Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ke Mana Arah Tren Fitness 2026? Ini Prediksinya

Seorang perempuan berolahraga menggunakan fitness tracker.
ilustrasi berolahraga menggunakan fitness tracker (pexels.com/Ketut Subiyanto)
Intinya sih...
  • Tren fitness 2026 akan makin didorong oleh teknologi dan bukti ilmiah, seperti teknologi wearable yang lebih canggih untuk kesehatan harian dan personalisasi latihan.
  • Fokus kebugaran diprediksi bergeser ke pendekatan berkelanjutan yang mendukung kesehatan mental, pengelolaan berat badan, dan penuaan aktif.
  • Fitness bukan lagi aktivitas terpisah dari gaya hidup sehari-hari, tetapi menjadi bagian integral dari rutinitas kesejahteraan jangka panjang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dunia fitness sepanjang 2025 rasanya seperti roller coaster. Ada beberapa tren yang muncul cepat, viral, lalu menghilang. Dari latihan super intens sampai “jalan pintas” kebugaran.

Di sisi lain, 2025 juga menjadi tahun banyak orang mulai lebih jujur pada diri sendiri. Bukan soal siapa paling kuat atau paling kurus, tapi siapa yang bisa konsisten bergerak tanpa menyiksa tubuh. Riset menunjukkan perubahan pola pikir ini: olahraga mulai dipandang sebagai cara merawat kesehatan, bukan sekadar proyek transformasi cepat yang penuh tekanan.

Masuk ke 2026, tren fitness diprediksi bakal makin dewasa. Trennya diperkirakan bukan lagi latihan yang paling ekstrem, melainkan pendekatan yang masuk akal, bisa dijalani lama, dan didukung sains. Fitness bukan cuma untuk dipamerkan di media sosial, tetapi soal tubuh yang kuat untuk fungsi sehari-hari, dari bangun pagi tanpa pegal, tetap aktif di usia lanjut, sampai punya energi buat menjalani hari tanpa drama kelelahan.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini prediksi tren fitness 2026.

1. Teknologi wearable menawarkan pemantauan kesehatan yang berarti

Teknologi wearable bukan lagi sekadar pelacak langkah atau denyut jantung. Tahun 2026, tren ini kemungkinan makin matang ke arah pemantauan kesehatan yang berarti.

Banyak perangkat fitness kini dilengkapi biosensor yang mampu merekam heart rate variability (HRV), kualitas tidur, suhu kulit, hingga deteksi jatuh. Hal ini menjadikan teknologi ini tak hanya untuk atlet, tapi juga untuk pasien rehabilitasi, lansia, dan siapa pun yang ingin mengelola health metrics-nya secara proaktif.

Alat seperti smartwatch dan pelacak fisiologis lain sekarang dapat membantu merencanakan jadwal latihan yang lebih aman dengan memperhatikan keadaan tubuh secara real-time. Misalnya, indikator HRV telah terbukti terkait dengan kesiapan tubuh untuk latihan intens atau membutuhkan hari istirahat, sehingga membuat program latihan jadi lebih personal dan adaptif.

Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan teknologi wearable yang tepat dapat meningkatkan kepatuhan olahraga dan kesadaran kesehatan jangka panjang, karena memberi umpan balik yang terus menerus. Selain itu, perangkat dengan alarm atau notifikasi yang memotivasi memberi dukungan psikologis tambahan untuk mempertahankan rutinitas latihan.

Karena itu, tren ini diprediksi berkembang menjadi alat utama untuk personalisasi kesehatan dan kebugaran, bukan cuma gaya hidup.

2. Program kebugaran untuk penuaan aktif (active aging)

Seorang lansia laki-laki lansia berlatih bench press, ditemani seorang trainer perempuan.
ilustrasi lansia berolahraga di gym, ditemani seorang personal trainer (pexels.com/Kampus Production)

Dengan populasi global yang menua, tren active aging diprediksi makin dominan pada 2026. Menurut hasil survei tren American College of Sports Medicine (ACSM), program fitness yang ditujukan untuk orang dewasa yang lebih tua muncul sebagai salah satu prioritas dalam pengembangan industri kebugaran.

Fokusnya bukan hanya pada kekuatan fisik, tetapi juga pada keseimbangan, mobilitas, dan gerakan fungsional yang membantu mengurangi risiko jatuh serta mempertahankan kemandirian hidup. Penelitian mendukung bahwa latihan kekuatan dan keseimbangan setiap minggu mengurangi risiko jatuh lebih dari 30 persen pada lansia.

Selain itu, pendekatan ini berkontribusi pada pencegahan penyakit kronis seperti osteoporosis, diabetes tipe 2, dan gangguan kardiovaskular, yang mana ketiganya prevalensinya meningkat seiring usia. Karena itu, program yang disesuaikan dengan kemampuan setiap individu bukan lagi tren semata, tetapi kebutuhan kesehatan populasi.

Dengan demografi global yang berubah, tren ini diprediksi akan makin penting—baik di gym, komunitas lokal, maupun program kebugaran berbasis teknologi.

3. Pengelolaan berat badan yang juga mencakup kesehatan metabolik, massa otot, dan fungsi tubuh secara keseluruhan

Alih-alih hanya berfokus pada penurunan berat badan, tren weight management berkembang sebagai pendekatan holistik yang mencakup pemeliharaan kesehatan metabolik, massa otot, dan fungsi tubuh secara keseluruhan. Survei ACSM menunjukkan bahwa latihan untuk manajemen berat badan meraih posisi tertinggi dalam trend 2026 dibandingkan tahun sebelumnya.

Temuan riset mendalam menunjukkan bahwa kombinasi latihan aerobik dan latihan beban tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga meningkatkan fungsi metabolik seperti sensitivitas insulin, kadar kolesterol, dan laju metabolisme istirahat—semua faktor penting dalam kesehatan jangka panjang.

Selain itu, dengan naiknya penggunaan obat manajemen obesitas berbasis GLP-1, pakar kesehatan menekankan bahwa olahraga tetap menjadi komponen penting karena dapat membantu mempertahankan massa otot tanpa lemak selama penurunan berat badan, yang tidak selalu tercapai hanya dengan obat.

Karena itu, pengelolaan berat badan dalam konteks fitness pada 2026 bukan sekadar estetika, tetapi sebuah strategi kesehatan penting untuk mengurangi risiko penyakit kronis yang berkaitan dengan obesitas secara ilmiah terbukti.

5. Integrasi fisik dan mental

Salah satu tren yang terus menguat adalah menggabungkan manfaat fisik dengan kesehatan mental. Olahraga yang memperhatikan keseimbangan emosi seperti yoga, Pilates, dan modifikasi seperti walking yoga diprediksi makin populer pada 2026.

Riset menunjukkan, aktivitas fisik moderat hingga intens dapat meningkatkan mood dan secara signifikan mengurangi gejala depresi dan kecemasan. Latihan teratur sering kali hampir setara dengan terapi untuk kasus depresi ringan hingga sedang.

Selain itu, pola latihan yang menekankan mindfulness, mobilitas, dan integrasi gerakan dengan napas secara klinis terbukti membantu meningkatkan fokus, mengurangi stress, dan memulihkan tubuh setelah latihan berat.

Karena makin banyak orang mengaitkan kebugaran dengan well-being, tren ini diprediksi terus berkembang sebagai bagian dari pendekatan menyeluruh untuk kesehatan, dengan menjadikan tubuh dan pikiran saling mendukung melalui latihan yang terencana.

6. Pengalaman sosial dan partisipasi dalam komunitas fitness

Kompetisi Hyrox.
ilustrasi perlombaan olahraga Hyrox (unsplash.com/Leo Lee)

Tahun 2026, fitness mungkin bukan lagi hanya soal rutinitas personal di gym, tetapi makin bergeser ke pengalaman sosial yang bermakna. Tren ini terlihat dari meningkatnya partisipasi dalam acara kebugaran seperti lomba fungsional, komunitas lari, dan kompetisi yang fokus pada keterhubungan.

Contoh nyata adalah fenomena kompetisi seperti Hyrox yang mengalami peningkatan peserta secara global, mencerminkan minat kuat pada kombinasi latihan intens dengan suasana komunitas yang mendukung. Statistik global menunjukkan partisipasi meningkat drastis antara 2023–2025, dengan target jutaan peserta pada 2026.

Sisi sosial dari fitness ini penting karena telah terbukti dalam studi perilaku olahraga, bahwa dukungan sosial meningkatkan keterlibatan dan kepatuhan terhadap program latihan, serta menurunkan risiko menghentikan latihan (drop-out).

Selain itu, pengalaman bersama memberikan faktor fun yang memacu motivasi, terutama untuk generasi muda, sekaligus membentuk rasa komunitas dan tujuan bersama, yang mana ini adalah aspek yang sulit dicapai oleh rutinitas solo.

Tren fitness 2026 diperkirakan akan lebih matang, lebih ilmiah, dan lebih menyeluruh dibanding sekadar mode cepat atau tantangan viral. Teknologi wearable akan menjadi alat fundamental untuk memahami tubuh secara data-driven, sementara program kebugaran akan makin memperhatikan well-being, manajemen berat badan, dan kualitas hidup sepanjang usia.

Dunia kebugaran 2026 diprediksi akan terintegrasi dengan gaya hidup harian, kesehatan mental, dan pengalaman sosial yang mendalam, menjadikan fitness bukan hanya hitungan langkah, tetapi bagian tak terpisahkan dari kesehatan holistik.

Referensi

Cayla R. McAvoy et al., “2026 ACSM Worldwide Fitness Trends,” ACSMʼs Health & Fitness Journal 29, no. 6 (October 23, 2025): 16–33, https://doi.org/10.1249/fit.0000000000001110.

"ACSM Announces Top Fitness Trends for 2026." Recreation Management. Diakses Desember 2025.

"Fitness trends 2026: Community workouts, walking yoga and the rise of recovery." The National. Diakses Desember 2025.

"Boom in fitness events as gym-goers seek out connection and competition." The Guardian. Diakses Desember 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

[QUIZ] Disiplin vs Intuitif: Gaya Lari Mana yang Kamu Banget?

29 Des 2025, 19:05 WIBHealth