Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Angka Kasus Kanker Apendiks Meningkat pada Milenial dan Gen X

Kanker usus buntu. (pexels.com/Anna Tarazevich)
Kanker usus buntu. (pexels.com/Anna Tarazevich)
Intinya sih...
  • Kasus kanker apendiks meningkat pada gen X dan milenial di Amerika Serikat, menurut studi baru.
  • Kanker apendiks sangat langka. Walaupun tercatat ada kenaikan kasus, tetapi risiko seseorang mengembangkan penyakit ini masih tergolong rendah.
  • Gejala kanker apendiks termasuk pembesaran perut, nyeri, dan gejala lainnya bergantung pada organ tempat kanker menyebar.

Kasus kanker usus buntu atau kanker apendiks meningkat tajam di kalangan orang dewasa muda, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine pada 10 Juni 2025.

Studi ini menemukan bahwa diagnosis penyakit ini tiga kali lipat lebih banyak pada generasi X dan empat kali lipat lebih banyak pada milenial yang lebih tua di Amerika Serikat (AS). Namun, para ahli menekankan bahwa kanker apendiks buntu sangat jarang, sehingga risiko seseorang mengembangkan penyakit ini masih tergolong rendah.

Sekilas tentang kanker apendiks

Kanker apendiks adalah jenis kanker yang tumbuh dari sel-sel yang membentuk usus buntu. Usus buntu adalah kantong kecil jaringan yang berada di dalam perut, bagian dari sistem pencernaan yang berfungsi menyerap nutrisi dan membuang zat sisa dari tubuh. Meskipun fungsi spesifiknya belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada kemungkinan usus buntu berperan dalam sistem kekebalan.

Ada dua jenis utama kanker apendiks:

  • Kanker epitel usus buntu, yang berasal dari sel epitel pada dinding usus buntu.

  • Kanker neuroendokrin usus buntu, yang berkembang dari sel-sel yang berperan dalam sistem hormon.

Penyebab kanker apendiks tidak diketahui. Tidak ada faktor risiko yang jelas dan tampaknya kanker ini tidak diturunkan dalam keluarga. Namun, bertambahnya usia dapat meningkatkan risiko kanker apendiks.

Kecuali jika tumor di usus buntu menyebabkan radang usus buntu (apendisitis), kamu mungkin tidak akan merasakan gejala yang jelas hingga kanker sudah berkembang dan menyebar ke organ lain atau menyebabkan penyumbatan. Sering kali, kanker apendiks ditemukan secara tidak sengaja saat organ ini diangkat atau saat pasien menjalani pemeriksaan untuk alasan lain dan dokter melihat massa mencurigakan.

Gejala utama kanker apendiks adalah kembung atau pembesaran ukuran perut, tetapi ini juga bisa menjadi tanda penyakit lain. Gejala lainnya bergantung pada organ tempat kanker menyebar, meliputi:

  • Ketidaknyamanan di panggul atau rasa tidak nyaman samar di perut, biasanya di sisi kanan.

  • Nyeri di perut dan/atau rasa penuh.

  • Hernia.

  • Penyumbatan atau obstruksi usus.

  • Tidak bisa buang gas.

  • Diare.

  • Massa ovarium.

  • Sesak napas.

  • Wajah dan leher memerah.

  • Hilang nafsu makan.

  • Mual.

  • Muntah.

Gejala radang usus buntu meliputi:

  • Nyeri tajam dan parah yang dimulai di tengah perut lalu bergerak ke bagian kanan bawah.

  • Nyeri yang bertambah buruk saat batuk.

  • Mual dan muntah.

  • Demam ringan.

  • Diare atau sembelit.

Jika usus buntu pecah, gejala bisa menghilang sementara tetapi akan kembali, disertai gejala lainnya.

Penyebab naiknya angka kasus kanker apendiks

Untuk menilai tingkat kejadian kanker apendiks berdasarkan kelompok usia, tim peneliti mengambil data dari National Cancer Institute mengenai 4.858 orang berusia 20 tahun ke atas yang didiagnosis kanker apendiks antara 1975 dan 2019.

Setelah mengelompokkan orang berdasarkan tahun kelahiran, tim peneliti menemukan bahwa dibandingkan dengan mereka yang lahir pada 1940-an, tingkat kanker apendiks meningkat lebih dari tiga kali lipat pada gen X (lahir pada 1970-an dan awal 1980-an) dan empat kali lipat pada milenial yang lebih tua (yang lahir antara tahun 1981 dan 1990).

Temuan ini sejalan dengan meningkatnya diagnosis kanker lain pada orang dewasa muda, termasuk kanker usus besar, payudara, rahim, prostat, dan lambung.

Walaupun studi menunjukkan kanker apendiks makin umum, tetapi penyakit ini tetap tergolong sangat langka.

Beberapa faktor dapat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker gastrointestinal pada orang dewasa muda. Misalnya pola makan, gaya hidup, serta paparan racun lingkungan dan antibiotik.

Penyebab kanker apendiks masih belum diketahui, tetapi kemungkinan berasal dari kombinasi berbagai faktor dan bagaimana faktor-faktor tersebut saling berinteraksi.

Referensi

"Appendiceal Cancer." National Cancer Institute. Diakses Juni 2025.

Holowatyj AN, Washington MK, Goldberg RM, Murphy CC. Birth Cohort Effects in Appendiceal Adenocarcinoma Incidence Across the United States. Ann Intern Med. 2025 Jun 10. doi: 10.7326/ANNALS-24-02479. Epub ahead of print. PMID: 40489784.

"Symptoms of Appendiceal Cancer." Memorial Sloan Kettering Cancer Center. Diakses Juni 2025.

"A Rare Cancer Is Increasing in Millennials and Gen X. Here’s What to Know." Health. Diakses Juni 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us