Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal 'Nightmare Bacteria', Kasusnya Meningkat di Amerika Serikat

Ilustrasi bakteri E. Coli.
ilustrasi bakteri E. Coli (pixabay.com/Wikilmages)
Intinya sih...
  • Infeksi akibat bakteri yang kebal terhadap banyak jenis antibiotik, dijuluki “nightmare bacteria”, melonjak tajam di Amerika Serikat.
  • Carbapenem-resistant Enterobacterales (CRE) sudah kebal terhadap antibiotik carbapenem. Di dalam kelompok ini ada jenis yang lebih berbahaya lagi, yaitu carbapenemase-producing CRE (CP-CRE). Bakteri ini menghasilkan enzim bernama carbapenemase yang mampu menghancurkan antibiotik carbapenem sebelum sempat bekerja.
  • Bakteri super kebal antibiotik ini paling sering menyebar di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain, terutama pada pasien dengan kondisi kritis.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Laporan terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menunjukkan bahwa infeksi akibat bakteri yang kebal terhadap banyak jenis antibiotik, dijuluki “nightmare bacteria”, melonjak tajam di Amerika Serikat (AS) antara tahun 2019 hingga 2023.

Carbapenem-resistant Enterobacterales (CRE), termasuk bakteri seperti E. coli dan Klebsiella pneumoniae, sudah kebal terhadap antibiotik carbapenem. Padahal, carbapenem adalah “obat terakhir” yang biasanya digunakan untuk mengatasi infeksi berat, termasuk infeksi yang sudah kebal terhadap antibiotik lain.

Di dalam kelompok ini ada jenis yang lebih berbahaya lagi, yaitu carbapenemase-producing CRE (CP-CRE). Bakteri ini menghasilkan enzim bernama carbapenemase yang mampu menghancurkan antibiotik carbapenem sebelum sempat bekerja. Akibatnya, pilihan pengobatan bagi dokter menjadi sangat terbatas.

Laporan CDC yang dipublikasikan di Annals of Internal Medicine ini menyoroti satu jenis CP-CRE yang paling cepat menyebar, yaitu New Delhi metallo-β-lactamase CRE (NDM-CRE). Jenis ini bahkan kebal terhadap antibiotik baru yang khusus dikembangkan untuk melawan infeksi resistan carbapenem.

Temuannya:

  • Antara 2019–2023, kasus CP-CRE yang dilaporkan di 29 negara bagian AS meningkat 69 persen.
  • Dalam periode yang sama, kasus NDM-CRE melonjak 461 persen.
  • Pada tahun 2020, CDC memperkirakan CRE menyebabkan 12.700 infeksi dan 1.100 kematian di AS.

Yang membuat NDM-CRE makin berbahaya adalah kemampuannya menyebarkan gen resistan ke bakteri lain, bahkan lintas spesies. Artinya, makin banyak bakteri yang bisa “belajar” menjadi kebal, infeksi pun makin sulit dikendalikan.

Lonjakan tajam ini oleh para ahli dianggap mengkhawatirkan karena membatasi kemampuan tenaga medis untuk mengobati beberapa infeksi bakteri paling serius.

CP-CRE bisa menyebar di rumah sakit

Bagi orang sehat, risiko tertular CP-CRE sebenarnya sangat rendah. Namun, bakteri super kebal antibiotik ini paling sering menyebar di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain, terutama pada pasien dengan kondisi kritis.

Lonjakan kasus yang diamati oleh para peneliti terjadi di antara pasien di rumah sakit, bukan di komunitas umum. Mereka adalah pasien dengan kondisi paling parah.

Orang dengan kondisi berikut paling rentan terhadap infeksi CP-CRE:

  • Pasien yang butuh ventilator untuk bernapas.
  • Pengguna alat medis invasif, seperti kateter urine atau infus.
  • Orang yang sedang menjalani terapi antibiotik jangka panjang.
  • Pasien dengan sistem imun yang lemah.

Infeksi CP-CRE bisa menyerang berbagai sistem tubuh, tergantung lokasi terinfeksinya. Tidak ada gejala khusus yang menandai infeksi ini. Misalnya, jika menyerang saluran kemih, gejalanya mirip infeksi saluran kemih. Jika menyerang paru, bisa muncul pneumonia. CP-CRE juga dapat menyebabkan infeksi serius lain, seperti infeksi darah, luka, hingga meningitis.

Tantangan pengobatan

Yang membuat CP-CRE berbahaya adalah sifatnya yang kebal hampir semua antibiotik. Karena sulit diobati, deteksi dini menjadi sangat penting untuk mencegah komplikasi berat, termasuk risiko kematian. Dengan diagnosis cepat, dokter bisa memilih antibiotik yang tepat sesuai jenis enzim carbapenemase yang dimiliki bakteri.

Namun, pilihan obat sangat terbatas, sehingga dokter harus berhati-hati menyesuaikan pengobatan dengan kondisi pasien, misalnya jika ada gangguan ginjal, hati, atau alergi obat.

Cara penularan

Bakteri ini menyebar melalui kontak langsung dengan pasien terinfeksi, peralatan medis yang tercemar, atau permukaan yang tidak higienis. Dalam kasus yang jarang, penularan antara hewan dan manusia juga pernah tercatat.

Yang perlu diwaspadai, manusia maupun hewan bisa saja membawa CP-CRE tanpa menunjukkan gejala. Fenomena ini disebut kolonisasi dan ini tetap bisa menularkan ke orang lain.

Upaya pencegahan

Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
ilustrasi cuci tangan menggunakan sabun (freepik.com/freepik)

Mengendalikan penyebaran CP-CRE di fasilitas kesehatan butuh strategi berlapis. Mulai dari pemantauan kasus, pelaporan, menjaga kebersihan permukaan dan peralatan medis, hingga meningkatkan kesadaran tenaga kesehatan maupun pengunjung.

Bagi siapa pun, termasuk orang sehat, cuci tangan dengan benar adalah langkah paling penting untuk mencegah penyebaran bakteri ini. Ini makin penting jika kamu merawat orang dengan daya tahan tubuh lemah, seperti lansia atau pasien dengan penyakit kronis.

Referensi

Danielle A. Rankin et al., “Changes in Carbapenemase-Producing Carbapenem-Resistant Enterobacterales, 2019 to 2023,” Annals of Internal Medicine, September 22, 2025, https://doi.org/10.7326/annals-25-02404.

"CDC Report Finds Sharp Rise in Dangerous Drug-Resistant Bacteria." CDC. Diakses September 2025.

"About Carbapenem-resistant Enterobacterales." CDC. Diakses September 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Mengenal 'Nightmare Bacteria', Kasusnya Meningkat di Amerika Serikat

30 Sep 2025, 05:23 WIBHealth