Gejala Umum Subvarian Omicron BA.2 yang Perlu Diketahui

Varian Omicron yang menjadi perhatian saat ini merupakan varian dominan yang beredar secara global, terhitung hampir semua urutan yang dilaporkan ke GISAID. Omicron terdiri dari beberapa keturunan, masing-masing dipantau oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan mitranya.
Meskipun penelitian masih berlangsung, WHO mengatakan bahwa BA.2 lebih mudah menular daripada BA.1, tetapi tidak ditemukan lebih parah. Akan tetapi, karena jumlah kasus terus meningkat di beberapa negara, gejala umum subvarian Omicron BA.2 menjadi topik pembicaraan.
1. Gejala umum subvarian Omicron BA.2
Gejala BA.2 yang paling umum mirip flu biasa atau virus musiman lainnya, menurut Bernadette Boden-Albala, MPH, direktur dan dekan pendiri University of California, Irvine (UCI), Amerika Serikat (AS) kepada Health.
Tanda-tanda tersebut antara lain demam, kedinginan, kelelahan, batuk, nyeri tubuh, sesak napas, dan sakit tenggorokan.
Selain itu, beberapa pasien mengalami gejala saluran pernapasan atas, hidung tersumbat, dan gejala gastrointestinal, termasuk sakit perut, muntah, dan diare, kata Eric Cioe-Peña, MD, dokter departemen darurat dan direktur kesehatan global di Staten Island University Hospital.
Beberapa gejala COVID-19 seperti kehilangan rasa atau penciuman, terlihat lebih jarang pada infeksi BA.2 dibandingkan dengan varian sebelumnya, termasuk Delta.
Namun, secara keseluruhan, gejala BA.2 secara umum mirip dengan varian sebelumnya.
"Belum ada perubahan gejala yang signifikan. Biasanya hidung tersumbat atau sakit tenggorokan (umum)," kata Cioe-Peña.
"Tetapi gejalanya bisa lebih ringan, terutama pada individu yang divaksinasi atau sebelumnya terinfeksi."
Gejala BA.2 sangat mirip dengan subvarian Omicron BA.1, yang menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 pada akhir tahun 2021 dan awal 2022, kata Michael Blaivas, MD, kepala petugas medis di Anavasi Diagnostics, memberi tahu Health.
Varian Delta diketahui menyebabkan gejala yang lebih parah daripada yang terlihat sekarang, katanya lagi.
"Strain asli menyebabkan penderitaan yang luar biasa dengan banyak kematian dan penyakit parah," kata Dr. Blavias, mencatat bahwa lebih sedikit orang yang divaksinasi saat Delta mendominasi.
"Omicron dan subvariannya tidak memiliki gejala yang parah seperti yang kita lihat dengan strain awal dan dengan Delta," tambahnya.
Sementara varian Delta dan Omicron memiliki banyak gejala yang sama, tetapi mereka berbeda dalam hal tingkat keparahannya. Secara khusus, BA.2 berbeda dari Delta karena memiliki potensi yang jauh lebih rendah untuk menyebabkan penyakit parah dan rawat inap, terutama pada orang-orang yang sudah divaksinasi.