Mengapa Banyak Wabah Berasal dari Afrika?

- Meskipun keanekaragaman hayati dan kondisi lingkungan Afrika berkontribusi terhadap munculnya patogen baru, tetapi banyak wabah yang dimulai di sana diperburuk oleh kombinasi faktor-faktor seperti kemiskinan dan keterbatasan layanan kesehatan.
- Pergeseran populasi manusia yang masif juga menjadi satu alasan mengapa banyak penyakit berasal dari Afrika.
- Perubahan iklim mengubah ekosistem, menyebabkan kekeringan dan peristiwa cuaca ekstrem yang memaksa orang untuk bermigrasi. Ini dapat memfasilitasi penyebaran penyakit menular.
Dalam beberapa dekade terakhir, banyak wabah global, termasuk Ebola, HIV, dan Zika, yang setelah ditelusuri ternyata berasal dari Afrika. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang mengapa benua ini, dengan keanekaragaman hayati yang kaya dan ekosistem yang kompleks, sering dikaitkan dengan munculnya penyakit baru.
Beberapa faktor berkontribusi terhadap hal ini, mulai dari alasan lingkungan, sosial, dan sejarah. Yuk, kita lihat lebih jauh kenapa banyak wabah berasal dari Afrika.
1. Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi
Afrika mengalami salah satu tingkat pertumbuhan penduduk tertinggi di dunia. Urbanisasi yang cepat, dikombinasikan dengan kepadatan penduduk yang tinggi di kota-kota, menciptakan lingkungan tempat penyakit menular dapat menyebar dengan lebih mudah.
Kondisi tempat tinggal yang penuh sesak dan sanitasi yang tidak memadai makin memperburuk risiko wabah. Kota-kota seperti Lagos dan Kinshasa memiliki jutaan penduduk yang tinggal dalam jarak yang sempit, yang dapat mempercepat penularan penyakit.
2. Deforestasi dan gangguan habitat

Pergeseran populasi manusia yang masif adalah salah satu alasan mengapa banyak penyakit berasal dari Afrika. Ini artinya lahan hutan dihancurkan untuk menciptakan daerah pemukiman. Hewan liar, yang dipaksa pindah lebih dekat ke kota-kota, mau tidak mau akan bertemu dengan hewan peliharaan dan populasi manusia.
Hewan liar sering kali membawa virus; kelelawar, misalnya, dapat membawa ratusan virus. Dan virus, yang berpindah dari satu spesies ke spesies lain, pada akhirnya dapat menginfeksi manusia.
3. Pertanian subsisten dan pasar hewan
Daerah tropis, yang kaya akan keanekaragaman hayati, memiliki banyak patogen, yang sangat meningkatkan kemungkinan munculnya patogen baru.
Di benua Afrika, banyak keluarga bergantung pada pertanian subsisten dan pasokan ternak yang sangat sedikit. Pengendalian penyakit, suplementasi pakan, dan perumahan untuk hewan-hewan tersebut sangat terbatas. Sapi, ayam, dan babi, yang dapat membawa penyakit endemik, sering kali bersentuhan erat satu sama lain dengan berbagai hewan nondomestik dan manusia.
Bukan hanya di peternakan; pasar hewan hidup, yang umum ditemukan di seluruh Afrika, menampilkan kondisi yang padat dan percampuran intim berbagai spesies, termasuk manusia. Ini juga memainkan peran kunci dalam bagaimana patogen pembunuh dapat muncul dan menyebar antar spesies.
Selain itu, perburuan dan penyembelihan daging hewan liar, yang tersebar luas di Afrika sub-Sahara, berisiko mengancam spesies hewan dan mengubah ekosistem secara permanen, juga menyatukan manusia dan hewan liar. Perburuan daging hewan liar adalah jalur yang jelas dan utama untuk penularan penyakit zoonosis.
4. Keanekaragaman hayati yang kaya

Afrika adalah rumah bagi beberapa ekosistem paling beragam di dunia, dengan hutan tropis, sabana, dan lahan basah. Lingkungan ini mendukung berbagai macam hewan, beberapa di antaranya membawa patogen yang dapat berpindah dari hewan ke manusia, yang menyebabkan penyakit zoonosis.
Misalnya, Ebola diyakini berasal dari kelelawar buah, yang umum di Afrika Tengah dan Barat. Interaksi antara manusia dan satwa liar, terutama melalui perburuan, pertanian, dan penggundulan hutan, meningkatkan risiko virus ini ditularkan ke manusia.
5. Kemiskinan dan keterbatasan infrastruktur layanan kesehatan
Banyak negara di Afrika menghadapi tantangan signifikan dalam infrastruktur dan sumber daya layanan kesehatan. Wabah dapat menyebar dengan cepat di wilayah yang aksesnya terbatas ke layanan kesehatan, dan upaya deteksi dini serta penanggulangan mungkin tertunda.
Hal ini memungkinkan penyakit mencapai tingkat epidemi sebelum dapat dikendalikan. Keterbatasan akses ke air bersih, sanitasi, dan fasilitas layanan kesehatan yang memadai berkontribusi pada kemudahan penyebaran penyakit, baik di dalam negara maupun lintas batas.
6. Perubahan iklim dan migrasi

Perubahan iklim mengubah ekosistem, menyebabkan kekeringan dan peristiwa cuaca ekstrem yang memaksa orang untuk bermigrasi.
Perpindahan masyarakat secara besar-besaran ini dapat memfasilitasi penyebaran penyakit menular, terutama ketika mereka pindah dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan atau melintasi perbatasan.
Migrasi yang disebabkan oleh iklim juga dapat mengganggu persediaan makanan dan air, melemahkan sistem kekebalan tubuh dan membuat populasi lebih rentan terhadap wabah penyakit.
7. Globalisasi dan peningkatan perjalanan
Saat ini, Afrika lebih terhubung dengan seluruh dunia daripada sebelumnya. Meningkatnya perjalanan dan perdagangan internasional memudahkan penyebaran penyakit yang berasal dari benua tersebut.
Patogen dapat dengan cepat berpindah dari desa-desa terpencil ke kota-kota besar dan kemudian ke negara lain melalui bandara internasional. Misalnya, selama wabah Ebola di Afrika Barat, kasus-kasus dengan cepat menyebar ke Eropa dan Amerika Utara karena perjalanan internasional.
Meskipun keanekaragaman hayati dan kondisi lingkungan Afrika berkontribusi terhadap munculnya patogen baru, tetapi banyak wabah yang dimulai di sana diperburuk oleh kombinasi faktor-faktor sosial ekonomi, seperti kemiskinan, keterbatasan layanan kesehatan, dan pertumbuhan populasi yang cepat.
Globalisasi dan meningkatnya perjalanan internasional juga memudahkan penyakit menyebar dari Afrika ke seluruh dunia.
Seiring dengan makin saling terhubungnya dunia, menangani faktor-faktor yang mendasari ini sangat penting dalam mencegah wabah di masa mendatang dan melindungi kesehatan global.
Referensi
International Food Policy Research Institute. Diakses pada September 2024. Africa’s growing risk of diseases that spread from animals to people.
Tsanni, Abdullahi. “The Virologist Preparing Africa for the next Pandemic.” Nature, October 20, 2021.
U.S. News. Diakses pada September 2024. Why So Many Epidemics Originate in Asia and Africa.
World Health Organization. Diakses pada September 2024. In Africa, 63% jump in diseases spread from animals to people seen in last decade.