- Masalah logistik dan penyimpanan vaksin. Vaksin baru seperti vaksin pneumokokus atau rotavirus butuh tempat penyimpanan bersuhu rendah yang besar dan stabil. Banyak negara masih kekurangan fasilitas rantai dingin (cold chain), sehingga vaksin bisa rusak sebelum dipakai. Selain itu, penggunaan jarum suntik kaca sekali pakai juga menimbulkan persoalan limbah medis.
- Keterbatasan dana. Imunisasi butuh biaya besar, terutama untuk negara berpendapatan rendah dan menengah. WHO memperkirakan dibutuhkan sekitar 76 miliar dolar AS untuk menjalankan program imunisasi dan memperkenalkan vaksin baru. Sayangnya, tidak semua negara mendapat bantuan dari lembaga seperti GAVI, sehingga beberapa harus menanggung biaya sendiri.
- Akses yang belum merata. Di atas kertas, cakupan imunisasi nasional terlihat tinggi. Namun, di lapangan, masih banyak anak yang belum pernah mendapat vaksin sama sekali, terutama di daerah terpencil atau sulit dijangkau. Faktor sosial seperti peran gender, kepercayaan agama, atau keputusan keluarga juga memengaruhi siapa yang akhirnya divaksinasi dan siapa yang tidak.
- Kesiapan sistem kesehatan. Banyak negara masih kekurangan tenaga, data, dan sistem pemantauan penyakit yang kuat. Padahal, semua itu penting untuk memastikan vaksin diberikan tepat sasaran. Selain itu, imunisasi belum sepenuhnya terintegrasi dengan program kesehatan lain seperti pengendalian diare, meningitis, atau kanker.
- Kebijakan dan kapasitas teknis. Setiap negara harus menyesuaikan rekomendasi WHO dengan kondisi lokal, termasuk epidemiologi dan prioritas kesehatan. Untuk itu, perlu ada tim ahli nasional (seperti NITAG) yang bisa menilai bukti ilmiah dan membantu pemerintah menentukan kebijakan imunisasi yang tepat.
- Keamanan dan kualitas vaksin. WHO dan mitra global terus memastikan vaksin yang beredar aman, efektif, dan sesuai standar. Namun, tantangan tetap muncul — mulai dari memastikan pasokan yang terjangkau, hingga menjaga kualitas vaksin selama distribusi di negara dengan infrastruktur terbatas.
- Pendanaan surveilans yang tidak stabil. Pemantauan penyakit dan evaluasi program imunisasi sering bergantung pada dana jangka pendek. Ketika pendanaan habis, sistemnya ikut berhenti. Padahal, data pemantauan sangat penting untuk tahu wilayah mana yang tertinggal dan butuh perhatian lebih.
Hari Imunisasi Sedunia 10 November 2025: Sejarah dan Tema

- Sejarah Hari Imunisasi Sedunia: Momentum global untuk menjaga keberhasilan imunisasi dan memperkuat upaya pencegahan terhadap penyakit yang bisa dicegah.
- Tema 2025: "Immunization for All is Humanly Possible" menekankan pentingnya imunisasi untuk semua.
- Kekuatan dari vaksinasi: efektif melindungi dari infeksi berbahaya, membangun kekebalan kelompok, dan menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun.
Setiap tanggal 10 November, dunia memperingati Hari Imunisasi Internasional/World Immunization Day, sebagai pengingat akan pentingnya imunisasi dalam mengurangi penyakit, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
Kini peringatan ini makin relevan karena masih ada tangangan cakupan imunisasi dan kepercayaan publik terhadap vaksin, misalnya banyak mitos tentang vaksin yang menyesatkan.
Di bawah ini akan dibahas sejarah, tema, dan apa yang bisa dilakukan untuk mendukung hari peringatan ini sebagai bentuk kepedulian.
Sejarah
Hari Imunisasi Sedunia hadir sebagai pengingat pentingnya akses vaksin bagi semua orang, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Peringatan yang jatuh setiap 10 November ini menjadi momentum global untuk menjaga keberhasilan imunisasi sekaligus memperkuat upaya pencegahan terhadap berbagai penyakit yang bisa dicegah.
Sejarahnya berakar pada Expanded Programme on Immunization (EPI) yang diluncurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1974. Program ini dirancang untuk melindungi jutaan anak di seluruh dunia dari ancaman penyakit menular seperti difteri, polio, dan campak.
Di Indonesia, imunisasi telah lama menjadi bagian dari layanan kesehatan dasar dan program pemerintah. Namun, tantangan berupa kesenjangan cakupan, mitos menyesatkan, dan keterbatasan informasi masih kerap ditemui. Karena itu, peringatan Hari Imunisasi Sedunia bukan sekadar seremoni, melainkan ajakan nyata untuk memperkuat sistem imunisasi nasional dan memastikan perlindungan kesehatan bagi semua lapisan masyarakat.
Tema
Untuk peringatan tahun 2025, kampanye global menekankan bahwa imunisasi adalah salah satu pencapaian terbesar dunia kesehatan dan masih ada banyak orang yang belum terlindungi. Menurut kampanye internasional, tema 2025 berbunyi “Immunization for All is Humanly Possible”, yang artinya imunisasi untuk semua adalah mungkin bila ada kemauan dan kerja sama.
Di Indonesia sendiri, tema terkait imunisasi, termasuk rangkaian untuk Pekan Imunisasi Dunia 2025, mengusung slogan “Ayo Lengkapi Imunisasi, Generasi Sehat Menuju Indonesia Emas”. Tema ini menggarisbawahi pentingnya memastikan bahwa semua anak dan kelompok lainnya mendapatkan imunisasi lengkap agar tercipta generasi sehat yang produktif.
Kekuatan dari vaksinasi

Vaksin masih menjadi salah satu teknik kesehatan paling efektif dalam sistem pelayanan kesehatan modern. Dengan vaksinasi, kamu dapat terlindungi dari berbagai infeksi berbahaya yang berpotensi berakibat fatal, seperti campak, polio, dan tetanus.
Lebih dari sekadar melindungi individu, vaksin juga membangun kekebalan kelompok (herd immunity). Ketika sebagian besar masyarakat telah divaksinasi, terbentuklah lapisan perlindungan yang mencegah penyakit menyebar lebih luas.
WHO menegaskan bahwa setiap tahun vaksin menyelamatkan jutaan nyawa, terutama anak-anak. Imunisasi merupakan salah satu cara paling efisien dan hemat biaya untuk meningkatkan kesehatan, karena mampu menekan pengeluaran medis sekaligus mencegah penyakit sebelum muncul.
Tantangan utama dalam upaya imunisasi global
Meski imunisasi sudah terbukti menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun, tetapi masih banyak tantangan yang membuat cakupan vaksinasi belum merata di seluruh dunia. Berikut beberapa kendala utamanya:
Referensi
Philippe Duclos et al., “Global Immunization: Status, Progress, Challenges and Future,” BMC International Health and Human Rights 9, no. S1 (October 1, 2009): S2, https://doi.org/10.1186/1472-698x-9-s1-s2.
"Hari Imunisasi Internasional 10 November 2025: Sejarah, Tema, dan Relevansi untuk Mahasiswa & Masyarakat." UNESA. Diakses November 2025.
"Fast Facts on Global Immunization." CDC. Diakses November 2025.
"Understanding World Immunization Day." Northern Medical Center. Diakses November 2025.
"World Immunization Day 2025: History, Significance And Global Vaccination Efforts." News18. Diakses November 2025.


















