Pernahkah kamu terkena cacar air saat masih kecil? Penyakit ini disebabkan oleh virus varicella zoster. Virus ini juga bisa menyebabkan herpes zoster, terutama pada kelompok usia 45-64 tahun.
Ingin tahu lebih banyak tentang herpes zoster? CEO Klinik Pramudia, dr. Anthony Handoko, SpKK menjelaskan dengan detail dalam virtual media briefing "Bagaimana jika Terkena Herpes di Masa Pandemi COVID-19". Acara ini dihelat secara daring pada Kamis (8/4/2021). Simak yuk!
Herpes zoster memiliki banyak nama lain, seperti cacar ular, cacar api, atau shingles. Dinamai cacar ular karena bentuknya berderet-deret dan memanjang, dan diberi nama cacar api karena rasanya seperti terbakar atau tertusuk.
Menurut dr. Anthony, herpes zoster adalah sindrom khas yang disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster. Ini adalah virus yang sama yang menyebabkan cacar air.
"Reaktivasi terjadi ketika kekebalan terhadap virus varicella zoster menurun karena penuaan atau imunosupresi. Saat virus masuk ke dalam tubuh manusia, virus tersebut berdiam di sistem saraf dan menetap, lalu aktif pada waktu yang tak terduga," terang dr. Anthony.
Lebih lanjut, dr. Anthony mengatakan herpes zoster banyak terjadi pada kelompok usia 45-64 tahun. Namun, sekarang tren kasus herpes zoster cenderung terjadi pada usia yang lebih muda dan lebih sering dialami perempuan.
"Kira-kira 30 persen populasi pernah mengalami herpes zoster semasa hidupnya. Sedangkan insiden kasus neuralgia pasca herpes (NPH) sekitar 10-40 persen dari kasus herpes zoster. Semakin tinggi usia saat terkena herpes zoster, semakin besar (peluang) terjadinya komplikasi NPH," dr. Anthony menegaskan.
NPH sendiri adalah rasa nyeri berkepanjangan sebagai komplikasi dari herpes zoster. Komplikasi ini muncul akibat rusaknya serabut saraf imbas dari aktivitas virus yang berulang.
Dengan cara apa virus varicella zoster ditularkan? Menurut dr. Anthony, penularan virus bisa melalui pertukaran napas atau kontak dengan lesi di kulit. Penularan terjadi saat ada kontak langsung dengan cairan pada lepuhan ruam.
"Mereka yang belum pernah menderita cacar air atau tidak pernah menerima vaksin cacar air memiliki risiko tinggi tertular. Jika terinfeksi, mereka akan terkena cacar air, bukan herpes zoster," ujar dr. Anthony.
Kemudian, virus itu bisa berkembang sewaktu-waktu menjadi herpes zoster. Masa inkubasi dari pertama kali kontak hingga timbulnya lesi di kulit sekitar 10-21 hari.
Umumnya, nyeri akan berkurang seiring menghilangnya ruam. Akan tetapi, pada sebagian orang, herpes zoster menyebabkan komplikasi seperti rasa nyeri yang menetap yang disebut neuralgia pasca herpes (NPH).
Menurut dr. Anthony, komplikasi ini muncul akibat rusaknya serabut saraf imbas dari aktivitas virus yang berulang. NPH terjadi pada lebih dari 50 persen pasien yang berusia di atas 60 tahun.
Seperti apa rasa nyeri akibat NPH? Umumnya, terasa perih, berdenyut-denyut, terasa seperti ditusuk-tusuk, dan timbul sensasi terbakar. Bahkan, sentuhan lembut pada kulit bisa terasa menyakitkan!
"Komplikasi lain yang bisa timbul adalah kehilangan penglihatan jika herpes zoster terjadi di sekitar mata, masalah neurologis seperti radang otak dan kelumpuhan wajah, dan infeksi kulit berkepanjangan," tutur dr. Anthony.
Dokter Anthony kembali mengingatkan bahwa orang yang pernah mengidap cacar air berisiko besar mengalami herpes zoster. Namun, orang dengan daya tahan tubuh lemah memiliki risiko lebih besar.
Contohnya adalah lansia, orang dengan HIV/AIDS, pasien kanker, pasien transplantasi organ, pasien pascaoperasi, hingga orang yang mengalami stres psikis. Misalnya, radiasi atau kemoterapi pada pengobatan kanker bisa menurunkan daya tahan tubuh dan memicu herpes zoster.
"Maka, fokus pencegahan terhadap herpes zoster adalah dengan meningkatkan imunitas tubuh serta menghindari kontak terhadap virus. Perlu diwaspadai karena virus juga ditularkan melalui pertukaran udara," dr. Anthony mewanti-wanti.
Karena berhubungan dengan daya tahan tubuh atau imunitas, jika kita kuat, sel imun dapat memberikan pertahanan yang baik dan bisa menghancurkan virus yang masuk. Jadi, selalu jaga daya tahan tubuhmu, ya!