Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kapan Luka Perlu Dijahit Oleh Tenaga Medis? 

ilustrasi menutup luka dengan perban (unsplash.com/Daniel Lloyd Blunk-Fernández)
ilustrasi menutup luka dengan perban (unsplash.com/Daniel Lloyd Blunk-Fernández)
Intinya sih...
  • Untuk menjahit luka diperlukan benang khusus yang membantu proses penyembuhan dan mengurangi risiko infeksi.
  • Berbagai jenis luka terbuka membutuhkan penanganan yang berbeda, seperti abrasi, tusukan, avulsi, sayatan, dan robekan.
  • Tanda-tanda bahwa luka perlu dijahit oleh tenaga medis antara lain luka cukup dalam, warna kulit sekitar luka menggelap, atau luka berada di area sendi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Hampir semua orang mungkin pernah mengalami luka, entah karena goresan kecil saat terjatuh, sayatan pisau dapur, atau insiden sepele lainnya. Luka ringan biasanya bisa sembuh sendiri dengan perawatan di rumah. Namun, tidak semua luka sifatnya ringan. Ada kalanya luka lebih dalam atau lebar, sehingga butuh dijahit agar bisa menutup dengan baik.

Pertanyaan pentingnya, kapan luka perlu dijahit? Jawabannya tidak selalu sama, karena sangat bergantung pada lokasi luka, kedalaman, dan tingkat keparahannya.

Sekilas, beberapa luka mungkin terlihat ringan, tetapi justru bisa menimbulkan perdarahan cukup banyak. Kondisi ini sering bikin bingung, apakah cukup dibersihkan dan ditutup plester, atau sebaiknya mencari pertolongan medis? Nah, di sinilah pentingnya memahami tanda-tanda. Yuk bahas lebih jauh tentang kapan luka sebaiknya dijahit oleh tenaga medis.

1. Sekilas tentang jahitan untuk luka

Untuk menjahit luka diperlukan benang khusus. Fungsinya bukan hanya untuk menghentikan perdarahan, tetapi juga mengurangi risiko infeksi dan membantu kulit menyatu kembali sehingga bekas luka tidak terlalu terlihat.

Benang jahitan bisa terbuat dari berbagai bahan, seperti nilon atau sutra. Beberapa jenis bahkan bisa larut sendiri, misalnya untuk luka di dalam mulut. Selain jahitan tradisional, dokter kadang menggunakan staples atau lem medis untuk menutup luka tertentu.

Manfaat utama jahitan adalah:

  • Memberi kekuatan pada kulit saat proses penyembuhan.
  • Mengurangi risiko perdarahan dan infeksi.
  • Meminimalkan terbentuknya jaringan parut (scar).

2. Jenis-jenis luka terbuka

Tidak semua luka sama, dan cara penanganannya pun berbeda. Berikut beberapa jenis luka terbuka yang umum terjadi:

  • Abrasi. Luka gesekan akibat jatuh atau kulit bergesekan dengan permukaan keras. Biasanya hanya kulit terluar yang rusak, perdarahannya sedikit, tapi perlu dibersihkan dengan baik agar tidak terinfeksi.
  • Tusukan. Luka kecil berbentuk lubang, misalnya akibat tertusuk jarum, paku, atau benda tajam lainnya. Luka tusukan bisa dalam dan berisiko merusak jaringan di bawah kulit.
  • Avulsi. Luka robek parah di mana kulit dan jaringan di bawahnya tercabut sebagian atau seluruhnya. Biasanya terjadi akibat kecelakaan serius atau gigitan hewan.
  • Sayatan dan robekan. Luka terbuka akibat benda tajam seperti pisau, silet, atau pecahan kaca. Bisa menyebabkan perdarahan hebat tergantung kedalaman dan panjangnya luka.

3. Kapan luka butuh dijahit oleh tenaga medis?

ilustrasi petugas medis menangani luka (pexels.com/thirdman)
ilustrasi petugas medis menangani luka (pexels.com/thirdman)

Tidak semua luka perlu jahitan, tetapi ada tanda-tanda yang menunjukkan kalau kamu harus segera mencari pertolongan medis, yaitu:

  • Luka cukup dalam hingga terlihat jaringan lemak berwarna kuning di bawah kulit.
  • Warna kulit sekitar luka menggelap atau kebiruan.
  • Luka menganga lebar dan tidak bisa menutup meskipun ditekan.
  • Luka berada di area sendi (berisiko merusak saraf atau tendon).
  • Ada kelemahan otot atau mati rasa di sekitar luka.
  • Perdarahan terus-menerus meskipun sudah ditekan.
  • Luka ada di wajah atau bagian tubuh yang memengaruhi penampilan
  • Selain itu, luka akibat gigitan hewan, benda kotor, atau berkarat juga harus diperiksa dokter karena berisiko menyebabkan tetanus atau rabies.

4. Pertolongan pertama pada luka parah

Sambil menunggu pertolongan medis, kamu bisa melakukan langkah sederhana ini:

  • Tekan luka dengan kain bersih atau perban, sambil angkat bagian tubuh yang terluka lebih tinggi dari jantung.
  • Tahan tekanan 5–10 menit tanpa sering membuka kain untuk melihat luka.
  • Jika kain penuh darah, tambahkan kain lain di atasnya tanpa perlu melepas kain pertama.
  • Setelah perdarahan berhenti, cuci tangan lalu bersihkan luka dengan air mengalir dan sabun lembut.
  • Tutup luka dengan perban atau kasa steril.

5. Perawatan setelah jahitan

Kalau lukamu sudah dijahit, perawatan yang benar sangat penting supaya cepat sembuh dan tidak terinfeksi. Tipsnya:

  • Jaga jahitan tetap kering dan tertutup dengan perban sesuai anjuran dokter.
  • Hindari merendam luka di air, misalnya saat mandi berendam atau berenang.
  • Bersihkan area sekitar luka dengan lembut, lalu keringkan dengan ditepuk pelan.
  • Oleskan salep atau obat sesuai resep dokter.
  • Hindari aktivitas berat atau olahraga yang bisa menarik jahitan karena bisa membuat luka terbuka lagi.

Jahitan bisa membantu luka parah sembuh dengan baik dan mencegah komplikasi. Secara umum, luka yang lebih dalam dari 0,5 cm atau lebih panjang dari 2 cm kemungkinan butuh jahitan. Kalau ragu, sebaiknya segera pergi ke fasilitas medis terdekat. Penanganan cepat akan membuat proses penyembuhan lebih aman dan bekas luka lebih minimal.

Referensi

"Cuts and Lacerations: When Are Stitches Needed?" Gleneagles Hospital. Diakses pada September 2025.
"When to Get Stitches: How to Tell If Your Cut Needs Sewing Up." Healthline. Diakses pada September 2025.
"Does This Cut Need Stitches?" WebMD. Diakses pada September 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Panduan Lengkap Bench Press: Manfaat, Teknik, dan Variasinya

10 Sep 2025, 08:04 WIBHealth