Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Masalah Kesehatan pada Kaki akibat Penuaan, Bisakah Dicegah?

ilustrasi telapak kaki sakit (pexels.com/Katya Wolf)
ilustrasi telapak kaki sakit (pexels.com/Katya Wolf)
Intinya sih...
  • Penuaan dapat menyebabkan kehilangan bantalan kaki, hammer toe, kuku tebal dan rapuh, kulit kering dan retak, gout, osteoartritis, dan keratosis seboroik.
  • Perawatan seperti podiatris atau suntikan filler bisa membantu mengatasi masalah pada kaki. Peregangan dan memakai sepatu yang pas juga dapat membantu meringankan ketidaknyamanan.
  • Faktor risiko osteoartritis kaki meliputi obesitas, hammer toe, bunion, serta pernah mengalami cedera kaki atau pergelangan kaki. Gaya hidup sehat dan perawatan rutin bisa menurunkan risiko masalah kaki di usia tua.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Seperti halnya pada bagian tubuh lainnya, penuaan juga berdampak buruk pada kaki. Masalah pada kaki disebabkan karena tekanan yang ditimbulkan sepanjang hidup kita. Segala perubahan pada kaki akan memengaruhi fungsi sendi, tulang, dan tendon.

Perubahan ini cenderung berkembang secara bertahap seiring dengan melambatnya pergantian sel dan produksi kolagen. Perubahan pada kaki selanjutnya dapat menimbulkan masalah stabilitas yang memengaruhi lutut, pinggul, dan punggung bawah. 

Kali ini, kita membahas apa saja masalah pada kaki yang bisa terjadi seiring penuaan manusia.

1. Atrofi bantalan lemak

Penuaan dapat diiringi dengan kehilangan bantalan di kaki. Ini adalah kondisi yang buruk, karena kamu memerlukan lapisan empuk untuk melindungi kaki dari hentakan setiap hari. Akibatnya, kamu mungkin merasakan nyeri pada bagian telapak kaki dan tumit. 

Sepatu dengan bantalan atau sisipan sepatu busa khusus ortotik dapat membantu. Atau, podiatris mungkin menyarankan perawatan lain, seperti suntikan filler untuk menggantikan bantalan lemak.

2. Hammer toe

ilustrasi kaki (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi kaki (pexels.com/cottonbro studio)

Hammer toe adalah lengkungan abnormal pada sendi jari kaki. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penggunaan sepatu sempit atau sepatu hak tinggi yang memaksa jari kaki masuk lebih dalam. Hammer toe juga biasanya disertai kapalan, ketidaknyamanan, bengkak, dan nyeri.

Kondisi ini pada dasarnya bersifat permanen, kecuali jika dilakukan tindakan pembedahan untuk meluruskan kembali sendi jari kaki. Peregangan dapat membantu memulihkan sebagian mobilitas, tetapi tidak menyembuhkan kondisi. Mengenakan sepatu yang pas dapat membantu meringankan ketidaknyamanan dan rasa sakit.

3. Perubahan kuku kaki

Kuku kaki biasanya menjadi lebih tebal dan rapuh seiring bertambahnya usia, sehingga lebih sulit untuk dipotong dan dirawat.

Menurut studi, salah satu alasannya adalah pertumbuhan kuku cenderung melambat seiring dengan penurunan produksi hormon estrogen dan testosteron pada orang lanjut usia.

Estrogen dan testosteron merupakan hormon-hormon yang merangsang produksi keratin dan berkontribusi terhadap penampilan kuku yang halus dan kencang. Penurunan produksi hormon-hormon ini dapat menyebabkan kuku mengalami perubahan warna, retak, dan membentuk tonjolan dan lapisan yang tidak rata.

4. Tumit pecah-pecah

ilustrasi tumit kering dan pecah-pecah (freepik.com/schantalao)
ilustrasi tumit kering dan pecah-pecah (freepik.com/schantalao)

Kulit orang dewasa menghasilkan lebih sedikit minyak dan elastin, sehingga membuatnya lebih kering dan kurang kenyal. Jika dibiarkan tanpa perawatan, tumit akan mengeras, retak, dan sakit. 

Kelebihan berat badan juga memperburuk masalah. Untungnya, krim keratolitik dapat membantu mengelupas lapisan atas yang keras. Menggosok kaki dengan batu apung juga dapat menghilangkan kulit mati. Mengoleskan losion pelembap setiap hari bisa mengatasi kekeringan. Jika tumit bengkak dan merah, hubungi dokter.

5. Gout

Gout adalah jenis radang sendi yang menyakitkan dan paling umum terjadi pada laki-laki paruh baya. Gout terjadi ketika produk limbah yang disebut asam urat berkumpul sebagai kristal, sering kali di jempol kaki. Itu bisa membengkak, kaku, dan sangat menyakitkan. 

Dokter mungkin memberikan obat resep untuk meredakan pembengkakan. Berolahraga, mengurangi daging merah dan kerang, mengurangi minuman beralkohol dan makanan manis, dan minum lebih banyak cairan dapat membantu mencegah serangan gout.

6. Osteoartritis

ilustrasi radang sendi pada kaki (needpix.com/cnick)
ilustrasi radang sendi pada kaki (needpix.com/cnick)

Osteoartritis diperkirakan menyerang sekitar 10 persen laki-laki dan 13 persen perempuan berusia di atas 60 tahun. Ini merupakan penyakit sendi degeneratif yang dapat menyerang banyak jaringan sendi. Sejauh ini, osteoartritis adalah bentuk artritis yang paling umum.

Bagian kaki yang paling sering terkena meliputi sendi pergelangan kaki, sendi subtalar, dan sendi metatarsophalangeal pertama.

Faktor risiko umum untuk osteoartritis kaki meliputi:

  • Obesitas.
  • Hammer toe.
  • Bunion.
  • Pernah mengalami cedera kaki atau pergelangan kaki.

7. Keratosis seboroik

Kondisi kulit yang umum menyerang orang lanjut usia disebut keratosis seboroik. Ini ditandai dengan tumbuhnya lesi berwarna kulit yang sering disalahartikan sebagai kutil.

Lesi biasanya menyerang bagian atas kaki, jari kaki, dan pergelangan kaki. Lesi tidak pernah terlihat di telapak kaki.

Lesi seboroik tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi terkadang dapat terasa gatal atau iritasi saat memakai sepatu.

Meskipun semua masalah kaki ini mungkin tidak dapat dicegah sepenuhnya, tetapi ini bisa diturunkan risikonya dengan gaya hidup sehat dan perawatan kaki rutin.

Referensi

"What Can Go Wrong With Your Feet As You Age." WebMD. Diakses pada Oktober 2024. 
"How Aging Affects Your Feet." Verywell Health. Diakses pada Oktober 2024. 
Singh, Gurcharan, NayeemSadath Haneef, and Uday A. “Nail changes and disorders among the elderly.” Indian Journal of Dermatology Venereology and Leprology 71, no. 6 (January 1, 2005): 386.
Zhang, Yuqing et al. "Epidemiology of Osteoarthritis". Clinics in Geriatric Medicine, Volume 26, Issue 3, 355 - 369.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us