ilustrasi serangan jantung (pixabay.com/Pexels)
Penyebab umum henti jantung mendadak adalah aritmia, yang terjadi ketika sistem kelistrikan jantung tidak bekerja dengan semestinya.
Sistem kelistrikan jantung mengontrol laju dan ritme detak jantung. Apabila ada masalah, jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Sering kali aritmia singkat dan tidak berbahaya, tetapi beberapa jenisnya dapat menyebabkan henti jantung mendadak.
Irama jantung yang paling umum pada saat henti jantung adalah aritmia di ventrikel. Impuls listrik yang cepat dan tidak menentu menyebabkan ventrikel bergetar sia-sia alih-alih memompa darah (fibrilasi ventrikel).
Kondisi jantung yang dapat menyebabkan henti jantung
Henti jantung mendadak bisa dialami oleh orang yang tidak memiliki penyakit jantung yang diketahui. Namun, aritmia yang mengancam nyawa umumnya berkembang pada orang dengan kondisi jantung yang sudah ada sebelumnya, yang mungkin tidak terdiagnosis.
Kondisi ini meliputi:
- Penyakit arteri koroner: Sebagian besar kasus henti jantung mendadak terjadi pada orang yang memiliki penyakit arteri koroner, kondisi saat arteri tersumbat oleh kolesterol dan endapan lainnya, sehingga mengurangi aliran darah ke jantung.
- Serangan jantung: Jika serangan jantung terjadi, sering kali sebagai akibat dari penyakit arteri koroner yang parah, dapat memicu fibrilasi ventrikel dan henti jantung mendadak. Serangan jantung juga dapat meninggalkan jaringan parut di jantung. Arus pendek listrik di sekitar jaringan parut dapat menyebabkan kelainan pada irama jantung.
- Pembesaran jantung (kardiomiopati): Ini terjadi terutama ketika dinding otot jantung meregang dan membesar atau menebal. Otot jantung kemudian menjadi tidak normal, suatu kondisi yang sering menyebabkan aritmia.
- Penyakit katup jantung: Kebocoran atau penyempitan katup jantung dapat menyebabkan peregangan atau penebalan otot jantung. Ketika bilik menjadi membesar atau melemah karena stres yang disebabkan oleh katup yang kencang atau bocor, ada peningkatan risiko aritmia.
- Cacat jantung saat lahir (penyakit jantung bawaan): Bila henti jantung mendadak terjadi pada anak-anak atau remaja, bisa jadi karena penyakit jantung bawaan. Orang dewasa yang telah menjalani operasi korektif untuk cacat jantung bawaan masih memiliki risiko lebih tinggi mengalami henti jantung mendadak.
- Masalah kelistrikan pada jantung: Pada beberapa orang, masalahnya ada pada sistem kelistrikan jantung itu sendiri, bukan masalah pada otot atau katup jantung. Ini disebut kelainan irama jantung primer dan termasuk kondisi seperti sindrom Brugada dan sindrom long QT.