7 Penyebab Batu Empedu pada Perempuan, Salah Satunya Kehamilan

Batu empedu atau cholelithiasis adalah batu kecil, biasanya terbuat dari kolesterol, yang terbentuk di kantong empedu. Dalam kebanyakan kasus, penyakit ini tidak menimbulkan gejala apa pun dan tidak memerlukan pengobatan.
Beberapa faktor risiko pembentukan batu empedu telah diidentifikasi. Salah satu faktor risiko terpenting adalah jenis kelamin perempuan. Tingkat batu empedu dua sampai tiga kali lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Namun, ini terutama merupakan fenomena usia subur (Wiener Medizinische Wochenschrift, 2006).
Di bawah ini akan dijabarkan beberapa penyebab batu empedu pada perempuan.
1. Kehamilan
Empedu adalah cairan yang diproduksi oleh hati yang terutama terbuat dari kolesterol, bilirubin, dan garam empedu. Kantong empedu menyimpan empedu sampai tubuh membutuhkannya, dan kemudian melepaskannya ke usus kecil, di mana empedu membantu pencernaan lemak makanan dan vitamin yang larut dalam lemak. Jika zat-zat yang membentuk empedu menjadi tidak seimbang, misalnya terlalu banyak kolesterol atau bilirubin dan tidak cukup garam empedu, batu empedu yang mengeras dapat terbentuk di kantong empedu, mengutip dari Everyday Health.
Perempuan hamil berisiko lebih tinggi mengembangkan batu empedu karena peningkatan kadar estrogen. Penambahan berat badan dan penurunan berat badan yang cepat setelah kehamilan juga meningkatkan risiko tersebut.
Peningkatan estrogen menimbulkan masalah karena dapat menyebabkan lonjakan kadar kolesterol dalam empedu, yang dapat memicu berkembangnya batu empedu.
2. Menggunakan kontrasepsi hormonal

Bukti mengenai hubungan antara kontrasepsi hormonal dan penyakit kantong empedu telah lama beragam, dan beberapa orang berpendapat bahwa formulasi alat kontrasepsi yang lebih baru dan berdosis lebih rendah memiliki risiko pembentukan batu empedu yang lebih kecil dibandingkan dengan formulasi yang lebih tua dan berdosis lebih tinggi.
Namun, studi mengenai risiko penyakit kantong empedu yang terkait dengan kontrasepsi hormonal menyimpulkan bahwa formulasi kontrasepsi hormonal yang lebih baru memiliki peningkatan risiko yang signifikan secara statistik terhadap perkembangan penyakit kantong empedu (Canadian Medical Association Journal, 2011).
- Penggunaan pil KB dalam jangka panjang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kantong empedu dibandingkan tanpa penggunaan.
- Sebuah studi kohort yang menggunakan data dari Nurse's Health Study menemukan sedikit peningkatan risiko batu empedu di antara perempuan yang telah menggunakan pil KB selama 15 tahun atau lebih.
- Metaanalisis dari 26 penelitian observasional menemukan peningkatan sebesar 36 persen dalam perkembangan penyakit kantong empedu di antara perempuan yang menggunakan pil KB dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakannya.
- Baik estrogen maupun progesteron telah terbukti meningkatkan risiko batu empedu. Estrogen telah terbukti untuk meningkatkan produksi kolesterol di hati, dengan jumlah berlebih yang mengendap di empedu dan menyebabkan pembentukan batu empedu. Progesteron telah terbukti menurunkan motilitas kantong empedu, yang menghambat aliran empedu dan menyebabkan pembentukan batu empedu.
3. Obesitas
Obesitas merupakan faktor risiko kuat terbentuknya batu empedu. Profesional kesehatan sering mengategorikan obesitas berdasarkan indeks massa tubuh (IMT). Makin kamu mengalami obesitas, makin besar pula risiko kamu mengembangkan batu empedu.
Dilansir Harvard Health Publishing, beberapa penelitian menunjukkan bahwa perempuan dengan IMT tinggi hampir tiga kali lebih mungkin terkena batu empedu dibandingkan perempuan dengan IMT sehat.
Mengapa obesitas merupakan faktor risiko batu empedu masih belum jelas, tetapi para peneliti telah menemukan bahwa orang yang mengalami obesitas mungkin memiliki kadar kolesterol yang lebih tinggi dalam empedunya, yang dapat menyebabkan batu empedu. Orang yang mengalami obesitas mungkin juga memiliki kantong empedu besar yang tidak berfungsi dengan baik, menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases.
4. Genetik

Kalau kamu punya riwayat batu empedu dalam keluarga, peluang kamu terkena juga lebih besar (Gut and Liver, 2012). Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa gen hanya menyumbang sekitar 25 persen dari keseluruhan risiko berkembangnya batu empedu.
Selain riwayat keluarga, beberapa kelompok etnis mungkin berisiko lebih tinggi terkena batu empedu. Orang Meksiko-Amerika dan penduduk asli Amerika, misalnya, mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk mengembangkan batu empedu.
5. Penurunan berat badan secara cepat
Orang yang mengalami penurunan berat badan dalam jumlah besar dengan cepat memiliki risiko lebih besar terkena batu empedu. Faktanya, batu empedu adalah salah satu komplikasi penurunan berat badan yang disengaja yang paling penting secara medis.
Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang mengalami obesitas mengembangkan batu empedu saat menjalani diet sangat rendah kalori. Diet sangat rendah kalori biasanya didefinisikan sebagai diet yang mengandung 800 kalori sehari, sering kali terdiri dari makanan berbentuk cair dan dikonsumsi dalam jangka waktu lama, biasanya 12 hingga 16 minggu.
Batu empedu yang berkembang pada orang yang menjalani diet sangat rendah kalori biasanya tidak menimbulkan gejala. Namun, sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang menjalani diet sangat rendah kalori mungkin berisiko lebih tinggi terkena batu empedu yang memerlukan rawat inap atau operasi pengangkatan kantong empedu (International Journal of Obesity, 2014).
Batu empedu juga umum terjadi pada pasien obesitas yang mengalami penurunan berat badan dengan cepat setelah operasi bypass lambung (ukuran lambung diperkecil untuk mencegah makan berlebihan). Batu empedu kemungkinan besar akan muncul dalam beberapa bulan pertama setelah operasi.
6. Diet

Para peneliti percaya bahwa diet dapat menyebabkan perubahan keseimbangan garam empedu dan kolesterol di kantong empedu. Kadar kolesterol meningkat dan jumlah garam empedu menurun. Tidak makan dalam waktu lama (misalnya melewatkan sarapan), yang merupakan praktik umum di antara orang-orang yang sedang diet, juga dapat menurunkan kontraksi kantong empedu. Jika kantong empedu tidak berkontraksi cukup sering untuk mengosongkan empedu, batu empedu bisa terbentuk.
Jika penurunan berat badan dalam jumlah besar atau cepat meningkatkan risiko timbulnya batu empedu, penurunan berat badan yang lebih bertahap tampaknya akan mengurangi risiko terkena batu empedu. Namun, diperlukan penelitian untuk menguji teori ini.
Beberapa diet yang sangat rendah kalori mungkin tidak mengandung cukup lemak sehingga menyebabkan kantong empedu berkontraksi untuk mengosongkan empedunya.
Makanan atau camilan yang mengandung sekitar 10 gram (sepertiga ons) lemak diperlukan agar kantong empedu dapat berkontraksi secara normal.
Namun, belum ada penelitian yang secara langsung menghubungkan komposisi nutrisi makanan dengan risiko batu empedu.
Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, belum ada penelitian yang dilakukan mengenai efek diet berulang terhadap pembentukan batu empedu, melalui pola penurunan dan penambahan berat badan yang berulang kali terbukti dapat meningkatkan peluang kamu terkena batu empedu.
7. Penyebab dan faktor risiko umum batu empedu
Tidak jelas apa penyebab pasti terbentuknya batu empedu. Dilansir Mayo Clinic, para ahli kesehatan berpendapat bahwa batu empedu bisa terjadi ketika:
- Empedu mengandung terlalu banyak kolesterol. Biasanya, empedu mengandung cukup bahan kimia untuk melarutkan kolesterol yang dikeluarkan oleh hati. Akan tetapi, jika hati mengeluarkan lebih banyak kolesterol daripada yang dapat dilarutkan oleh empedu, kelebihan kolesterol tersebut dapat terbentuk menjadi kristal dan akhirnya menjadi batu.
- Empedu mengandung terlalu banyak bilirubin. Bilirubin adalah bahan kimia yang diproduksi ketika tubuh memecah sel darah merah. Kondisi tertentu menyebabkan hati memproduksi terlalu banyak bilirubin, termasuk sirosis, infeksi saluran empedu, dan kelainan darah tertentu. Kelebihan bilirubin berkontribusi terhadap pembentukan batu empedu.
- Kantung empedu tidak mengosongkan dengan benar. Jika kantong empedu tidak dikosongkan sepenuhnya atau cukup sering, empedu mungkin menjadi sangat pekat, sehingga berkontribusi pada pembentukan batu empedu.
Faktor risiko terbentuknya batu empedu:
- Jenis kelamin perempuan.
- Usia 40 tahun atau lebih.
- Penduduk asli Amerika.
- Ras Hispanik asal Meksiko.
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Hamil.
- Pola makan tinggi lemak.
- Pola makan tinggi kolesterol.
- Pola makan rendah serat.
- Memiliki riwayat batu empedu dalam keluarga.
- Memiliki diabetes.
- Memiliki beberapa gangguan darah, seperti anemia sel sabit atau leukemia.
- Penurunan berat badan dengan sangat cepat.
- Menggunakan obat yang mengandung estrogen, seperti pil KB atau obat terapi hormon.
- Memiliki penyakit hati.
Ada beberapa penyebab batu empedu pada perempuan, yang pada dasarnya menjadi perempuan itu sendiri sudah merupakan faktor risiko terbentuknya batu empedu.
Tidak ada cara yang terbukti untuk mencegah batu empedu, kecuali mengonsumsi makanan seimbang, menjaga berat badan normal, dan berolahraga secara teratur (setidaknya 30 menit sehari hampir setiap hari dalam seminggu). Menghindari makanan berlemak tidak akan mencegah atau menghilangkan batu empedu, tetapi dapat mengurangi frekuensi serangan.