7 Fakta Hipermetropi, Mata Kesulitan Fokus pada Objek Jarak Dekat

Juga dikenal dengan nama rabun dekat

Problem mata bagi sebagian besar anak muda adalah rabun jauh alias miopi. Namun, bagaimana dengan hipermetropi? Simpelnya, hipermetropi adalah kondisi di mana seseorang kesulitan melihat objek yang jaraknya dekat. Berdasarkan statistik, 21,8 persen orang di usia 35-59 tahun dan 53,3 persen orang di atas 60 tahun mempunyai rabun dekat.

Angka ini berasal dari penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Environmental Research and Public Health. Ketahui fakta-fakta menarik seputar hipermetropi di sini, yuk!

1. Kesulitan melihat objek dalam jarak dekat

7 Fakta Hipermetropi, Mata Kesulitan Fokus pada Objek Jarak Dekatryczekeye.net

Rabun jauh dikenal dengan nama hipermetropi. Ini adalah kondisi di mana seseorang bisa melihat objek yang jauh dengan jelas dan tidak buram, tetapi kesulitan melihat objek yang jaraknya dekat, jelas laman Mayo Clinic.

Saat membaca, orang yang memiliki hipermetropi akan merasakan bahwa tulisan menjadi blur dan tidak fokus. Mereka juga kesulitan untuk menjahit, terlebih saat memasukkan benang ke jarum. Orang dengan hipermetropi akan menyipitkan mata agar objek yang ada di depan mereka menjadi lebih jelas, ungkap laman Harvard Square Eye Care.

2. Terjadi ketika cahaya memasuki mata dan fokus di belakang retina

7 Fakta Hipermetropi, Mata Kesulitan Fokus pada Objek Jarak Dekatoptom.on.ca

Bagaimana hipermetropi bisa terjadi? Ini terjadi ketika cahaya dibiaskan melalui lensa mata dan difokuskan ke titik di belakang retina, bukan di retina itu sendiri, ungkap laman Harvard Square Eye Care. That's why, kamu kesulitan melihat objek dengan jarak dekat.

Sementara, pada kasus hyperopia, kondisi ini terjadi karena bentuk bola mata yang pendek. Bagi individu yang memiliki hyperopia parah, mereka tidak hanya kesulitan melihat objek dalam jarak dekat, tetapi juga objek yang berjarak jauh, jelas Ryczek Eye Associates.

3. Seperti apa ciri-ciri hipermetropi?

7 Fakta Hipermetropi, Mata Kesulitan Fokus pada Objek Jarak Dekatbense.ca

Mengenali hipermetropi sebenarnya tidak sulit. Ada ciri-ciri yang bisa kamu kenali, seperti sering menyipitkan mata, merasa mata selalu tegang, merasa lelah ketika membaca hingga mengalami sakit kepala, terang laman Ryczek Eye Associates.

Sementara, menurut laman Mayo Clinic, gejala hipermetropi adalah objek terdekat akan buram dan menjadi tidak fokus, merasa sakit dan sensasi terbakar di mata serta tidak nyaman ketika membaca, menulis, menggambar atau melakukan pekerjaan di komputer.

4. Bisa diatasi dengan memakai kacamata atau lensa kontak

7 Fakta Hipermetropi, Mata Kesulitan Fokus pada Objek Jarak Dekatindoindians.com

Jika kamu menjumpai tanda-tanda hipermetropi, segera pergi ke dokter mata untuk mendapatkan penanganan. Kamu bisa memilih untuk memakai kacamata atau lensa kontak. Pilih kacamata dengan lensa indeks tinggi asferis, saran laman All About Vision.

Ini karena kacamata dengan lensa asferis indeks tinggi terbuat dari bahan polikarbonat ringan sehingga lebih nyaman dan tahan benturan. Kamu juga bisa memakai lensa photochromic yang akan menjadi gelap otomatis ketika ada sinar matahari.

Baca Juga: Mendobrak 7 Mitos Seputar Rabun Jauh atau Mata Minus, Ini Faktanya

5. Bisa juga ditangani dengan operasi

7 Fakta Hipermetropi, Mata Kesulitan Fokus pada Objek Jarak Dekathealthline.com

Memang, sebagian besar prosedur bedah refraktif dipakai untuk mengobati rabun jauh, tetapi bisa juga untuk rabun dekat. Setidaknya, ada tiga prosedur operasi yang ada saat ini, yaitu laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK), laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK) dan photorefractive keratectomy (PRK), ujar Mayo Clinic.

Dalam prosedur LASIK, ahli bedah mata akan membuat flap yang tipis dan berengsel ke dalam kornea Anda. Selanjutnya, ia akan memakai laser untuk mengatur kurva kornea yang mengoreksi rabun. Berbeda dengan LASEK yang hanya membuat lipatan ultra tipis di bagian epitel. Sementara, PRK mirip LASEK dengan sedikit perbedaan.

6. Apabila rabun dekat tidak diatasi, akan muncul komplikasi

7 Fakta Hipermetropi, Mata Kesulitan Fokus pada Objek Jarak Dekatclicdata.com

Apa yang terjadi jika hipermetropi tidak ditangani? Bisa jadi, kamu akan mengalami komplikasi, seperti mata juling, mengalami ketegangan pada mata, keamanan menjadi terganggu, mengurangi kualitas hidup dan menambah beban keuangan.

Misal, karena rabun dekat, kita tak bisa mengerjakan tugas dan pekerjaan dengan optimal. Selain itu, hipermetropi akan membuat kita terus-menerus menyipitkan mata dan memaksakan mata untuk fokus. Akhirnya, mata menjadi lelah, tegang dan sakit kepala.

7. Lakukan hal ini untuk melindungi matamu!

7 Fakta Hipermetropi, Mata Kesulitan Fokus pada Objek Jarak Dekatsuttonderm.com

Jika orang tuamu ada yang mengalami rabun dekat, maka bisa dipastikan itu akan menurun dan diwariskan secara genetis kepadamu. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melindungi mata. Misalnya, memakai kacamata yang bisa memblokir sinar ultraviolet (UV) agar tidak merusak mata, saran laman Mayo Clinic.

Kamu juga bisa melindungi mata lewat makanan, seperti makan sayuran hijau atau buah. Bisa juga dengan memakan tuna atau salmon yang kaya akan omega 3. Selain itu, setiap kali membaca selama 30 menit, ambil jeda 30 detik untuk melihat objek yang jauh. Hal ini berguna untuk menghindari mata lelah, ketegangan mata dan sakit kepala.

Nah, itulah 7 fakta tentang hipermetropi alias rabun dekat yang perlu kamu ketahui. Jika kamu merasa memiliki tanda-tandanya, coba periksakan diri ke dokter, ya!

Baca Juga: 8 Penyebab Mata Kedutan dari Sisi Medis, Banyak Orang yang Belum Tahu

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya