Tanggal 23 September lalu diperingati sebagai Falls Prevention Awareness Day (FPAD). Hari khusus ini ditetapkan sebagai bentuk kesadaran kepada publik tentang bahaya jatuh bagi lansia. Ini karena jatuh merupakan penyebab kematian paling umum pada orang-orang di atas usia 65 tahun, ungkap National Council on Aging (NCOA).
Mengapa lansia lebih rentan jatuh dibanding kelompok usia lainnya? Dan bagaimana cara mencegah agar tidak ada lagi kematian akibat terjatuh? Simak penjelasannya di sini!
Jatuh bukan perkara remeh bagi lansia. Setidaknya, sekitar 9.500 orang di atas usia 65 tahun meninggal setiap tahunnya. Resiko kematian akibat terjatuh semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Lebih dari separuh lansia di atas usia 80 tahun terjatuh setiap tahun, ungkap laman Comfort Keepers.
87 persen dari kasus patah tulang pada lansia diakibatkan karena terjatuh. Sekitar 2⁄3 lansia yang terjatuh akan kembali terjatuh dalam kurun waktu 6 bulan.
Sementara, 1 dari 200 lansia yang jatuh akan mengalami patah tulang pinggul. Angka ini meningkat menjadi 1 dari 10 kasus pada lansia di atas usia 85 tahun, terang laman Comfort Keepers.
Apakah jatuh berakibat fatal pada lansia? Belum tentu. Banyak kasus jatuh pada lansia yang tidak menyebabkan cedera serius. Laman Chicago Tribune menyebut bahwa 4 dari 5 lansia membutuhkan bantuan orang lain untuk berdiri dan 30 persen di antaranya terpaksa berbaring di lantai selama lebih dari satu jam sampai bantuan datang.
Bukan hanya menyebabkan patah tulang, lansia yang terjatuh berisiko mengalami cedera otak traumatis! Sekitar 60 persen kasus cedera otak traumatis terjadi pada orang-orang di atas usia 65 tahun, ungkap penelitian yang dilakukan oleh William Filer, MD dan dipublikasikan dalam North Carolina Medical Journal. Parahnya, cedera otak akibat terjatuh menyebabkan kematian pada 14.347 jiwa di Amerika Serikat setiap tahunnya!
Tahukah kamu, ada beberapa penyakit yang bisa meningkatkan risiko terjatuh pada lansia. Di antaranya adalah penyakit parkinson, alzheimer dan radang sendi. Penyakit ini menyebabkan kelemahan otot, gangguan keseimbangan, kekuatan cengkraman tangan yang buruk dan menyebabkan lansia mudah terjatuh, terang laman Aging Care.
Ada beberapa jenis obat yang bisa meningkatkan risiko terjatuh. Di antaranya adalah obat penenang, anti-depresi, anti-psikotik hingga obat kardiovaskular.
Obat-obatan ini memiliki efek samping seperti pusing, mengantuk dan menyebabkan tekanan darah rendah. Akibatnya, lansia akan lebih mudah tergelincir dan jatuh, jelas laman Aging Care.
Ada beberapa tips sederhana yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjatuh pada lansia. Salah satunya adalah rutin berjalan kaki. Kok bisa? Berjalan kaki terbukti meningkatkan kesehatan tulang, mengurangi gejala osteoporosis dan meningkatkan kekuatan otot-otot kaki, jelas laman Better Health Kare.
Selain itu, tindakan pencegahan juga bisa dilakukan dengan membersihkan rumah. Hal-hal remeh seperti tumpukan buku di lantai, karpet yang licin atau lantai yang tidak rata bisa menyebabkan lansia terjatuh. Jangan lupa menyikat lantai kamar mandi karena lantai yang licin dan basah bisa mengakibatkan lansia terjatuh!
Nah, itulah fakta-fakta seputar jatuh pada lansia, penyebab, bahaya dan pencegahannya. Jika ada anggota keluarga yang masuk kategori lansia, jangan lupa untuk menjaganya ya!