Metronidazole Vaginal: Kegunaan, Cara Pakai, Efek Samping

2. Peringatan sebelum penggunaan

ilustrasi metronidazole vaginal (pexels.com/Ron Lach)

Dilansir Drugs.com, kamu tidak boleh menggunakan metronidazole jika telah menggunakan disulfiram (Antabuse) dalam dua minggu terakhir.

Jangan minum alkohol atau mengonsumsi makanan atau obat-obatan yang mengandung propilen glikol saat menggunakan metronidazole dan minimal tiga hari setelah berhenti menggunakannya.

Kamu tidak boleh menggunakan metronidazole vaginal jika alergi terhadap metronidazole, secnidazole, atau tinidazole, atau jika:

• Alergi terhadap paraben atau polietilen glikol.
• Baru saja minum alkohol.
• Menggunakan disulfiram (Antabuse) dalam 14 hari terakhir.

Beri tahu dokter jika kamu pernah mengalami:

• Masalah saraf.
• Kejang.
• Penyakit pembuluh darah perifer, seperti sindrom Raynaud.

Tidak diketahui apakah obat ini akan membahayakan bayi yang belum lahir. Beri tahu dokter kalau kamu sedang hamil.

Kamu tidak boleh menyusui dalam waktu 48 jam setelah menggunakan metronidazole. Jika menggunakan pompa ASI, buang susu yang terkumpul. Jangan memberikannya kepada bayi.

Metronidazole vaginal tidak disetujui untuk digunakan untuk anak di bawah 12 tahun, atau pada anak perempuan yang belum mulai menstruasi.

3. Dosis

Dosis gel vagina pada orang dewasa dan anak-anak:

• 0,75% (MetroGel Vagina, Vandazol)
• 1,3% (Nuvessa)

Untuk vaginosis bakterialis

Dosis dewasa:

• 0,75%: Satu aplikator intravaginal sekali sehari/dua kali sehari selama 5 hari sebelum tidur.
• 1,3%: Satu aplikator intravaginal sekali sebagai dosis tunggal sebelum tidur.

Dosis anak:

• Anak-anak di bawah 12 tahun: Keamanan dan kemanjuran tidak ditetapkan.
• Remaja berusia di atas 12 tahun
• 0,75%: Satu aplikator intravaginal sekali sehari/dua kali sehari selama 5 hari sebelum tidur.
• 1,3%: Satu aplikator intravaginal sekali sebagai dosis tunggal sebelum tidur.

Baca Juga: Postinor: Kegunaan, Cara Minum, dan Efek Samping

4. Efek samping

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurut RxList, efek samping metronidazole vaginal dapat meliputi: 

• Vagina gatal atau keputihan.
• Nyeri haid.
• Nyeri payudara.
• Sakit kepala.
• Ruam.
• Mual.
• Diare.
• Gejala flu seperti bersin, hidung tersumbat, atau sakit tenggorokan.

Efek samping serius antara lain:

• Kejang.
• Biduran.
• Sulit bernapas.
• Pembengkakan di wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
• Mati rasa, sensasi terbakar, nyeri, atau kesemutan di tangan atau kaki.

Segera cari pertolongan medis darurat jika mengalami efek samping serius seperti:

• Sakit kepala parah, kebingungan, bicara cadel, kelemahan pada tangan dan kaki, sulit berjalan, kehilangan koordinasi, merasa goyah, otot sangat kaku, demam tinggi, keringat berlebihan, atau tremor.
• Gejala mata serius seperti kehilangan penglihatan, penglihatan kabur, penglihatan seperti terowongan, sakit mata atau bengkak, atau melihat halo di sekitar cahaya secara tiba-tiba.
• Gejala jantung serius, seperti detak jantung yang cepat, tidak teratur, atau berdebar; palpitasi jantung; sesak napas; dan pusing tiba-tiba, seperti akan pingsan, atau pingsan.

Daftar di atas bukanlah daftar lengkap efek samping dan efek samping atau masalah kesehatan serius lainnya mungkin bisa timbul akibat penggunaan metronidazole vaginal. Hubungi dokter untuk saran medis mengenai efek samping serius atau reaksi yang merugikan.

5. Interaksi

Beri tahu dokter tentang obat-obatan yang kamu gunakan, khususnya:

• Litium.
• Pengencer darah (warfarin, Coumadin, dan Jantoven).

Ini bukan daftar lengkap. Obat lain mungkin dapat memengaruhi metronidazole vaginal, termasuk obat bebas dan obat resep, vitamin, dan produk herbal.

Yang perlu dihindari saat menggunakan metronidazole vaginal

Dilansir Everyday Health, selama kamu menggunakan obat ini dan selama tiga hari setelah dosis terakhir, hindari minum alkohol atau mengonsumsi makanan atau produk lain yang mengandung alkohol atau propilen glikol.

Minum alkohol dapat menyebabkan efek yang tidak menyenangkan seperti sakit kepala, mual, muntah, kram perut, dan rasa hangat atau kesemutan di bawah kulit.

Hindari mengenakan pakaian sintetis yang ketat seperti celana dalam nilon atau stoking yang tidak memungkinkan sirkulasi udara. Kenakan pakaian longgar yang terbuat dari katun dan serat alami lainnya sampai infeksi dinyatakan sembuh oleh dokter.

Jika sampai terkena mata, obat dapat menyebabkan rasa terbakar atau iritasi. Jika terjadi kontak dengan mata, segera bilas dengan air dan hubungi dokter.

Hindari menggunakan obat-obatan vagina lainnya kecuali jika diinstruksikan oleh dokter. Hindari berhubungan seks sampai infeksi vagina telah benar-benar diobati.

6. Penyimpanan

ilustrasi menyimpan obat (pexels.com/Anna Shvets)

Simpan metronidazole vaginal dalam wadahnya, tertutup rapat, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Simpan pada suhu kamar dan jauh dari panas dan kelembapan berlebih (bukan di kamar mandi). Jangan membekukan atau mendinginkannya.

Penting untuk menjauhkan semua obat dari pandangan dan jangkauan anak-anak karena banyak wadah (seperti tempat penyimpanan pil mingguan dan untuk obat tetes mata, krim, tambalan, dan inhaler) bisa dengan mudah dibuka oleh mereka.

Untuk melindungi anak kecil dari keracunan, selalu kunci tutup pengaman dan segera tempatkan obat di tempat yang jauh dari pandangan dan jangkauan mereka.

Obat-obatan yang tidak dibutuhkan harus dibuang dengan cara khusus untuk memastikan bahwa hewan peliharaan, anak-anak, dan orang lain tidak dapat mengonsumsinya. Kamu tidak boleh membuang obat ini ke toilet. Cara terbaik untuk membuang obat adalah melalui program pengembalian obat. Tanyakan ini kepada apotek di wilayahmu tinggal.

Baca Juga: Methylphenidate: Kegunaan, Dosis, Efek Samping