5 Sinyal Positif Penanggulangan COVID-19, Peneliti Dunia Terus Bekerja

Pada medio Maret 2020, peneliti Amerika Serikat mulai menerapkan uji klinis vaksin virus korona baru pada manusia. Beberapa orang bahkan mengajukan diri menjadi sukarelawan untuk disuntikkan vaksin tersebut ke tubuh mereka.

Belakangan, peneliti Oxford University juga berencana melakukan pengujian vaksin kepada hewan untuk kemudian dilakukan uji klinis pada manusia. Pengujian vaksin ini juga dilakukan di berbagai negara, termasuk Tiongkok.

Kabar baik datang dari Tiongkok. Sejumlah peneliti Negeri Panda menyebut obat yang biasa digunakan untuk pasien pengidap influenza di Jepang mampu melawan virus korona baru. Obat bernama Favipiravir disebut membawa dampak positif dalam merawat pasien terinfeksi virus korona baru.

Meski peneliti Jepang menganggap terlalu dini untuk menyebut Favipiravir sebagai obat COVID-19, Tiongkok tetap berencana memproduksi secara masal obat tersebut. Obat yang mampu membalik status positif virus menjadi negatif dalam 4 hari ini dikembangkan oleh anak perusahaan Fujifilm.

Perusahaan Jepang, Kurabo Industries, yang bekerjasama dengan perusahaan rekanan asal Tiongkok berhasil menemukan alat yang mampu mendeteksi COVID-19 dalam 15 menit. Alat ini dianggap lebih murah dan cepat dalam mendeteksi virus ketimbang metode PCR yang selama ini digunakan di beberapa negara.

Meski begitu, sejumlah peneliti meragukan akurasi deteksi alat itu lantaran bukan lendir pada hidung-tenggorokan yang menjadi sampel, melainkan darah. Seolah menjawab keraguan, peneliti Nagasaki University mulai mengembangkan alat deteksi virus dengan menggunakan sampel lendir dalam 10 menit. Kini, uji klinis alat ini sedang dilakukan.

Peneliti Australia berhasil menyingkap cara kerja sistem imunitas tubuh dalam melawan virus korona baru. Hasil penelitian yang dimuat jurnal Nature Medicine itu mempersamakan proses duel antara antibodi dan virus COVID-19 itu dengan proses manusia sembuh dari flu biasa.

Penelitian yang menunjukkan adanya 4 jenis sel imun yang mampu melawan virus korona baru ini memberikan pemahaman mendalam mengenai cara virus menyerang alat pernapasan manusia. Temuan ini sekaligus menyingkap kapan sistem imunitas mulai melawan virus dan pada tahap mana virus kemudian terkalahkan.

Tiongkok sebagai negara yang paling terdampak virus korona baru mengumumkan nol kasus penderita baru COVID-19 dari transmisi lokal kendatipun kasus yang terinfeksi dari luar negeri masih ada. Informasi ini tentu merupakan kabar baik bagi masyarakat dunia yang tengah berperang melawan virus korona baru.

Meskipun sempat dianggap salah kelola dalam penanganan virus korona baru, Pemerintah Tiongkok langsung berbenah dengan melakukan tes massal dan menyiapkan fasilitas kesehatan yang memadai. Hasilnya, penyebaran virus bisa dikendalikan meskipun 3 ribu lebih korban jiwa tidak terhindarkan.

Mulai ada secercah harapan, kan? Tetap jaga kesehatan dan batasi pergerakan, ya teman-teman.