Operasi Kelopak Mata Mencapai 1,7 Juta Prosedur dalam Setahun

- Okuloplasti menggabungkan oftalmologi dan bedah plastik.
- Di antara berbagai jenis operasi, eyelid surgery atau operasi kelopak mata menjadi salah satu yang paling diminati, dengan kenaikan signifikan hingga 24 persen.
- Prosedur harus dilakukan dengan tepat, tak hanya untuk alasan estetika, tetapi juga untuk memulihkan fungsi mata.
Bagi banyak orang, kelopak mata yang turun atau gangguan saluran air mata kerap dianggap sebatas masalah penampilan. Padahal, kondisi ini bisa mengganggu fungsi vital mata sebagai organ penglihatan sekaligus perlindungan.
Di sinilah peran okuloplasti menjadi penting. Ini merupakan bidang bedah plastik rekonstruksi mata yang menggabungkan keahlian oftalmologi dan bedah plastik.
Okuloplasti tak hanya bertujuan memperbaiki estetika, tetapi juga memulihkan fungsi, meningkatkan kenyamanan, hingga mengembalikan kualitas hidup pasien.
1. Okuloplasti tak hanya soal estetika
Dokter Dyah Tjintya Sarika, SpM, dokter spesialis mata subspesialis orbita, okuloplastik, dan rekonstruksi di JEC Eye Hospitals & Clinics, menegaskan bahwa okuloplasti adalah bidang yang unik karena berada di persimpangan antara oftalmologi dan bedah plastik.
“Dari blepharoplasty hingga perbaikan saluran air mata, semua tindakan kami berfokus pada dua tujuan yaitu memulihkan fungsi dan memperbaiki penampilan" jelasnya dalam acara temu media JEC Eye Hospitals & Clinics pada Kamis (21/8/2025) di Jakarta.
Ia menambahkan, kesadaran masyarakat mengenai kesehatan mata memang makin berkembang. Namun, masih ada anggapan keliru bahwa okuloplasti semata-mata berkaitan dengan kecantikan. Faktanya, banyak prosedur dilakukan atas indikasi medis, misalnya untuk mencegah penurunan fungsi penglihatan akibat kelainan kelopak atau saluran air mata.
"Kami sering menangani pasien dengan kelopak mata turun (ptosis) yang menutupi sebagian pupil, sehingga mengurangi lapang pandang. Banyak yang awalnya mengira ini sekadar masalah penuaan, padahal secara medis dapat diatasi," tambahnya.
2. Tren global dan faktor genetika di Asia
Popularitas prosedur terkait kelopak mata tidak bisa dilepaskan dari tren global bedah estetika. Menurut laporan Global Survey 2023 dari International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS), jumlah tindakan estetika, baik bedah maupun nonbedah, meningkat 3,4 persen, mencapai 34,9 juta prosedur di seluruh dunia.
Di antara berbagai jenis operasi, eyelid surgery atau operasi kelopak mata menjadi salah satu yang paling diminati, dengan kenaikan signifikan hingga 24 persen, tercatat sebanyak 1,7 juta prosedur dalam setahun.
Di kawasan Asia, tingginya permintaan turut dipengaruhi oleh faktor genetika dan anatomi. Riset yang dipublikasikan dalam jurnal Nature (Scientific Report) menunjukkan sekitar 50 persen populasi Asia memiliki kelopak mata tanpa lekukan (monolid) atau dengan lekukan minimal, yang menjadikan double eyelid surgery populer.
Dokter Dyah menekankan bahwa permintaan yang tinggi ini bukan hanya untuk alasan estetika, tetapi juga karena adanya kondisi medis seperti ptosis, epiblepharon, dan kelainan kelopak lainnya.
3. Harus dilakukan dengan tepat

Menambahkan pemaparan dari dr. Dyah, dr. Indra Maharddhika Pambudy, SpM, dokter spesialis mata subspesialis orbita, okuloplastik, dan rekonstruksi di JEC Eye Hospitals & Clinics, banyak kasus yang justru menuntut intervensi bedah untuk memulihkan fungsi dasar mata.
“Ptosis repair, rekonstruksi pascatrauma, atau pengangkatan tumor kelopak mata bukan hanya mempercantik, tapi juga mengembalikan fungsi pelindung mata," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa kelainan pada kelopak mata maupun area sekitarnya tidak bisa ditangani sembarangan. Diperlukan metode yang tepat serta kompetensi khusus dari dokter dengan pemahaman mendalam mengenai anatomi dan fungsi penglihatan.
Okuloplasti bisa menjadi sebagai solusi medis yang dapat mengembalikan fungsi, kenyamanan, dan kepercayaan diri pasien. Dengan penanganan oleh dokter subspesialis yang tepat, kesehatan mata tetap terjaga sekaligus kualitas hidup meningkat.