Infeksi Nosokomial: Penyebab, Jenis, Gejala, Penanganan

Sering terjadi lewat kateter, operasi, atau alat kesehatan

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat saat berada di rumah sakit karena alasan lain. Ini juga disebut sebagai infeksi yang didapat di rumah sakit (hospital-acquired infection) atau infeksi terkait perawatan kesehatan (health-care associated infection).

Pasien dan petugas kesehatan membawa kuman ke dalam rumah sakit dan menularkannya satu sama lain. Terkadang, pembawa kuman tidak merasa sakit, yang berarti mereka menyebarkannya ke orang lain tanpa disadari. Apabila kamu dirawat di rumah sakit untuk operasi atau penyakit lainnya, sistem imun mungkin terlalu lemah untuk melawan kuman ini.

Infeksi nosokomial terjadi ketika kuman ini membuat seseorang sakit dalam waktu 48 jam setelah berada rumah sakit. Kamu bisa mendapatkannya di fasilitas kesehatan mana pun. Jika tidak diobati, infeksi nosokomial dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.

1. Jenis

Dilansir WebMD, ada beberapa jenis infeksi nosokomial yang umum terjadi, antara lain:

  • Infeksi bakteri: Sebagian besar bakteri tidak berbahaya, tetapi beberapa dapat menyebabkan penyakit serius. Bakteri adalah penyebab paling umum dari infeksi nosokomial. Bakteri umum termasuk E. coli dan staph.
  • Infeksi jamur: Beberapa jamur dapat menyebabkan infeksi menular yang berbahaya. Jamur yang paling sering menyebabkan infeksi nosokomial adalah Candida dan Aspergillus.‌
  • Infeksi virus: Virus menyebar ke seluruh tubuh dengan meniru kode genetik alami. Mereka menipu tubuh untuk membuat salinannya, sama seperti tubuh membuat salinan sel lain. Virus dapat menyebabkan penyakit parah. Infeksi nosokomial yang umum disebabkan oleh virus adalah influenza dan respiratory synctial virus (RSV).

2. Gejala

Infeksi Nosokomial: Penyebab, Jenis, Gejala, Penangananilustrasi infeksi nosokomial, infeksi yang didapat di rumah sakit (pexels.com/Pixabay)

Untuk infeksi nosokomial, infeksi harus terjadi:

  • Hingga 48 jam setelah masuk rumah sakit.
  • Hingga 3 hari setelah keluar dari rumah sakit.
  • Hingga 30 hari setelah operasi.
  • Di fasilitas kesehatan ketika seseorang dirawat karena alasan selain infeksi.

Gejala infeksi nosokomialakan bervariasi menurut jenisnya. Jenis yang paling umum adalah:

  • Infeksi saluran kemih (ISK).
  • Infeksi pada lokasi pembedahan.
  • Gastroenteritis.
  • Meningitis.
  • Pneumonia.

Gejala untuk infeksi ini mungkin termasuk:

  • Keluarnya cairan dari luka.
  • Demam.
  • Batuk, sesak napas.
  • Rasa terbakar saat buang air kecil atau kesulitan buang air kecil.
  • Sakit kepala.
  • Mual, muntah, diare.

Orang yang mengalami gejala baru selama dirawat di rumah sakit mungkin juga mengalami rasa sakit dan iritasi di tempat infeksi. Banyak yang akan mengalami gejala yang terlihat, seperti mengutip Healthline.

3. Penyebab dan faktor risiko

Banyak hal di lingkungan rumah sakit dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Di antaranya:

  • Antibiotik: Dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk mencegah atau menyingkirkan infeksi yang ada saat kamu berada di rumah sakit. Banyak jenis bakteri dalam tubuh yang sehat dan membunuh bakteri berbahaya. Karena antibiotik membunuh bakteri baik maupun bakteri jahat dalam tubuh, maka meminumnya dapat meningkatkan risiko infeksi nosokomial.‌
  • Kateter urine: Ini adalah tabung yang dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung kemih. Kateter dapat membantu selama operasi atau perawatan lain ketika kamu tidak bisa bangun untuk menggunakan kamar mandi untuk waktu yang lama. Kateter yang dipasang terlalu lama dapat menyebabkan ISK bakteri.
  • Ventilator: Ini adalah mesin yang membantu pasien bernapas dengan mendorong udara masuk dan keluar dari paru-paru. Bakteri dapat hidup di dalam ventilator dan masuk ke dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan pneumonia.
  • Alat akses vena sentral (central venous catheter): Ini merupakan adalah tabung yang menghubungkan leher, dada, lengan, atau selangkangan untuk mengantarkan obat langsung ke aliran darah. Kuman dapat melewati tabung dan menyebabkan infeksi aliran darah yang berbahaya. Kuman ini dapat hidup di sarung tangan medis, di kulit tempat selang dimasukkan, atau di ujung luar tabung.
  • Tidak membersihkan dengan benar sebelum operasi: Operasi melibatkan pemotongan ke kulit. Kuman berbahaya dapat masuk ke dalam tubuh jika kulit atau rambut atau alat bedah tidak sepenuhnya bersih sebelum operasi.

Faktor risiko

Siapa pun yang dirawat di fasilitas kesehatan berisiko terkena infeksi nosokomial. Untuk beberapa bakteri, risiko mungkin juga bergantung pada:

  • Teman sekamar di rumah sakit.
  • Usia, usia di atas 70 tahun.
  • Berapa lama menggunakan antibiotik.
  • Apakah memiliki kateter urine.
  • Perawatan ICU yang lama.
  • Jika dalam kondisi koma.
  • Apabila pernah mengalami syok.
  • Trauma apa pun yang dialami.
  • Sistem kekebalan tubuh yang terganggu.

Risiko infeksi nosokomial meningkat jika dirawat di ICU. Peluang infeksi nosokomial di ICU anak adalah 6,1 hingga 29,6 persen. Studi dalam Ethiopian Journal of Health Sciences tahun 2012 menemukan bahwa hampir 11 persen dari sekitar 300 orang yang menjalani operasi mengalami infeksi nosokomial. Area yang terkontaminasi dapat meningkatkan risiko infeksi nosokomial hingga hampir 10 persen.

Infeksi nosokomial juga lebih sering terjadi di negara berkembang. Studi menunjukkan bahwa 5 sampai 10 persen rawat inap di Eropa dan Amerika Utara mengakibatkan  infeksi nosokomial. Di daerah seperti Amerika Latin, Afrika sub-Sahara, dan Asia, jumlahnya lebih dari 40 persen.

Baca Juga: Studi Kaitkan Infeksi Otak pada Pasien COVID-19 Anak

4. Diagnosis

Infeksi Nosokomial: Penyebab, Jenis, Gejala, Penangananilustrasi operasi (pixabay.com/Sasin Tipchai)

Banyak dokter dapat mendiagnosis infeksi nosokomial dengan hanya melihat gejala. Peradangan dan/atau ruam di tempat infeksi juga bisa menjadi indikasi.

Infeksi yang terjadi sebelum dirawat di rumah sakit yang menjadi lebih rumah tidak dikategorikan sebagai infeksi nosokomial. Akan tetapi, kamu tetap harus memberi tahu dokter jika ada gejala baru yang muncul selama dirawat di rumah sakit.

5. Penanganan

Perawatan untuk infeksi ini tergantung pada jenis infeksi.

  • Antibiotik: Ini merupakan pengobatan umum untuk infeksi nosokomial. Tes medis membantu dokter mengetahui bakteri spesifik penyebab infeksi. Dokter kemudian dapat meresepkan antibiotik yang hanya membunuh bakteri berbahaya ini dan bukan bakteri yang sehat.
  • Istirahat: Kamu mungkin perlu beristirahat saat pulih dari infeksi. Istirahat fisik memungkinkan sistem kekebalan bekerja sekeras mungkin untuk melawan penyakit.
  • Cairan: Air penting bagi tubuh saat melawan infeksi. Air membantu menjaga tubuh tetap dingin jika mengalami demam dan menjaga saluran udara tetap terhidrasi, sehingga kamu tidak akan batuk. Dokter mungkin meminta kamu untuk minum banyak air. Dalam beberapa kasus, cairan mungkin diberikan lewat infus.

6. Pencegahan

Infeksi Nosokomial: Penyebab, Jenis, Gejala, Penangananilustrasi mencegah infeksi nosokomial (pexels.com/Anna Shvets)

Menurut National Library of Medicine, petugas kesehatan dan pasien dapat membantu mencegah infeksi nosokomial. Tindakan pencegahan ini meliputi:

  • Petugas kesehatan mempraktikkan kebersihan tangan yang baik.
  • Alat pelindung diri bagi petugas kesehatan, seperti sarung tangan dan masker.
  • Pembersihan yang tepat dari semua permukaan dan pembersihan limbah rumah sakit.
  • Kebijakan pengendalian antibiotik untuk mencegah penggunaan antibiotik yang berlebihan, yang dapat menyebabkan resistansi antibiotik.
  • Pasien membersihkan (tetapi tidak mencukur) area yang relevan sebelum operasi.
  • Petugas kesehatan mengedukasi pasien tentang perawatan yang tepat dari perangkat medis.
  • Berhenti merokok.
  • Pasien mempraktikkan kebersihan yang baik selama proses penyembuhan.

7. Prospek pasien

Prospek infeksi nosokomial bervariasi menurut jenis dan tingkat keparahannya. Para peneliti belum sepenuhnya mendokumentasikan tingkat kematian dari infeksi ini, yang bervariasi antar sumber informasi.

Beberapa penelitian menunjukkan tingkat kematian 10 persen, sementara yang lain berpendapat ada tingkat kematian 12–80 persen, tergantung definisi yang digunakan peneliti dalam penelitian. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan angka yang lebih konklusif.

Sebuah studi internasional dari penelitian di atas menemukan bahwa orang-orang di ICU dengan infeksi nosokomial memiliki tingkat kematian 25 persen. Studi ini juga menemukan bahwa walaupun ada 15 persen angka kematian untuk pasien rumah sakit secara keseluruhan, ada 30 persen angka kematian untuk mereka yang terkena infeksi nosokomial.

Infeksi nosokomial dapat terjadi saat kamu menerima perawatan kesehatan. Infeksi biasanya tidak didapat sebelum dirawat, dan kamu memperolehnya dalam pengaturan seperti rumah sakit atau fasilitas perawatan jangka panjang.

Infeksi nosokomial sering terjadi lewat pemasangan kateter, operasi, atau implantasi alat kesehatan. Berbagai jenis infeksi nosokomial dapat menyebabkan gejala dan komplikasi yang berbeda. Dokter dapat menegakkan diagnosis dan pengobatan yang cepat tergantung pada jenis infeksi.

Baca Juga: Studi: Pakai Soft Lens Tingkatkan Risiko Infeksi Mata Akut

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya