8 Penyebab Kelopak Mata Turun, Biasanya Tidak Serius

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Nursyamsi, SpM, M.Kes
Kelopak mata turun, atau istilah medisnya adalah ptosis, adalah kondisi yang menyebabkan salah satu atau kedua kelopak mata atas terkulai atau tampak turun. Kondisi ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan, dan dokter dapat menangani sebagian besar kasus dengan pembedahan sederhana.
Namun, tetap saja masalah pada kelopak mata tidak boleh diabaikan. Kelopak mata atas (dan bawah) penting untuk melindungi mata dari cedera. Kelopak mata juga membantu mengontrol seberapa banyak cahaya mencapai mata dan memastikan lapisan air mata tersebar di seluruh mata, mencegahnya mengering.
Turunnya salah satu atau kedua kelopak mata dapat mengganggu penglihatan jika parah. Dalam beberapa kasus, kondisi ini hadir sejak lahir dalam kasus lain memiliki onset bertahap atau cepat. Nah, inilah beberapa penyebab kelopak mata turun.
1. Ptosis kongenital
Beberapa bayi dilahirkan dengan ptosis, masalah yang dapat diperbaiki oleh dokter. Ini harus segera ditangani. Terkadang, anak yang lahir dengan ptosis juga dapat memiliki masalah mata lainnya. Masalah tersebut dapat meliputi gangguan pergerakan mata, penyakit otot mata, tumor (pada kelopak mata atau di tempat lain), dan masalah lainnya.
Seorang anak tidak akan mengembangkan penglihatan normal jika kelopak matanya terhalangi. Proses melihat adalah proses belajar, saat anak melihat warna dan cahaya, hal itu merangsang semua saraf. Retina dan otak mengembangkan jalur yang akan mengatur penglihatan seumur hidup.
Operasi untuk memperkuat otot kelopak mata dapat mencegah komplikasi, seperti:
- Ambliopia (mata malas).
- Astigmatisme (penglihatan berbayang).
- Mata juling.
2. Kerusakan saraf

Kerusakan saraf akibat cedera kelopak mata atau kondisi yang memengaruhi otak dan sistem saraf dapat menyebabkan kelopak mata terkulai.
Sindrom Horner adalah salah satu kondisi tersebut. Sindrom Horner adalah kelainan langka yang memengaruhi mata dan jaringan di sekitarnya pada satu sisi wajah, yang terjadi ketika ada semacam gangguan pada saraf mata. Penyebabnya antara lain:
- Tumor.
- Trauma pada sumsum tulang belakang.
- Lesi di otak.
- Pertumbuhan di kelenjar getah bening.
- Multiple sclerosis.
- Meningitis.
- Infeksi herpes zoster.
Terkadang, penyebab sindrom Horner mungkin tidak diketahui (idiopatik). Beberapa bukti menunjukkan bahwa kondisi ini dapat diwariskan.
Umumnya, sindrom Horner juga menyebabkan pupil menjadi sangat kecil. Bagian wajah yang terkena mungkin kering dan tidak berkeringat. Ptosis yang disebabkan oleh sindrom Horner biasanya hilang saat masalah yang mendasarinya ditangani.
Kerusakan saraf akibat diabetes jangka panjang yang tidak terkontrol dan tekanan darah tinggi juga dapat menyebabkan ptosis. Jadi, penting untuk mengidentifikasi dan mengobati kondisi tersebut.
3. Masalah otot
Ada tiga otot utama yang mengontrol gerakan kelopak mata. Otot terpenting adalah otot levator. Apa pun yang memengaruhi otot-otot itu juga dapat memengaruhi cara kerja kelopak mata.
Distrofi otot okulofaringeal atau oculopharyngeal muscular dystrophy (OPMD) adalah kondisi langka yang memengaruhi otot mata. Selain itu, OPMD dapat merusak otot yang digunakan untuk menelan dan bahkan beberapa otot tungkai.
Oftalmoplegia eksternal progresif kronis atau chronic progressive external ophthalmoplegia (CPEO) adalah kondisi lain yang melibatkan kedua mata. CPEO melibatkan hilangnya fungsi otot pada gerakan mata dan kelopak mata.
4. Penuaan

Salah satu penyebab ptosis yang paling umum adalah ptosis aponeurotik, atau ptosis involusional, yang kebanyakan terjadi pada orang dewasa yang lebih tua. Sering menggosok kelopak mata dapat menyebabkan ptosis aponeurotik.
Gravitasi dan waktu akan menggerakkan semuanya ke bawah, dan terkadang sampai pada titik di mana kelopak mata terkulai. Kadang, kelebihan kulit di kelopak mata bisa menutupi kelopak mata dan menghalangi penglihatan.
Dalam kebanyakan kasus, masalahnya adalah kosmetik. Pembedahan elektif dapat membantu mengembalikan sejumlah kekuatan kelopak mata seperti saat muda. Terkadang, kamu mungkin perlu pembedahan untuk mempertahankan penglihatan.
5. Operasi mata
Karena kemajuan teknologi dalam operasi mata, komplikasi jarang terjadi. Tetap saja, komplikasi bisa terjadi. Jika komplikasinya adalah kelopak mata turun, itu disebut sebagai ptosis pascaoperasi.
Ptosis telah dilaporkan beberapa orang setelah operasi katarak, kornea, refraktif (seperti LASIK), dan glaukoma. Ada banyak teori tentang apa yang menyebabkan ptosis pascaoperasi, termasuk spekulum kelopak mata, kecenderungan terhadap kondisi tersebut, anestesi retrobulbar atau peribulbar, durasi bedah, dan peradangan kelopak mata akibat jahitan kornea.
6. Myasthenia gravis

Myasthenia gravis adalah penyakit autoimun langka yang memengaruhi komunikasi otot dan saraf, yang menyebabkan kelemahan otot. Kelopak mata yang terkulai sering kali merupakan gejala awal dari kondisi tersebut.
Dengan adanya myasthenia gravis, antibodi yang biasanya melawan penyerang (seperti virus) mengalami kegagalan. Antibodi tersebut mencegah sel otot menerima pesan yang dikirim oleh sel saraf.
Gejala pada mata antara lain, ptosis, penglihatan ganda, kelumpuhan otot ekstraokular yang bervariasi atau strabismus yang tidak terjadi bersamaan, dan oftalmoplegia eksternal. Ptosis dapat berfluktuasi sepanjang hari. Gejalanya membaik dengan istirahat.
Myasthenia gravis juga dapat memengaruhi area lain di tubuh. Tidak ada obat untuk penyakit ini, tetapi perubahan gaya hidup dan obat-obatan dapat mengendalikan kelemahan otot.
7. Kanker
Kanker yang terjadi di dalam mata tidak akan memengaruhi kelopak mata. Namun, kanker di sekitar atau di luar mata dapat memengaruhi otot yang menaikkan dan menurunkan kelopak mata. Hal ini terjadi karena faktor mekanikal, yaitu penekanan pada otot levator.
Itu termasuk tumor di sepanjang saraf atau arteri yang memasok mata atau di otot yang mengendalikan mata. Ptosis juga jarang menjadi komplikasi kanker metastatik, seperti kanker payudara atau paru-paru.
8. Blefaritis

Kelopak mata yang meradang, atau blefaritis, adalah infeksi bakteri pada kulit di dasar bulu mata. Jika terjadi secara kronis, maka dapat menyebabkan ptosis.
Jika kelenjar minyak di sekitar bulu mata tersumbat, bakteri kulit normal akan berkembang biak di dalam kelenjar minyak dan menyebabkan infeksi. Kelenjar bisa tersumbat karena ketombe pada kulit kepala dan alis, alergi terhadap riasan mata atau larutan lensa kontak, atau tungau atau kutu bulu mata.
Gejalanya meliputi kelopak mata merah, bengkak, dan nyeri; serpihan kulit berminyak seperti ketombe di pangkal bulu mata; dan bulu mata yang tumbuh tidak normal atau rontok.
Perawatan termasuk kompres hangat dan mencuci kelopak mata dengan hati-hati dengan pembersih khusus atau sampo bayi, antibiotik dalam bentuk pil atau krim, obat tetes mata steroid, dan perawatan untuk kondisi yang mendasarinya seperti ketombe atau rosasea.
Gejala ptosis yang perlu kamu kenali
Tanda ptosis yang paling jelas adalah turunnya kelopak mata. Gejala lain mungkin termasuk:
- Kesulitan membuka mata.
- Ketegangan mata.
- Mata berair.
- Sakit dahi/alis dari mengangkat mata.
- Kelelahan mata.
- Kesulitan melihat tanpa memiringkan kepala ke belakang dan mengangkat dagu.
- Ambliopia.
- Strabismus.
- Astigmatisme.
- Penglihatan ganda, kabur, atau terdistorsi.
- Mata yang terkena tampak lebih kecil dari biasanya.
- Peningkatan produksi air mata.
- Ekspresi wajah lelah.
Penuaan atau kondisi medis tertentu dapat menyebabkan kelopak mata turun. Dan, dalam beberapa kasus, bayi lahir dengan kelopak mata turun. Ptosis biasanya tidak serius. Namun, dalam beberapa kasus, ptosis dapat mengganggu penglihatan jika menutupi akses cahaya ke mata.
Prosedur operasi sederhana dapat mengobati sebagian besar kasus ptosis. Jika kelopak mata turun dikaitkan dengan kondisi yang mendasarinya, mengatasi kondisi yang mendasari tersebut dapat memperbaiki ptosis.
Jika gejala berkembang dengan cepat selama beberapa hari atau jam dan disertai dengan kelemahan pada lengan, tungkai, atau wajah, sakit kepala serius, atau penglihatan ganda, temui dokter spesialis mata, ya.
Referensi
"Causes of Droopy Eyelids." Health. Diakses Januari 2025.
"What Is Ptosis?" Health. Diakses Januari 2025.
"Ptosis (droopy eyelid)." Moorfields Eye Hospital. Diakses Januari 2025.
"What is Ptosis?" American Academy of Ophthalmology. Diakses Januari 2025.
"Drooping Eyelids (Ptosis): 10 Causes, Treatments & Statistics." Buoy Health. Diakses Januari 2025.