Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Penyakit Lupus Tidak Bisa Disembuhkan?

ilustrasi orang yang sakit lupus (unsplash.com/engin akyurt)

Penyakit lupus memang jarang terdengar di telinga kita. Meski jarang terdengar namanya, gak berarti penyakit ini bisa kita anggap enteng. Bahkan sebenarnya, lupus merupakan penyakit berbahaya yang dapat mengancam nyawa penderitanya.

Diperkirakan, ada sekitar 5 juta kasus lupus di seluruh dunia, dengan 16 ribu kasus baru setiap tahunnya. Anehnya berbeda dengan penyakit lain yang gak pandang bulu, 90 persen penderita lupus adalah perempuan. Kamu yang awam tentang lupus mungkin bertanya-tanya, apa itu lupus? Apa penyebabnya dan benarkah lupus tergolong ke dalam penyakit yang tak bisa disembuhkan? Berikut jawabannya!

1. Lupus merupakan penyakit autoimun

ilustrasi jaringan tubuh manusia (unsplash.com/camilo jimenez)

Apa itu penyakit lupus? Sebelum mencari tahu lebih jauh tentangnya, pertama-tama kita harus tahu dulu sebenarnya penyakit apakah ini. Dilansir Medline Plus, lupus (systemic lupus erythematosus) adalah salah satu jenis penyakit autoimun.

Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang harusnya melawan virus atau bakteri, justru menyerang jaringan dan sel sehat secara gak sengaja. Akibatnya, bagian tubuh yang diserang oleh sistem kekebalan akan mengalami peradangan. Bukan peradangan biasa, peradangan ini juga mempengaruhi bahkan merusak organ tubuh tertentu seperti jantung, paru-paru, kulit, ginjal, bahkan otak.

2. Gak hanya satu, lupus juga terbagi menjadi beberapa jenis

gambar ibu hamil (unsplash.com/Camylla Battani)

Bisa dibilang, lupus ini penyakit yang gak biasa. Kalau biasanya penyakit tertentu hanya terdiri dari satu jenis, lupus terbagi menjadi empat jenis, yaitu:

  • Systemic lupus erythematosus (SLE), yang dapat menyerang serta mempengaruhi banyak organ tubuh dengan tingkat keparahan ringan hingga berat. Lupus jenis ini adalah lupus yang paling banyak diderita di dunia.
  • Cutaneous lupus menyerang kulit. Berbeda dengan jenis sebelumnya, lupus satu ini hanya mempengaruhi kulit dan bukan organ dalam. Biasanya orang dengan cutaneous lupus akan mengalami ruam atau bahkan luka setelah terpapar sinar matahari.
  • Lupus juga bisa terjadi karena obat-obatan tertentu. Gejalanya akan muncul antara 3 sampai 6 bulan setelah kamu mengonsumsi obat tertentu, tapi akan hilang ketika konsumsi dihentikan.
  • Neonatal lupus yang merupakan jenis lupus paling langka. Lupus ini paling banyak terjadi pada bayi baru lahir dan disebabkan oleh antibodi tertentu yang diturunkan oleh ibunya.

3. Gejala lupus sering kali disalahartikan sebagai penyakit lain

gambar seseorang yang sedang menimbang berat badan (unsplash.com/i yunmai)

Penyakit berat kadang justru diawali dengan gejala-gejala ringan, begitu juga dengan lupus. Gejala untuk penyakit lupus sebenarnya beragam, dan berbeda pada setiap orang. Dilansir Healthline, gejalanya meliputi:

  • Kelelahan ekstrem yang gak hilang meski sudah beristirahat
  • Demam tanpa penyebab yang jelas
  • Rambut rontok
  • Penurunan berat badan
  • Pembengkakan di area mata
  • Jari kaki dan tangan yang berubah menjadi pucat atau ungu ketika kedinginan

Gejala yang paling khas dari penyakit ini adalah munculnya ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu di hidung dan kedua pipi. Ruam kemerahan ini dikenal dengan istilah flare dan seringkali muncul ketika penderita lupus terpapar sinar matahari. Gejala lupus bisa muncul, memburuk, atau kemudian membaik (remisi) secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Masalahnya adalah kadang gejala lupus sulit didiagnosis, sehingga sering disalahartikan sebagai penyakit lain.

4. Diperlukan beberapa tes khusus untuk memastikan penyakit lupus

gambar pengambilan sampel darah pasien (unsplash.com/Hush Naidoo Jade Photography)

Mengingat lupus adalah penyakit serius, diagnosis dan penanganannya pun gak bisa sembarangan. Dilansir CDC, untuk mengetahui seseorang menderita lupus atau tidak, mereka perlu pergi ke rumah sakit. Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, melakukan tes urine, beberapa tes darah, dan tes the antinuclear antibody (ANA) untuk mengetahui apakah ada kadar antibodi tertentu yang tinggi di tubuhnya.

Jika ternyata hasilnya positif, pasien akan diarahkan untuk melakukan rontgen dan beberapa tes lain untuk mengetahui organ tubuh bagian mana yang paling terpengaruh. Mereka juga wajib melakukan tes darah dan urine secara rutin untuk mengecek kondisi ginjal dan memastikan tidak mengalami anemia atau kurang darah.

5. Penyebab lupus masih menjadi misteri, begitu juga dengan obatnya

gambar obat (unsplash.com/Alexander Grey)

Gak akan ada asap, kalau gak ada api. Semua hal, termasuk penyakit tentu ada penyebabnya. Sayangnya sampai saat ini, para ahli dan dokter masih belum sepenuhnya tahu apa yang menyebabkan seseorang bisa terkena lupus. Namun mereka berpendapat bahwa genetik, keturunan, hingga lingkungan mungkin bisa memicu penyakit ini.

Lupus juga termasuk ke dalam penyakit yang tidak bisa disembuhkan karena hingga saat ini masih belum ditemukan obatnya. Pengobatan yang ada saat ini setidaknya dapat meredakan gejala para penderita dalam waktu yang selama mungkin.

Seseorang yang melakukan pengobatan dengan baik bisa aja mengalami remisi selama bertahun-tahun. Hal ini bukan hanya membuat mereka terbebas dari gejala lupus dalam jangka waktu lama. Lebih dari itu, mereka bisa hidup tanpa perlu khawatir akan rasa sakit, peradangan, hingga kerusakan organ. Walau begitu, ini tidak berarti lupus sepenuhnya sembuh. 

6. Bisakah penderita lupus mengalami remisi permanen?

ilustrasi pasien lupus (freepik.com/freepik)

Dijelaskan di atas bahwa penderita lupus yang mendapatkan perawatan dengan baik bisa mengalami remisi alias membaik. Kondisi ini bisa berlangsung dalam waktu yang lama sehingga mereka tidak akan merasakan gejala, flare up, maupun kambuhnya lupus. Akan tetapi, bisakah remisi berlangsung permanen?

Jawabannya, tidak. Remisi lupus tidak bisa menjadi kondisi yang permanen karena ini merupakan penyakit kronis yang berlangsung dalam jangka panjang. Selalu ada kemungkinan gejala akan kembali lagi sewaktu-waktu. Namun, hingga saat ini para peneliti pun tak bisa memperkirakannya karena kondisi yang dialami setiap pasien bisa berbeda-beda. 

Lupus memang termasuk penyakit yang berbahaya. Obatnya pun belum ditemukan hingga sekarang. Meski begitu, penyakit ini bukanlah penyakit yang menular. Harapan hidup untuk para penderita lupus juga bisa dibilang cukup tinggi. Para penderitanya bisa menjalankan aktivitas normal, dengan catatan mereka selalu mendapatkan perawatan yang baik dan tepat. Itulah kenapa, penting bagi penderita lupus untuk selalu konsultasi dengan dokter. 

Referensi

Lupus. Diakses pada Mei 2024. What is Lupus. 
CDC. Diakses pada Mei 2024. Lupus Basics. 
Mayo Clinic. Diakses pada Mei 2024. Lupus.
Medline Plus. Diakses pada Mei 2024. Lupus. 
Healthline. Diakses pada Mei 2024. 10 Early Signs of Lupus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Izza Namira
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us