Potensi Risiko Pemberian Obat Batuk Sirop untuk Anak

Tidak direkomendasikan untuk anak usia di bawah 2 tahun

Batuk adalah salah satu gejala penyakit anak yang bisa membuat orang tua khawatir. Apalagi jika batuknya parah hingga membuat anak terjaga sepanjang malam dan mengganggu kehidupan anak, misalnya sekolah.

Sementara tersedia banyak produk yang dijual bebas, tetapi orang tua sering bertanya-tanya pengobatan mana yang paling berhasil dan paling aman untuk meredakan batuk anak. Inilah hal-hal yang perlu diketahui orang tua tentang memilih obat batuk yang tepat dan aman untuk anak-anak.

1. Peringatan pemberian obat batuk dan pilek sirop

Peringatan pada obat batuk dan pilek sirop biasanya menyatakan bahwa produk tersebut tidak boleh diberikan kepada anak-anak di bawah usia 4 tahun. Orang tua tidak boleh memberikan obat pilek dan batuk kepada anak kecil atau bayi yang produknya dirancang untuk anak yang usianya lebih besar.

Apabila anak usianya di bawah 2 tahun, jangan pernah memberikan mereka produk obat pilek dan batuk yang mengandung dekongestan dan antihistamin tanpa konsultasi terlebih dulu dengan dokter, mengutip laman U.S. Food and Drug Administration (FDA).

2. Obat batuk sirop

Potensi Risiko Pemberian Obat Batuk Sirop untuk Anakilustrasi obat batuk sirop dan pil (pixabay.com/Ewa Urban)

Dilansir Verywell Health, obat-obatan yang membantu meredakan batuk (obat antitusif) biasanya mengandung satu atau lebih bahan berikut:

  • Benadryl (antihistamin).
  • Dekstrometorfan ("DM" dalam obat batuk sirop)
  • Kodein atau hidrokodon (supresan batuk narkotika)

Obat sirop batuk dan pilek multi gejala mungkin mengandung dekongestan, ekspektoran, atau pereda nyeri dan demam. Beberapa sirup obat batuk mungkin juga mengandung alkohol.

Baca Juga: Alternatif Obat Sirop, Coba Herbal Ini untuk Redakan Batuk

3. Apakah obat batuk sirop ampuh?

Salah satu faktor utama dalam perdebatan tentang penggunaan obat batuk sirop batuk dan pilek pada anak-anak adalah bukti—khususnya kurangnya bukti—bahwa obat tersebut bekerja, seperti mengutip Verywell Health.

Sementara banyak orang tua dan dokter anak akan mengatakan bahwa obat pilek dan batuk sirop efektif untuk anak yang batuk, tetapi laporan-laporan yang ada merupakan bukti anekdot dan tidak didasarkan pada penelitian ilmiah.

Adapun bukti bahwa obat batuk tidak bekerja, satu tinjauan besar studi berjudul "Over‐the‐counter (OTC) medications for acute cough in children and adults in community settings" yang diterbitkan oleh Cochrane Review pada tahun 2014 menyimpulkan bahwa "Tidak ada bukti yang baik untuk atau menentang efektivitas obat yang dijual bebas pada batuk akut. Ini harus diperhitungkan ketika mempertimbangkan untuk meresepkan antihistamin dan agen antitusif yang aktif secara sentral pada anak-anak; obat-obatan yang diketahui berpotensi menyebabkan bahaya serius."

Salah satu alasan perdebatan adalah bahwa ada banyak kondisi yang menyebabkan anak-anak batuk, termasuk croup (yang sering ditandai dengan batuk sulit dikendalikan), bronkitis, asma, alergi, atau flu biasa.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah produk ini memang efektif untuk mengobati batuk pada anak-anak dalam keadaan tertentu. Studi tambahan juga akan meningkatkan upaya untuk membuat obat batuk dan pilek lebih aman untuk anak-anak pada umumnya.

4. Alternatif

Potensi Risiko Pemberian Obat Batuk Sirop untuk Anakilustrasi humidifier (pexels.com/cottonbro)

Bahkan dengan ketidakpastian dan peringatan, banyak orang tua yang terus menggunakan obat batuk sirop untuk pilek dan batuk. Jika kamu lebih suka mencoba pengobatan lain untuk batuk anak, ada beberapa alternatif yang bisa kamu coba:

  • Pelembap udara dingin.
  • Banyak minum air.
  • Istirahat dan kurangi aktivitas, terutama menghindari aktivitas fisik yang dapat memperburuk batuk.
  • Tetes hidung saline, dengan suction bulb untuk bayi dan bayi baru lahir.
  • Cough drop (obat batuk permen atau lozenge) untuk anak di atas usia 4 atau 5 tahun yang tidak berpotensi memiliki bahaya tersedak.

Jika anak batuk dan kesulitan bernapas, batuk tanpa henti, batuk dan demam tinggi, atau batuk yang tidak kunjung sembuh atau membaik setelah lima hingga tujuh hari, segera hubungan dokter spesialis anak.

5. Penyalahgunaan

Obat yang umum disalahgunakan pada remaja dan dewasa muda adalah dekstrometorfan (DXM), yang ditemukan dalam obat batuk sirop.

Sebagai contoh, obat pilek kombinasi seperti Coricidin HBP Cough and Cold juga dapat disalahgunakan. Selain dekstrometorfan, Coricidin HBP Cough and Cold mengandung antihistamin. Dosis besar dapat menyebabkan halusinasi dan efek samping serius lainnya. Bahkan, ada laporan kematian dari anak-anak yang menyalahgunakan DXM dan Coricidin, seperti mengutip National Institute on Drug Abuse.

Obat bebas banyak tersedia untuk mengobati gejala batuk dan pilek pada anak. Namun, pemberiannya tidak direkomendasikan untuk anak usia di bawah 2 tahun karena dapat menyebabkan efek samping yang serius dan berpotensi mengancam jiwa.

Banyak produk batuk dan pilek yang dijual bebas mengandung banyak bahan yang dapat menyebabkan overdosis yang tidak disengaja. Pelajari tentang obat (bahan aktif) apa yang ada dalam suatu produk dengan membaca label fakta obat.

Produk batuk dan pilek tanpa resep dapat berbahaya bagi anak-anak jika:

  • Mereka mendapatkan lebih dari dosis yang dianjurkan atau minum obat terlalu sering.
  • Mereka mengambil lebih dari satu produk yang mengandung obat yang sama. Misalnya, mengonsumsi obat pereda nyeri yang mengandung asetaminofen dan obat batuk dan pilek yang mengandung asetaminofen.

Jangan berikan obat anak yang dikemas dan dibuat untuk orang dewasa karena obat dewasa dapat menyebabkan anak mengalami overdosis.

Tidak setiap pilek atau batuk pada anak perlu diperiksa oleh dokter. Jika ragu, jangan segan untuk menghubungi dokter anak.

Beberapa gejala dapat menandakan bahwa anak mungkin memiliki sesuatu yang lebih serius daripada pilek. Menurut FDA, untuk semua anak, hubungi dokter jika orang tua melihat salah satu dari gejala berikut:

  • Demam 38 derajat Celcius atau lebih tinggi pada bayi 2 bulan atau lebih muda.
  • Demam 38,8 derajat Celcius atau lebih tinggi pada anak-anak pada usia berapa pun.
  • Bibir biru.
  • Sulit bernapas, termasuk lubang hidung yang melebar setiap kali bernapas; mengi; pernapasan cepat; tulang rusuk terlihat dengan setiap napas; atau sesak napas.
  • Sakit kepala parah.
  • Tidak makan atau minum, dengan tanda-tanda dehidrasi (seperti buang air kecil berkurang).
  • Keengganan atau kantuk yang berlebihan.
  • Sakit telinga terus-menerus.
  • Jika kondisi anak makin parah.

Baca Juga: Dijuluki Batuk 100 Hari, Kenali 7 Fakta Pertusis atau Batuk Rejan

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya