Penyebab Tinja Keras seperti Batu, Jangan Diabaikan ya!

- Tinja keras terjadi saat kotoran melewati sistem pencernaan terlalu lambat, menyebabkan tinja menggumpal dan sulit dikeluarkan.
- Sembelit dapat disebabkan oleh kurangnya air dalam tinja, dehidrasi, kurang serat dalam makanan, dan kondisi medis tertentu.
- Beberapa obat-obatan, seperti antidiare dan antidepresan, dapat menyebabkan sembelit dan tinja keras.
Tinja keras dapat terjadi saat kotoran melewati sistem pencernaan terlalu lambat. Selain terasa keras, tinja mungkin kering dan menggumpal. Tinja keras dapat sulit dikeluarkan dan membuat buang air besar terasa menyakitkan.
Kenali hal-hal seputar gejala, penyebab dan faktor risiko, pengobatan, dan potensi komplikasi dari tinja keras.
Gejala tinja keras
Jika merasa tinja kamu keras, kemungkinan kamu mengalami sembelit. Sembelit secara umum didefinisikan sebagai buang air besar kurang dari tiga kali seminggu. Saat buang air besar, tinja mungkin tidak hanya keras, tetapi juga kecil, kering, dan menggumpal. Tinja mungkin terlihat seperti batu kecil.
Saat tinja keras, tinja mungkin terasa nyeri atau sulit dikeluarkan. Kamu mungkin merasa mengejan saat buang air besar. Selesai buang air besar pun kamu mungkin merasa belum sepenuhnya tuntas, seperti ada yang tertahan atau ada sumbatan pada usus. Bahkan, jika kamu merasa ingin buang air besar, kamu mungkin tidak bisa melakukannya.
Selain perubahan pada tinja dan buang air besar, kamu mungkin mengalami kram atau nyeri perut serta kembung.
Terkadang, tinja keras tidak keluar dan malah tersangkut di rektum sebagai gumpalan. Ini dikenal sebagai impaksi feses. Jika mengalami sembelit dalam jangka waktu lama dan tinja keras tersangkut di rektum, kamu mungkin merasakan gejala-gejala seperti:
- Pendarahan dari usus besar.
- Tekanan kandung kemih.
- Kehilangan kendali kandung kemih.
- Nyeri punggung bawah.
- Detak jantung cepat dan pusing saat mengejan untuk mengeluarkan tinja.
Penyebab tinja keras

Tinja keras dapat terjadi jika tidak ada cukup air dalam tinja. Kamu mungkin tidak memiliki cukup air dalam tinja jika tinja membutuhkan waktu terlalu lama untuk melewati sistem pencernaan. Karena tinja menghabiskan lebih banyak waktu di usus, usus besar menyerap lebih banyak air dari tinja daripada biasanya, yang mengakibatkan tinja menjadi keras, kering, dan menggumpal.
Ada beberapa alasan mengapa kamu tidak memiliki cukup air dalam tinja dan berujung pada tinja keras.
1. Pola makan
Tidak mendapatkan cukup serat dalam makanan dapat menyebabkan tinja keras. Itu karena serat menyerap air dan membantu makanan yang kamu makan bergerak melalui saluran pencernaan. Kalau pola makan kamu minim serat, tinja tidak akan mampu menyerap air sebanyak yang seharusnya. Akhirnya, tinja menjadi keras dan kering.
Selain itu, dehidrasi dapat menyebabkan tinja keras dan sembelit. Karena kamu tidak mengonsumsi cukup cairan, usus besar malah menyerap terlalu banyak air dari tinja selama proses pencernaan untuk mencoba mengimbanginya, yang mengakibatkan tinja keras.
2. Keterbatasan mobilitas

Orang dengan keterbatasan mobilitas mungkin berisiko lebih tinggi mengalami sembelit kronis dan penumpukan tinja. Ini karena tanpa mobilitas fisik, sistem pencernaan dapat melambat secara signifikan, yang menyebabkan tinja menjadi keras.
Orang dengan kondisi kesehatan yang mengharuskan mereka duduk di kursi atau tempat tidur dalam waktu lama dapat mengalami sembelit terkait keterbatasan mobilitas.
3. Kondisi medis tertentu
Terkadang, beberapa kondisi medis dapat menyebabkan tinja keras, contohnya:
- Penuaan.
- Masalah anatomi pada saluran pencernaan.
- Cedera otak.
- Penyakit celiac.
- Diabetes.
- Divertikulitis.
- Kondisi terkait hormon, seperti hipotiroidisme.
- Penyakit radang usus.
- Obstruksi usus.
- Tumor usus.
- Penyakit Parkinson.
- Kehamilan.
- Proktitis (radang kelenjar prostat).
- Cedera sumsum tulang belakang.
Beberapa kondisi di atas, seperti obstruksi usus, dapat menjadi keadaan darurat medis. Karena tinja tidak dapat keluar, seseorang dapat mengalami komplikasi yang mengancam jiwa jika usus bocor ke lapisan usus.
4. Obat-obatan tertentu

Beberapa obat, baik obat bebas maupun obat resep dokter, dapat menyebabkan tinja keras akibat sembelit. Itu karena obat memperlambat keluarnya tinja melalui sistem pencernaan.
Beberapa obat yang dapat menyebabkan sembelit dan tinja keras meliputi:
- Antidiare: Obat ini dapat menyebabkan sembelit terutama jika sering diminum.
- Antikolinergik: Obat ini digunakan untuk mengobati inkontinensia urine yang memengaruhi cara saraf berinteraksi dengan otot-otot di usus.
- Antidepresan: Diketahui dapat memiliki efek samping berupa sembelit.
- Antasida: Antasida yang mengandung bahan aluminium dan kalsium dapat menyebabkan sembelit.
- Antikonvulsan: Obat ini digunakan untuk mengobati beberapa jenis kejang dengan mengendalikan aktivitas saraf di otak yang dapat memengaruhi pergerakan usus.
- Calcium channel blocker: Obat-obatan ini merelaksasikan pembuluh darah dalam pengobatan kondisi jantung tertentu. Karena juga dapat merelaksasikan otot-otot usus, obat-obatan ini dapat menyebabkan sembelit dan tinja keras.
- Diuretik: Obat-obatan ini bekerja dengan mengurangi kelebihan cairan dalam tubuh untuk mengelola kondisi seperti hipertensi. Pengurangan air secara keseluruhan memengaruhi bagaimana tinja terbentuk.
- Suplemen zat besi: Ini dianggap memengaruhi penyerapan air di usus besar.
- Obat pereda nyeri narkotik: Obat pereda nyeri seperti kodein dapat memperlambat proses buang air besar.
Penggunaan obat-obatan merupakan penyebab sembelit dan tinja keras yang sangat umum pada lansia.
5. Menghentikan penggunaan pencahar jangka panjang
Tinja keras dan lengket dapat terjadi jika kamu telah menggunakan pencahar dalam jangka waktu yang lama dan kemudian tiba-tiba berhenti.
Pencahar memang diketahui dapat melancarkan buang air besar. Namun, ketika tubuh bergantung pada pencahar, penghentian mendadak rutinitas tersebut dapat menyebabkan usus lupa cara memicu buang air besar sendiri.
6. Traveling

Beberapa orang dapat mengalami sembelit saat bepergian atau berlibur. Ini mungkin terjadi karena beberapa hal, seperti tidur yang terganggu, terutama saat terjadi perubahan zona waktu.
Selain itu, saat traveling kamu mungkin mengonsumsi makanan yang berbeda dari yang biasa kamu makan sehari-hari, dan juga mungkin memiliki kesempatan terbatas untuk menggunakan kamar mandi saat berada di pesawat atau naik mobil.
Faktor risiko tinja keras
Sejumlah faktor meningkatkan risiko terjadinya sembelit dengan tinja keras, yang dapat meliputi:
- Penuaan.
- Jenis kelamin perempuan.
- Mengalami dehidrasi.
- Gaya hidup sedenter atau minim gerak.
- Kurang konsumsi serat.
- Mengonsumsi obat yang dapat menyebabkan sembelit.
Tinja keras pada bayi dan anak-anak

Tinja keras umum dialami bayi dan anak-anak. Rasa sakit saat buang air besar dapat menyebabkan anak menghindari buang air besar, yang dapat memperburuk masalah.
Sembelit kronis yang parah pada anak-anak atau bayi dapat menyebabkan penyumbatan usus parsial. Penyumbatan tersebut dapat menyebabkan rasa sakit, yang dapat menyebabkan inkontinensia tinja. Ini juga dapat mengganggu kemampuan anak untuk mendeteksi kapan mereka perlu buang air besar.
Orang tua dan pengasuh harus berbicara dengan dokter sebelum memberikan obat sembelit kepada anak, karena beberapa obat ini mengandung bahan-bahan yang mungkin tidak aman untuk anak-anak dan bayi.
Sambil menunggu untuk berbicara dengan dokter, praktik-praktik berikut dapat membantu:
- Rutin ke kamar mandi: Membawa anak ke kamar mandi secara berkala dapat mendorong mereka untuk buang air besar.
- Memberikan penguatan positif: Biarkan anak melakukan sesuatu yang menyenangkan sambil duduk di toilet untuk membantu anak melihat toilet sebagai pengalaman yang positif. Ini dapat meredakan kecemasan yang mereka miliki tentang toilet.
- Tidak menghukum anak: Hindari marah atau menghukum anak. Sembelit bukanlah kesalahan anak, dan memarahi anak hanya akan membuat mereka makin cemas tentang buang air besar, yang berpotensi memperburuk sembelit.
- Memastikan hidrasi yang baik: Tawarkan banyak air kepada anak dan hindari memberi mereka camilan manis dan jus buah.
- Memberikan buah: Makan buah dapat membantu melancarkan buang air besar. Hindari memberikan pisang karena dapat memperburuk sembelit.
- Menggerakkan bayi: Menggerakkan kaki bayi seperti gerakan mengayuh sepeda dapat membantunya buang air besar.
Kapan harus ke dokter?
Sembelit sesekali umumnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, temui dokter jika mengalami salah satu dari hal ini:
- Tinja keras yang berlangsung lebih dari seminggu atau tinja keras terjadi berulang kali.
- Tinja keras yang menyebabkan pendarahan atau nyeri.
- Tinja keras yang muncul setelah memulai pengobatan baru.
Orang tua atau pengasuh juga harus memberi tahu dokter jika anak tidak dapat buang air besar selama beberapa hari atau jika anak tampak sangat tertekan karena tinja yang keras.
Sembelit kronis yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi, jadi kamu harus segera menerima perawatan untuk tinja yang keras.
Pengobatan

Ada beberapa cara untuk membantu mengatasi tinja keras dan sembelit, seperti:
- Penggunaan obat pencahar: Berbagai obat sembelit dapat membantu mengeluarkan tinja keras, termasuk:
- Pencahar osmotik.
- Pencahar emolien atau pelunak tinja.
- Pencahar pembentuk massa tinja.
- Mengubah pola makan: Pola makan tinggi serat termasuk banyak buah dan sayuran dapat membuat tinja lebih mudah dikeluarkan.
- Minum banyak air: Minum lebih banyak air dapat membantu melunakkan tinja.
- Enema: Enema melibatkan memasukkan cairan atau gas ke dalam rektum untuk mengosongkan usus atau memberikan obat. Enema menambahkan air ke tinja dan dapat merangsang dorongan untuk buang air besar.
- Suplemen: Suplemen magnesium dapat membantu meringankan sembelit.
Komplikasi yang dapat terjadi
Sembelit yang terus-menerus dengan tinja keras dapat menyebabkan beberapa komplikasi, termasuk:
- Fisura ani, yaitu robekan pada anus.
- Impaksi, yaitu penumpukan tinja keras yang tidak dapat dikeluarkan tanpa dikeluarkan secara manual diikuti dengan enema.
- Enkopresis, yaitu keluarnya tinja cair di sekitar impaksi.
- Wasir.
- Prolaps rektum, yaitu penonjolan rektum melalui anus.
Tinja keras terjadi ketika makanan melewati usus besar terlalu lambat. Tinja keras dapat terasa menyakitkan bagi orang dewasa maupun anak-anak.
Tinja keras yang terjadi sesekali biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Ketika tinja keras menjadi masalah berulang, penting untuk menemui dokter. Perawatan yang tepat dapat segera mengatasinya dan mencegah komplikasi serius.
Referensi
"Your digestive system & how it works." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses Maret 2025.
"Symptoms & causes of constipation." National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses Maret 2025.
"Hard Stool." Healthgrades. Diakses Maret 2025.
Paola Iovino et al., “New Onset of Constipation During Long-Term Physical Inactivity: A Proof-of-Concept Study on the Immobility-Induced Bowel Changes,” PLoS ONE 8, no. 8 (August 20, 2013): e72608.
"What Causes Hard Poop—and How Do You Treat It?" Health. Diakses Maret 2025.
Diaz S, Bittar K, Hashmi MF, et al. Constipation. [Updated 2023 Nov 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan.
"What causes hard stool and how can you treat it?" Medical News Today. Diakses Maret 2025.
Sumire Mori et al., “A Randomized Double-blind Placebo-controlled Trial on the Effect of Magnesium Oxide in Patients With Chronic Constipation,” Journal of Neurogastroenterology and Motility 25, no. 4 (October 7, 2019): 563–75, https://doi.org/10.5056/jnm18194.
"Why Do I Have Hard Bowel Movements and How Do I Treat It?" Healthline. Diakses Maret 2025.