Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

FDA Sahkan Imfinzi dan Imjudo, Obat Kanker Paru dari AstraZeneca

ilustrasi pasien kanker paru (pexels.com/Thirdman)
ilustrasi pasien kanker paru (pexels.com/Thirdman)

Kanker paru adalah salah satu kanker paling umum di dunia. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2020, kanker paru menempati tempat kedua sebagai kanker paling umum dengan 2,21 juta kasus. Namun, dari segi mortalitas, kanker paru menempati tempat pertama dengan sekitar 1,8 juta kasus kematian.

Selain deteksi dini, pengobatan tepat sasaran bisa meningkatkan kesintasan pasien kanker paru secara secara signifikan. Kabar baiknya, pada Sabtu (10/12), BPOM AS (FDA) memberikan izin untuk obat buatan AstraZeneca, Imfinzi (durvalumab) dan Imjudo (tremelimumab), untuk kanker paru stadium IV.

Cara kerja Imfinzi dan Imjudo

ilustrasi Imfinzi, obat antibodi monoklonal buatan AstraZeneca (fiercepharma.com)
ilustrasi Imfinzi, obat antibodi monoklonal buatan AstraZeneca (fiercepharma.com)

AstraZeneca menjelaskan bahwa Imfinzi adalah terapi antibodi monoklonal yang mengikat protein PD-L1 agar tidak berinteraksi dengan protein PD-1 dan CD80. Hasilnya, sel kanker lebih mudah disasar oleh sistem imun tubuh.

Lalu, Imjudo juga adalah terapi antibodi monoklonal yang menyasar dan memblokir aktivitas cytotoxic T-lymphocyte-associated protein 4 (CTLA-4). Bedanya dengan Imfinzi, pemblokiran aktivitas CTLA-4 mencegah aktivasi sel T sehingga mematangkan respons imun yang makin gencar mematikan sel kanker.

Meningkatkan peluang kesintasan

Perizinan FDA keluar setelah AstraZeneca membagikan hasil POSEIDON III. Dimuat dalam Journal of Clinical Oncology pada awal November 2022 kemarin, sebanyak 1.013 pasien di 18 negara yang memiliki kanker paru non-sel kecil (NSCLC). Para pasien dibagi menjadi tiga kelompok:

  • Sebanyak 338 pasien: Menerima tremelimumab, durvalumab, dan kemoterapi berbasis platinum.
  • Sebanyak 338 pasien: Durvalumab dan kemoterapi berbasis platinum.
  • Sebanyak 337 pasien: Hanya kemoterapi.

Dibanding kemoterapi saja, kombinasi Imfinzi, Imjudo, dan kemoterapi, mengurangi risiko kematian hingga 23 persen. Selain itu, kombinasi ini mengurangi perkembangan kanker paru hingga 28 persen. Kesintasan pun bertambah 25 persen, karena para pasien kanker paru NSCLC tetapi hidup dalam 3 tahun, dibanding 13,6 persen dengan kemoterapi saja.

Efek samping tergolong ringan

kombinasi Imfinzi dan Imjudo (hep.cmt.com.cn)
kombinasi Imfinzi dan Imjudo (hep.cmt.com.cn)

FDA menyarankan dosis Imjudo untuk pasien dengan bobot tubuh lebih dari 30 kg adalah 75 mg via infus setiap tiga minggu dan Imfinzi dengan 1.500 mg via infus dengan kemoterapi berbasis platinum selama sempat siklus. Lalu, pemberian Imfinzi dosis 1.500 mg dengan kemoterapi setiap empat minggu. Dosis kelima Imjudo (75 mg) diberikan pada minggu ke-16.

Lalu, untuk pasien dengan bobot tubuh kurang dari 30 kg, dosis Imjudo yang disarankan adalah 1 mg/kg, dan untuk Imfinzi adalah 20 mg/kg. AstraZeneca menyebut bahwa efek samping Imfinzi dan Imjudo tergolong aman dan ringan.

Terjadi pada lebih dari 20 persen pasien, FDA mencatat bahwa efek samping paling umum adalah:

  • Mual.
  • Kelelahan.
  • Berkurangnya nafsu makan.
  • Nyeri muskuloskeletal.
  • Ruam.
  • Diare.

Tidak hanya untuk kanker paru

Executive Vice President Oncology Business Unit AstraZeneca, Dave Frederickson menyambut positif perizinan FDA. Menurutnya, Imfinzi dan Imjudo penting sebagai perawatan baru untuk meningkatkan kesintasan kanker paru NSCLC.

"Ini adalah indikasi kedua untuk Imjudo dan Imfinzi, beberapa minggu setelah perizinannya untuk kanker lever yang tak bisa dioperasi, dan menguatkan manfaat pengoabtan baru ini dan komitmen kami untuk menyelamatkan pasien kanker dengan urgensi yang terus meningkat," kata Dave.

Sebelumnya, kedua obat ini juga mendapatkan izin dari FDA pada Oktober 2022 untuk mengobati karsinoma hepatoseluler (HCC) yang tidak dapat dioperasi, jenis kanker hati yang paling umum. Berdasarkan hasil fase 3 HIMALAYA, kombinasi Imjudo dan Imfinzi bisa mengurangi risiko mortalitas hingga 22 persen.

Selain itu, Imfinzi juga adalah satu-satunya imunoterapi yang diizinkan untuk kanker saluran empedu yang tak bisa dioperasi atau stadium IV dan kanker kantung kemih. Di sisi lain, berkolaborasi dengan Imjudo, Imfinzi juga tengah diujikan ke HCC lokoregional, kanker paru sel kecil (SCLC), dan kanker kantung kemih.

Harapan baru untuk kanker paru NSCLC

ilustrasi infus (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi infus (pexels.com/Anna Shvets)

Seiring zaman, terapi kanker makin berkembang seiring manusia mengerti mengenai genomika kanker. Selain itu, Medical News Today mencatat bahwa telah banyak muncul rencana pengobatan yang menarget mutasi spesifik kanker. Meski begitu, sedikit pilihan pengobatan untuk kanker paru NSCLC yang sudah menyebar ke organ tubuh jauh. 

Salah satu pengobatan yang berpotensi adalah imunoterapi immune checkpoint inhibitor ditambah kemoterapi. Imunoterapi meningkatkan sistem imun untuk menyasar dan menghancurkan sel kanker, dengan cara meningkatkan jumlah sel atau menghentikan mekanisme yang membunuh sel imun.

Medical News Today menuliskan bahwa lebih dari 80 persen kanker paru adalah NSCLC. Selain sering terdiagnosis di stadium lanjut, kepala peneliti di pengujian POSEIDON III, Melissa Johnson, MD., mengatakan bahwa pengobatan masa kini tidak andal dalam mengobati NSCLC.

"Perizinan dua imunoterapi dengan kemoterapi ini membuka opsi pengobatan baru dengan toleransi tinggi untuk pasien kanker paru NSCLC, dan meningkatkan peluang kesintasan," tulis  Melissa.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Alfonsus Adi Putra
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us