Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kapan Sebaiknya ke Dokter saat Anak Keracunan Makanan?

gambar seorang anak yang sedang makan (unsplash.com/Ekaterina Shakharova)
gambar seorang anak yang sedang makan (unsplash.com/Ekaterina Shakharova)

Kasus keracunan makanan sedang marak terjadi saat ini. Sedihnya, kasus ini belakangan banyak terjadi di sekolah, dengan anak-anak sebagai korbannya. Keracunan sendiri sebetulnya gak mengenal usia. Semua orang bisa aja mengalami keracunan. Gak hanya setelah mengonsumsi makanan dan minuman, tangan yang kotor juga bisa jadi pintu masuk bagi penyakit.

Namun dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak cenderung memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami keracunan makanan. Pasalnya di usia dini, anak-anak cenderung memasukkan apa pun ke dalam mulutnya. Belum lagi rendahnya kesadaran akan pentingnya kebersihan diri juga membuat mereka jadi rentan. Keracunan ringan umumnya bisa ditangani di rumah, tetapi gak jarang kasus ini juga berdampak serius hingga membutuhkan penanganan dokter. Jadi pertanyaannya, kapan sebaiknya ke dokter saat anak keracunan makanan? Begini jawabannya!

1. Keracunan makanan disebabkan oleh kontaminasi pada makanan dan minuman

gambar anak sedang makan (unsplash.com/Nathan Dumlao)
gambar anak sedang makan (unsplash.com/Nathan Dumlao)

Kamu pernah gak sih merasa sakit perut, atau bahkan mual setelah mengonsumsi makanan atau minuman tertentu? Jika iya, bisa jadi itu karena kamu mengalami keracunan makanan. Dilansir WebMd, keracunan makanan sendiri terjadi ketika sistem pencernaan mengalami infeksi setelah seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.

Entah itu kontaminasi bakteri, virus, parasit, atau bahkan bahan kimia berbahaya yang seharusnya gak ditemukan pada makanan. Umumnya keracunan makanan disebabkan oleh bakteri seperti salmonella atau E. coli yang terdapat pada makanan mentah. Namun keracunan gak selalu terjadi karena makanan mentah atau kurang layak. Kadang tangan atau alat makan yang kotor juga bisa menjadi penyebab terjadinya keracunan makanan.

2. Gejala keracunan biasanya muncul dalam waktu singkat

gambar seorang anak yang sedang sakit (Freepik.com/Freepik)
gambar seorang anak yang sedang sakit (Freepik.com/Freepik)

Berbeda dari penyakit lain yang butuh waktu berhari-hari, gejala keracunan makanan biasanya justru berlangsung cepat antara 2 sampai 6 jam setelah kita mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi. Namun itu semua tergantung pada bakteri, virus, atau parasit apa yang menginfeksi kita. Dilansir Mayo Clinic, bakteri E. coli seringkali menunjukkan gejala antara 3-4 hari setelah kita terinfeksi. Gak jarang gejalanya muncul sejak hari pertama. Sedangkan virus Hepatitis A biasanya baru menunjukkan gejala pada hari ke 15 setelah kita terinfeksi.

Selain waktu munculnya gejala, gejala yang ditunjukkan juga berbeda tergantung pada apa yang menginfeksi tubuhmu. Meski begitu, orang yang keracunan makanan umumnya menunjukkan gejala seperti diare, mual, muntah, sakit kepala, sakit perut, hingga mengalami demam. Meski gak nyaman, gejala yang muncul sebetulnya merupakan cara tubuh kita untuk mengusir bakteri atau benda asing apapun yang ada di dalam tubuh. Ketika tubuh menemukan bakteri atau virus, mereka akan mencoba mengeluarkannya melalui feses atau mulut. 

3. Pada kasus yang parah, keracunan bisa memicu terjadinya komplikasi serius

gambar anak sedang sakit (unsplash.com/Phan Khôi)
gambar anak sedang sakit (unsplash.com/Phan Khôi)

Gejala keracunan makanan yang ringan biasanya berlangsung antara 12 hingga 48 jam, dan membaik setelahnya. Namun bukan berarti kita bisa menganggap enteng keracunan makanan. Meski jarang terjadi, keracunan makanan bisa berkembang menjadi komplikasi yang dapat berakibat fatal. Dilansir Cleveland Clinic, dehidrasi menjadi komplikasi yang paling umum terjadi. Ini karena gejala keracunan seperti demam atau diare membuat tubuh mengeluarkan banyak cairan.

Pada kasus yang lebih parah, keracunan makanan bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Keracunan makanan akibat bakteri listeria misalnya sangat berbahaya bagi ibu hamil. Jika gak segera mendapatkan penanganan, infeksi listeria bisa menyebabkan kerusakan saraf pada janin, keguguran, dan bayi lahir dalam keadaan meninggal. Bakteri E. coli yang sering ditemukan pada makanan mentah juga bisa menyebabkan sindrom uremik hemolitik yang berujung pada gagal ginjal. Terakhir, ada virus Hepatitis A yang juga bisa menyebabkan masalah serius pada organ hati.

4. Kapan sebaiknya ke dokter saat anak keracunan makanan?

gambar anak kecil berobat ke dokter (freepik.com/gpointstudio)
gambar anak kecil berobat ke dokter (freepik.com/gpointstudio)

Keracunan bisa menyasar siapa saja. Meski begitu, beberapa golongan tertentu memiliki risiko yang lebih besar. Dilansir WebMd, selain orang tua, ibu hamil, dan mereka yang punya sistem imunitas lemah, anak-anak juga termasuk golongan yang paling rentan mengalami keracunan makanan. Lalu kapan sebaiknya ke dokter saat anak keracunan makanan? Well, ada beberapa gejala yang patut diwaspadai.

Misalnya demam anak mencapai 102 derajat Fahrenheit atau 39,9 derajat Celcius, diare yang berlangsung lebih dari 3 hari, muntah atau buang air besar berdarah, air kencing berwarna gelap atau bahkan gak kencing, mengalami kebingungan, pusing, hingga penglihatan kabur. Meski begitu, ada baiknya jika kita gak menunggu sampai gejala yang lebih parah muncul. Alih-alih menuggu, berobat ke dokter saat gejala ringan muncul merupakan pilihan terbaik. 

Bakteri, virus, kuman, parasit, hingga bahan kimia penyebab keracunan makanan bisa berasal dari mana aja. Gak hanya soal kualitas makanan atau memastikan makanan layak dikonsumsi, kebersihan anak dan alat makan juga jadi hal yang mesti diperhatikan oleh orang tua. Biasakan anak untuk mencuci tangan sebelum makan, dan pastikan alat makan dalam keadaan steril sebelum digunakan.

Referensi

"Food Poisoning". Cleveland Clinic. Diakses September 2025.

"Food Poisoning: Signs, Symptoms, and Treatment". WebMD. Diakses September 2025.

"Food poisoning (foodborne illness)". Mayo Clinic. Diakses September 2025.

"Symptoms of Food Poisoning". CDC. Diakses September 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us

Latest in Health

See More

Kapan Sebaiknya ke Dokter saat Anak Keracunan Makanan?

23 Sep 2025, 22:43 WIBHealth