Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi: Vitamin C Bisa Mengurangi Dampak Buruk Polusi Udara

Sumber makanan yang mengandung vitamin C.
ilustrasi buah mengandung vitamin c (freepik.com/gratispik)
Intinya sih...
  • Partikel polusi halus (PM2.5) bisa merusak sel paru hingga ke tingkat mitokondria.
  • Vitamin C menunjukkan efek protektif dengan menekan inflamasi dan stres oksidatif.
  • Vitamin C mungkin membantu, tetapi solusi utama tetap terletak pada upaya kolektif untuk memperbaiki kualitas udara.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Udara yang kamu hirup setiap hari tidak selalu bersih. Di balik kemacetan, kebakaran hutan, dan debu yang beterbangan, ada partikel super kecil bernama PM2.5, yaitu polutan berukuran kurang dari 2,5 mikrometer yang mampu menembus jauh ke dalam paru-paru. Paparan jangka panjang terhadap partikel ini telah lama dikaitkan dengan asma, penyakit paru kronis, hingga kanker paru.

Sebuah studi terbaru yang dipimpin peneliti dari University of Technology Sydney (UTS) menyoroti bagaimana partikel halus ini bekerja merusak tubuh. Melalui eksperimen pada tikus jantan dan jaringan paru manusia yang dikembangkan di laboratorium, para peneliti menemukan bahwa bahkan paparan PM2.5 dalam kadar rendah, setara dengan yang dialami banyak orang di negara maju, sudah cukup untuk memicu kerusakan sel yang signifikan.

Kerusakan yang diakibatkannya tidak main-main. PM2.5 menyebabkan stres oksidatif, yaitu kondisi ketika molekul tidak stabil menyerang sel dan memicu reaksi berantai yang merusak. Mitokondria, yang berfungsi sebagai “pembangkit energi” sel, ikut terdampak. Ketika mitokondria rusak, sel kehilangan kemampuan bertahan dan memperbaiki diri, membuka jalan bagi peradangan kronis dan gangguan pernapasan.

Vitamin C, perlindungan sederhana dengan potensi besar

Ilustrasi suplemen vitamin C.
ilustrasi vitamin C (vecteezy.com/Jiralak Pattaka)

Di tengah temuan yang mengkhawatirkan tersebut, para peneliti menemukan secercah harapan dari zat gizi populer, yaitu vitamin C. Dikenal sebagai antioksidan kuat, vitamin ini diuji kemampuannya dalam melindungi jaringan paru dari dampak buruk PM2.5.

Hasilnya cukup menjanjikan. Pemberian vitamin C dosis tinggi mampu mengurangi peradangan, menekan stres oksidatif, dan melindungi mitokondria dari kerusakan akibat paparan partikel halus. Dengan kata lain, vitamin C membantu sel paru tetap “berfungsi tepat waktu” meski berada di lingkungan yang tercemar.

Tim peneliti mencatat bahwa efek protektif ini terlihat konsisten dalam kondisi laboratorium yang dikalibrasi ketat, baik dari sisi dosis vitamin C maupun tingkat polusi. Namun, mereka juga menegaskan bahwa hasil ini belum bisa langsung disamakan dengan kondisi manusia di dunia nyata. Dosis, durasi paparan, dan kondisi kesehatan individu sangat bervariasi.

“Temuan ini menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin C dalam dosis tertinggi yang diizinkan berpotensi memberi manfaat,” ujar Brian Oliver, ahli biologi molekuler dari UTS. Meski demikian, ia menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen dosis tinggi, agar aman dan sesuai kebutuhan tubuh.

Pesan penting dari studi ini adalah tidak ada tingkat polusi udara yang benar-benar aman. Vitamin C mungkin membantu, tetapi solusi utama tetap terletak pada upaya kolektif untuk memperbaiki kualitas udara. Sementara itu, perlindungan tambahan seperti vitamin C bisa menjadi langkah kecil namun berpotensi berdampak besar, terutama bagi orang-orang yang tinggal di area dengan tingkat polusi tinggi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

10 Hal yang Memengaruhi Aroma Vagina

26 Des 2025, 23:07 WIBHealth