Globus Pharyngeus: Penjelasan, Penyebab, dan Cara Mengobatinya

Atau sering disebut sebagai sensasi globus

Tenggorokan rasanya seperti ada mengganjal, tapi tidak ada masalah saat menelan atau bernapas? Mungkin kamu mengalami kondisi dengan istilah globus pharyngeus atau sensasi globus. Kondisi ini sering kali merujuk pada benjolan di tenggorokan.

Beberapa ada yang menggambarkan sensasi seperti gatal, tegang, berdenyut, atau seperti ada pil yang tersangkut di tenggorokan. Walaupun tidak sakit, tetapi globus pharyngeus bisa sangat mengganggu.

Sebetulnya, kondisi apa, sih, ini? Perlukah dikhawatirkan?

1. Seberapa umum kasus globus pharyngeus?

Globus Pharyngeus: Penjelasan, Penyebab, dan Cara Mengobatinyahealth.com

Sebuah laporan dalam jurnal “Gastroenterology” tahun 2006 mendefinisikan globus pharyngeus sebagai gejala klinis yang jelas dan biasanya berlangsung lama, sulit diobati, dan cenderung kambuh.

Gejala ini dapat membaik setelah makan dan umumnya tidak dibarengi dengan kondisi disfagia (sulit menelan) atau odinofagia (nyeri saat menelan).

Diperkirakan globus pharyngeus menyumbang 4 persen rujukan berkaitan dengan THT (telinga, hidung, tenggorokan). Dilaporkan kondisi ini menjangkiti sampai 46 persen dari individu yang tampak sehat dan kebanyakan berusia paruh baya.

Seorang dokter bernama John Purcell pada tahun 1707 menggambarkan kondisi ini secara akurat, yaitu kondisi yang disebabkan oleh tekanan pada tulang rawan tiroid akibat kontraksi otot di leher.

Dulunya, kondisi ini digambarkan sebagai globus hystericus karena sering dikaitkan dengan faktor psikogenik atau menopause. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1968, Malcomson menciptakan istilah globus pharyngeus setelah dirinya menemukan kebanyakan pasien dengan sensasi globus tidak memiliki kepribadian histeris.

2. Penyebabnya bisa dari banyak kondisi

Globus Pharyngeus: Penjelasan, Penyebab, dan Cara Mengobatinyaunsplash.com/Vladislav Muslakov

Dilansir Medical News Today dan Healthline, globus pharyngeus sering kali disebabkan oleh peradangan kecil di tenggorokan atau di area belakang mulut. Selain itu, beberapa potensi penyebab kondisi ini di antaranya adalah:

  • Ketegangan otot, kehilangan koordinasi otot, atau tetesan lendir (postnasal).
  • Masalah kesehatan psikologis atau perubahan suasana hati. Dalam beberapa kasus, orang dengan gangguan kecemasan dan depresi lebih berisiko mengalami sensasi globus. Mereka mungkin mengalami gumpalan sementara yang mengganjal di tenggorokan saat merasa cemas, depresi, atau suasana hati berubah.
  • Gastroesophageal reflux disease (GERD). Peradangan akibat asam lambung dapat menyebabkan globus pharyngeus yang memungkinkan terjadinya terjadinya kejang otot yang memicu perasaan seperti ada benda yang tersangkut di tenggorokan.
  • Esofagitis eosinofilik. Kondisi ini digambarkan sebagai peradangan kronis pada esofagus yang biasanya terjadi karena alergi.
  • Zenker diverticukulum, yaitu kondisi langka yang menyebabkan kantong terbentuk di persimpangan faring dan esofagus.
  • Gangguan otot rangka seperti myasthenia gravis dan myotonia mungkin dapat menyebabkan globus pharyngeus.

Studi terkait globus pharyngeus dalam “World Journal of Gastroenterology” menyebut, potensi penyebab lain yang dapat menyebabkan sensasi globus adalah gangguan sendi temporomandibular, hiperviskositas dari mukosa nasofaring, sindrom Eagle, ketegangan laring dan faring yang berlebihan, dan penurunan fungsi kelenjar saliva.

Baca Juga: Selain Radang, Ini 5 Penyebab Sakit Tenggorokan Saat Menelan Makanan

3. Kapan harus ke dokter?

Globus Pharyngeus: Penjelasan, Penyebab, dan Cara Mengobatinyaunsplash.com/Matheus Ferrero

Pada beberapa kasus, kondisi globus pharyngeus mungkin bisa hilang dengan sendirinya. Namun, bila ada gejala penyerta, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter.

Gejala yang dimaksud di antaranya adalah:

  • Kesulitan menelan;
  • Muntah;
  • Tersedak saat menelan;
  • Nyeri saat menelan;
  • Sakit di tenggorokan atau leher;
  • Kelemahan otot di tenggorokan;
  • Penurunan berat badan;
  • Gejala yang menandakan infeksi atau masalah kesehatan serius lainnya (seperti demam atau pembengkakan kelenjar getah bening) serta gejala yang semakin memburuk.

4. Diagnosis globus pharyngeus

Globus Pharyngeus: Penjelasan, Penyebab, dan Cara MengobatinyaUnsplash.com/Ani Kolleshi

Belum ada konsensus terkait cara terbaik dalam diagnosis dan penanganan sensasi globus.

Sebuah studi dalam jurnal “Clinical Otolaryngology” di Inggris yang fokus pada THT menemukan sebanyak 14 persen dokter tidak melakukan tes khusus pada pasien sensasi globus, melainkan hanya meresepkan obat antasida jika ada indikasi klinis. Sebanyak 86 persen dokter menyelidiki gejala sensasi globus dengan ragam cara seperti endoskopi, barium swallow, atau kombinasi dari dua metode tersebut.

Meskipun cara diagnosisnya belum ditetapkan secara pasti, tetapi dokter akan memeriksa riwayat kesehatan pasien secara terperinci, pengamatan gejala, serta ada atau tidaknya masalah psikologis.

Selain itu, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik di area leher yang diikuti dengan pemeriksaan nasolaringoscopy pada laring atau faring.

5. Bisakah diobati?

Globus Pharyngeus: Penjelasan, Penyebab, dan Cara Mengobatinyaunsplash.com/Manki Kim

Sampai saat ini belum ada pengobatan khusus untuk globus pharyngeus. Orang yang sebelumnya pernah mengalaminya besar kemungkinannya untuk terkena lagi, terutama saat dalam kondisi stres.

Jika sensasi globus disebabkan oleh kondisi medis, pengobatan akan fokus pada penyebabnya. Misalnya pemberian antasida dan perubahan gaya hidup untuk membantu mengatasi sensasi globus yang berhubungan dengan GERD.

Perawatan lain seperti terapi otot dan penggunaan semprotan hidung juga mungkin direkomendasikan.

Ternyata, globus pharyngeus bisa dicegah, lho! Caranya adalah dengan minum air putih secara cukup, tidak merokok, tidak berteriak-teriak, dan mengistirahatkan suara ketika sakit. Namun, kalau sensasi mengganjal di tenggorokan ini sering terjadi dan disertai gejala lain, sebaiknya periksakan diri kamu ke dokter.

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya