondisi ini dikenal sebagai kriptorkismus. Kanker testis lebih sering terjadi pada pria yang lahir dengan kondisi kriptorkismus.
Pada kebanyakan pria dengan kriptorkismus, testis dapat turun sendiri saat mereka mencapai usia pubertas. Namun, beberapa laki-laki perlu menjalani operasi untuk menurunkannya.
2. Sel abnormal pada testis
Karsinoma testis in situ, juga dikenal sebagai neoplasia sel germinal intratubular atau neoplasia intraepitelial testis, merupakan prekursor (tahap awal sebelum kanker berkembang) kanker testis. Sekitar setengah dari pria dengan karsinoma testis in situ akan mengembangkan kanker testis dalam waktu lima tahun jika tidak diobati.
Dokter mungkin menemukan dan mendiagnosis karsinoma testis in situ saat kamu menjalani biopsi testis untuk memeriksa infertilitas. Selanjutnya, dokter akan menawarkan untuk menjalani perawatan seperti radioterapi atau pembedahan untuk mencegah berkembangnya kanker testis.
3. Riwayat keluarga
Orang yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker testis berisiko lebih tinggi mendapatkannya juga. Peningkatan risiko ini diyakini karena adanya perubahan gen tertentu. Meskipun begitu, risikonya cukup kecil.
Meskipun riwayat keluarga meningkatkan risiko mengembangkan kanker testis, tetapi kebanyakan pria dengan kanker testis tidak memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ini. Sindrom Klinefelter termasuk kelainan genetik yang juga berkaitan dengan peningkatan risiko kanker testis.
4. Ras dan etnis
Kanker testis lebih mungkin didiagnosis pada beberapa kelompok ras dan sosial. Risiko kanker testis di antara pria kulit putih adalah sekitar 4 hingga 5 kali lebih tinggi daripada pria kulit hitam dan Asia-Amerika. Sementara, risiko orang Indian Amerika berada di antara orang Asia dan orang kulit putih.
Alasan perbedaan ini tidak diketahui. Di dunia, risiko terkena kanker ini paling tinggi di antara pria yang tinggal di Amerika Serikat dan Eropa dan terendah di antara pria yang tinggal di Afrika atau Asia.
5. HIV atau AIDS
Orang dengan HIV atau AIDS mengalami risiko yang lebih tinggi mengembangkan kanker testis. Sejauh ini, tidak ada infeksi selain HIV yang terkait dengan peningkatan risiko kanker testis.
Orang yang hidup dengan HIV atau AIDS biasanya diberi obat antivirus untuk mengelola kondisi. Obat ini membatalkan peningkatan risiko yang terkait dengan infeksi.
6. Memiliki riwayat kanker testis sebelumnya
Pria yang sebelumnya didiagnosis dengan kanker testis antara 12 hingga 18 kali lebih mungkin untuk mengembangkannya di testis lainnya. Untuk alasan ini, penting bagi setiap orang yang pernah didiagnosis dengan kanker testis untuk mengawasi testis lainnya.
Penyintas kanker testis juga perlu mengamati tanda-tanda kekambuhan selama antara 5 dan 10 tahun. Salah satu caranya adalah dengan rutin memeriksakan diri ke rumah sakit.
7. Infertilitas
Pria yang memiliki masalah kesuburan lebih mungkin didiagnosis menderita kanker testis. Hal ini biasanya diketahui saat melakukan pemeriksaan kesuburan atau program kehamilan.
Menurut studi, infertilitas pria terletak di persimpangan determinan genetik dan efek lingkungan. Kendati mekanisme genetik yang pasti dari infertilitas masih belum jelas, gangguan ini dikaitkan dengan sejumlah penyakit medis, termasuk kanker testis.
8. Usia
Meskipun kanker testis dapat menyerang pria dari segala usia, tetapi sekitar 50 persen kanker testis terjadi pada pria berusia antara 20 dan 34 tahun.
9. Hipospadia
Hipospadia adalah kelainan bawaan ketika mana lubang uretra tidak terletak di ujung penis, melainkan di sepanjang bagian bawahnya. Kelainan ini dapat diperbaiki dengan operasi, tetapi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena kanker testis.
10. Faktor risiko gaya hidup untuk kanker testis
Risiko terkena beberapa jenis kanker lainnya meningkat ketika gaya hidup kamu tidak sehat, seperti merokok, kurang aktivitas fisik, dan makan berlebihan yang menyebabkan obesitas. Namun, ini tidak berlaku untuk kanker testis. Pengecualiannya mungkin konsumsi alkohol.
Setidaknya satu penelitian menemukan bahwa mengonsumsi 14 atau lebih minuman beralkohol per minggu dapat meningkatkan risiko pria terkena jenis kanker yang dikenal sebagai karsinoma sel germinal testis, tetapi penelitian lebih lanjut direkomendasikan.
Selain itu, beberapa penelitian telah mengidentifikasi risiko yang lebih tinggi untuk kanker testis di antara pria yang pola makannya tinggi lemak, daging merah, dan produk susu atau rendah buah dan sayuran.
Namun, sebagian besar ahli sepakat bahwa kanker testis tidak dapat dicegah dengan mengubah kebiasaan gaya hidup. Pria dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan sendiri dan melaporkan setiap perubahan ukuran, bentuk, atau konsistensi testis mereka kepada dokter mereka.
Faktor risiko yang belum terbukti atau kontroversial
Cedera atau trauma sebelumnya pada testis dan tindakan berulang seperti menunggang kuda tampaknya tidak berhubungan dengan perkembangan kanker testis.
Sebagian besar penelitian tidak menemukan bahwa aktivitas fisik yang berat meningkatkan risiko kanker testis. Menjadi aktif secara fisik telah dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terhadap beberapa bentuk kanker lainnya, serta risiko yang lebih rendah terhadap banyak masalah kesehatan lainnya.
Demikianlah beberapa faktor risiko kanker testis. Jangan tunda pemeriksaan ke dokter jika kamu melihat perubahan pada salah satu atau kedua testis. Waktu diagnosis dan pengobatan sangat menentukan keberhasilan pengobatan kanker.
Referensi
"What Is an Undescended Testicle?" WebMD. Diakses Agustus 2024.
"Risks and causes of testicular cancer." Cancer Research UK. Diakses Agustus 2024.
"Risk Factors for Testicular Cancer." American Cancer Society. Diakses Agustus 2024.
"Testicular Cancer." National Health Service. Diakses Agustus 2024.
Hotaling, James M., and Thomas J. Walsh. “Male infertility: a risk factor for testicular cancer.” Nature Reviews Urology 6, no. 10 (September 1, 2009): 550–56.
"Causes and Risk Factors of Testicular Cancer." Moffitt Cancer Center. Diakses Mei 2025.
"Causes and risk factors of testicular cancer." Macmillan Cancer Support. Diakses Mei 2025.
Sertac Yazici et al., “Risk Factors for Testicular Cancer: Environment, Genes and Infections—Is It All?,” Medicina 59, no. 4 (April 7, 2023): 724, https://doi.org/10.3390/medicina59040724.
Mary L. Biggs et al., “Consumption of Alcoholic Beverages in Adolescence and Adulthood and Risk of Testicular Germ Cell Tumor,” International Journal of Cancer 139, no. 11 (August 16, 2016): 2405–14, https://doi.org/10.1002/ijc.30368.