Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Obesitas di Amerika Serikat Turun Seiring Lonjakan Pengguna Ozempic

Seorang perempuan menyuntikkan obat GLP-1, seperti Ozempic dan Wegovy, di perutnya.
ilustrasi perempuan menggunakan obat GLP-1 (IDN Times/Novaya Siantita)
Intinya sih...
  • Tingkat obesitas di Amerika Serikat menurun dari 40 persen menjadi 37 persen, seiring meningkatnya penggunaan obat GLP-1 seperti Ozempic dan Wegovy.
  • Jumlah pengguna obat ini lebih banyak perempuan, dan kelompok usia 40–64 tahun mencatat penurunan berat badan terbesar.
  • Walaupun efektif, tetapi para ahli menekankan bahwa obat GLP-1 bukan solusi instan. Kamu tetap perlu pola makan sehat, olahraga, rencana jangka panjang, dan pengawasan medis.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Obat penurun berat badan yang tengah populer, seperti Ozempic dan Wegovy, ternyata mulai memberi dampak nyata.

Sebuah survei baru dari Gallup menunjukkan tingkat obesitas di kalangan orang dewasa Amerika Serikat (AS) akhirnya menurun untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, bersamaan dengan meningkatnya penggunaan obat penurun berat badan berbasis GLP-1. Namun, di sisi lain, angka diabetes justru mencapai rekor tertinggi.

Perempuan paling banyak pakai, berat badannya paling banyak turun

Survei yang melibatkan hampir 17.000 orang dewasa di AS ini menunjukkan, perempuan memiliki tingkat obesitas lebih tinggi daripada laki-laki, sekaligus lebih sering menggunakan obat penurun berat badan.

Kelompok usia 40–64 tahun juga menjadi pengguna paling banyak.

Menurut hasil Gallup, angka obesitas nasional turun dari hampir 40 persen pada 2022 menjadi 37 persen pada 2025, setara dengan 7,6 juta orang lebih sedikit yang mengalami obesitas.

Pada perempuan, angkanya menurun lebih dari tiga poin menjadi di bawah 39 persen, sementara pada laki-laki turun dua poin menjadi 35 persen.

Tren ini menunjukkan sinyal positif, bahwa orang makin sadar bahwa ada solusi yang tersedia (untuk obesitas) dan hasilnya mulai terlihat.

Namun, data ini harus dibaca dengan hati-hati. Pasalnya, survei Gallup ini mengandalkan tinggi dan berat badan yang dilaporkan sendiri oleh peserta, sehingga masih mungkin ada bias.

Selain itu, kategori “diabetes” juga mencakup orang yang sudah sembuh namun pernah didiagnosis sebelumnya, sehingga angka total bisa tampak lebih tinggi.

Lonjakan pengguna Ozempic dan Wegovy

Ilustrasi obat GLP-1 seperti semaglutide (Ozempic, Wegovy) atau tirzepatide (Mounjaro, Zepbound)
ilustrasi obat GLP-1, contohnya Ozempic (IDN Times/Novaya Siantita)

Penggunaan obat GLP-1 di AS meningkat pesat, diperkirakan dari hampir 6 persen pada awal 2024 menjadi 12 persen pada 2025. Pengguna perempuan lebih banyak (15 persen) dibanding laki-laki (kurang dari 10 persen). Obat ini paling populer di kelompok usia 40–64 tahun.

Alasannya sederhana, karena obat GLP-1 efektif dan membantu mengendalikan nafsu makan.

Obat ini, seperti semaglutide (merek Ozempic atau Wegovy), bekerja dengan meniru hormon alami GLP-1 yang dilepaskan tubuh setelah makan. Hormon ini berperan mengatur kadar gula darah sekaligus mengendalikan nafsu makan. Saat obat masuk ke tubuh, reseptor GLP-1 di pankreas, otak, dan saluran pencernaan akan teraktivasi. Akibatnya, produksi insulin meningkat ketika kadar gula darah tinggi, sementara hormon glukagon (yang biasanya menaikkan kadar gula) akan ditekan. Proses ini membantu menstabilkan kadar gula darah sekaligus memperlambat pengosongan lambung, sehingga makanan bertahan lebih lama di perut. Efeknya, rasa kenyang muncul lebih cepat dan bertahan lebih lama.

Selain itu, obat ini juga memengaruhi area otak yang mengatur nafsu makan, terutama di hipotalamus, membuat keinginan makan dan hasrat terhadap makanan tinggi kalori berkurang. Kombinasi efek ini membantu menciptakan defisit kalori alami, yang akhirnya menyebabkan penurunan berat badan.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa GLP-1 agonis dapat memperbaiki metabolisme lemak dan menurunkan peradangan yang terkait obesitas. Namun, obat ini tidak “membakar” lemak secara langsung seperti olahraga. Pengguna tetap disarankan untuk menjaga pola makan dan beraktivitas fisik agar hasilnya lebih optimal dan berkelanjutan.

Meski demikian, fakta lapangannya banyak orang yang menggunakannya dengan alasan kosmetik, atau cuma ingin menurunkan sedikit saja berat badan.

Kesimpulannya, obat GLP-1 memang efektif, tetapi penggunaannya harus diawasi secara ketat oleh dokter.

Tidak ada jalan pintas untuk menurunkan berat badan

Walaupun sudah ada beberapa obat yang dapat membantu menurunkan berat badan dengan cara menekan nafsu makan lewat sistem saraf pusat, seperti semaglutide dan tirzepatide (Mounjaro, Zepbound), tetapi ini bukanlah solusi instan. Obat ini pada dasarnya adalah perawatan jangka panjang untuk penyakit kronis. Tanpa gaya hidup sehat, hasilnya tidak akan bertahan lama.

Para ahli tetap menekankan pentingnya pola makan bernutrisi seimbang, aktif bergerak, dan punya rencana jangka panjang. Jika menggunakan obat GLP-1, pastikan kamu didampingi oleh tim medis yang memantau keamanan, nutrisi, dan strategi untuk berhenti dengan aman nantinya.

Referensi

Sharath Kommu and Philip Whitfield, “Semaglutide,” StatPearls - NCBI Bookshelf, February 11, 2024, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK603723.

"How Do GLP-1 Receptor Agonists, Like Ozempic or Mounjaro, Work?" Endocrinology Advisor. Diakses Oktober 2025.

"Weight Loss Drugs Like Ozempic Are Lowering the U.S. Obesity Rate." Healthline. Diakses Oktober 2025.

"Obesity Rate Declining in U.S." Gallup. Diakses Oktober 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Mikroorganisme Berbahaya yang Bisa Mengontaminasi Jamur Enoki

04 Nov 2025, 19:05 WIBHealth