Bayangkan, betapa menyenangkannya jika kita bisa lancar BAB setiap pagi. Namun, hal ini tidak selalu terjadi. Terkadang, feses kita keras dan sulit dikeluarkan. Akibatnya, timbul rasa tidak nyaman dan sakit yang mengganggu.
Ternyata, penyebab sembelit tidak hanya karena kekurangan serat dalam makanan. Ketahui lebih banyak pemicunya lewat artikel berikut!
Kalau kamu hobi rebahan sambil scroll sosial media, kemungkinan besar kamu bisa terkena sembelit! Orang yang rutin berolahraga secara teratur justru memiliki kemungkinan kecil terkena sembelit. Ini karena usus besar merespons aktivitas tubuh. Olahraga penting untuk pergerakan usus yang teratur dan membuat BAB kita lebih lancar, ungkap laman Harvard Health Publishing.
Otot-otot dinding perut dan diafragma berperan penting dalam proses buang air besar. Apabila otot-otot ini lemah, maka kita akan kesulitan buang air besar. Olahraga penting bagi orang yang lanjut usia, sebab otot-otot di usus besar tidak semaksimal waktu berusia muda dan memicu sembelit.
Tahukah kamu, apa itu sindrom iritasi usus? Ini adalah kondisi gangguan di usus besar. Sindrom iritasi usus terjadi pada 10-15 persen orang di dunia ini. Sekitar 40 persen orang di antaranya mengalami sindrom iritasi usus ringan, 35 persen sedang dan 25 persen berat, jelas laman International Foundation for Gastrointestinal Disorders.
Lantas, bagaimana ciri-ciri sindrom iritasi usus? Beberapa orang mengalami pergerakan usus yang lambat, kesulitan mengejan saat buang air besar dan merasakan ketidaknyamanan di perut. Tidak hanya mengalami konstipasi, gejala lainnya adalah timbul kram, gas, kembung dan diare, terang laman Harvard Health Publishing.
Kalau kita sudah muak dengan sembelit, kita bisa meminum obat pencahar. Dengan obat pencahar, feses kita jadi lebih lunak dan mudah dikeluarkan tanpa rasa sakit. Namun, berhati-hatilah, jangan sampai ketergantungan dengan obat pencahar, ya!
Penggunaan obat pencahar dalam jangka panjang bisa merusak sel-sel saraf di usus besar dan mengganggu kemampuan bawaan usus besar untuk berkontraksi, ujar laman Harvard Health Publishing. Namun, para ahli farmasi mengklaim bahwa mereka telah memperbaiki formula obat pencahar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Saluran pencernaan mempunyai reseptor untuk opioid. Dan sembelit bisa terjadi (atau justru semakin memburuk) ketika orang minum obat nyeri opioid, tutur laman Harvard Health Publishing. Opioid bisa meningkatkan penyerapan cairan usus besar dan mengurangi elastisitas otot dubur. Akibatnya, tinja menjadi lebih keras dan susah keluar, ungkap JAMA Network.
Lebih lanjut, sembelit yang diinduksi oleh opioid terjadi pada 94 persen pasien kanker yang memakai opioid untuk nyeri. Sementara, 41 persen orang yang menggunakan opioid untuk nyeri kronis non-kanker. Sedihnya, pasien yang memerlukan analgesik opioid untuk mengobati rasa sakit mereka sering menghadapi ketidaknyamanan akibat sembelit.
Bukan hanya masalah medis, perubahan gaya hidup dan rutinitas bisa membuat kita sembelit, lho! Contohnya, saat kita bepergian ke tempat yang asing. Makanan yang tidak cocok di perut akan mengganggu pola makan normal dan rutinitas sehari-hari. Selain itu, kondisi toilet yang tidak nyaman akan membuatmu menahan buang air besar. Akibatnya, sembelit pun bisa terjadi.
Perempuan hamil pun berisiko mengalami konstipasi. Ini karena perubahan hormon yang terjadi dan rahim yang membesar yang akan mendorong usus. Di sisi lain, penuaan bisa mengurangi aktivitas usus dan tonus otot, sehingga kita bisa kesulitan buang air besar, jelas laman Harvard Health Publishing.
Apa itu serat dan mengapa tubuh kita perlu mengonsumsi banyak serat? Serat merupakan salah satu jenis karbohidrat yang biasa ditemukan di makanan dari bahan nabati, ungkap laman Everyday Health. Setidaknya, kamu perlu mengonsumsi 25 gram serat per hari untuk orang dewasa.
Sementara itu, pola makan yang rendah serat, kekurangan cairan dan makan makanan tinggi lemak bisa menyebabkan konstipasi. Di sisi lain, fungsi serat adalah untuk membuat feses menjadi lebih lembut dan mudah melewati usus, lanjut laman Harvard Health Publishing. Contoh makanan yang tinggi serat adalah buah pir, stroberi, alpukat, apel dan pisang.
Ada berbagai macam kondisi medis yang memicu timbulnya sembelit. Di antaranya adalah penyakit Parkinson, gangguan metabolisme dan endokrin, hipotiroidisme, diabetes, kanker usus, penyakit ginjal kronis, cedera tulang belakang hingga stroke, ujar laman Harvard Health Publishing.
Bukan hanya itu, scleroderma, penyumbatan usus yang disebabkan oleh jaringan parut, penyempitan usus besar dan rektum akan menekan, memeras, atau mempersempit usus dan dubur. Akibatnya, sembelit bisa terjadi.
Nah, itulah 7 penyebab sembelit yang perlu kamu ketahui. Setelah mengetahui pemicunya, kini kamu bisa menghindari sembelit!