Potensi Gejala Subvarian XBB, Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Bisa menyebar lebih cepat

Ditemukan lebih banyak bukti bahwa subvarian XBB dapat memicu gelombang kasus COVID-19 terbaru. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa subvarian XBB telah ditemukan di 26 negara sejauh ini.

Para peneliti di Singapura bahkan menyatakan subvarian XBB telah mendominasi keseluruhan kasus COVID-19 di negara tersebut. Para peneliti masih melakukan penelitian lebih lanjut terkait subvarian ini. 

1. Gejala subvarian XBB

Potensi Gejala Subvarian XBB, Tetap Patuhi Protokol Kesehatanilustrasi demam (freepik.com/prostooleh)

Dilansir Good Housekeeping, masih belum ada data yang menemukan bahwa subvarian XBB menyebabkan gejala yang berbeda dari jenis SARS-CoV-2 sebelumnya. Cara paling akurat untuk mengetahui apakah seseorang mengalami infeksi varian XBB adalah dengan melakukan tes. 

Kasus subvarian terbaru ini mungkin dipicu oleh XBB dan subvarian Omicron lainnya yang dapat menyebabkan kombinasi gejala COVID-19 yang diketahui. Jika kamu mengalami dua atau lebih gejala di tersebut, segera lakukan tes COVID-19.

Mengutip keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), berikut gejala umum COVID-19 yang telah dikaitkan dengan subvarian terbaru, termasuk XBB:

  • Demam dan badan menggigil.
  • Kelelahan kronis dan nyeri tubuh yang meluas.
  • Sakit kepala yang konsisten.
  • Batuk.
  • Sakit tenggorokan.
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas.
  • Kesulitan pernapasan, termasuk pilek.
  • Kehilangan kemampuan dalam mengecap dan mencium. 
  • Mual atau muntah.
  • Diare.

2. Vaksin bisa membantu mencegah subvarian XBB

Potensi Gejala Subvarian XBB, Tetap Patuhi Protokol Kesehatanilustrasi vaksin COVID-19 (IDN Times/Aditya Pratama)

Vaksin dinilai mampu mencegah kematian dan gejala parah dari infeksi semua varian COVID-19, khususnya pada orang yang telah mendapatkan booster.

Tetap up-to-date dengan status vaksinasi menjadi sangat penting saat ini. Sudah banyak bukti yang menyebutkan bahwa bahwa vaksin dapat mencegah penyakit serius. Terlebih lagi, vaksin secara signifikan mengurangi konsekuensi jangka panjang, seperti long COVID dan risiko komplikasi kardiovaskular serius.

Baca Juga: Sudah Terdeteksi di Indonesia, Apa Itu Subvarian XBB?

3. Varian XBB menyebar dengan lebih cepat

Potensi Gejala Subvarian XBB, Tetap Patuhi Protokol Kesehatanilustrasi batuk (freepik.com/jcomp)

Seperti strain Omicron lainnya, XBB dianggap sangat menular. Dalam rilis resmi Kementerian Kesehatan Singapura pada 15 Oktober, subvarian XBB sudah mencapai 54 persen dari kasus COVID-19 di negara tersebut, naik 22 persen pada minggu sebelumnya.

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan bahwa XBB setidaknya dapat menular seperti varian yang beredar saat ini. Akan tetapi, tidak ada bukti bahwa XBB menyebabkan gejala yang lebih parah.

Di Indonesia sendiri, menurut rilis dari Kemenkes, hingga Selasa (25/10/2022) total ada empat kasus COVID-19 subvarian XBB di Indonesia.

“Pasien semuanya bergejala ringan seperti batuk dan pilek. Tapi semua pasien sudah sembuh dan mereka hanya melakukan isolasi mandiri, tidak dirawat di rumah sakit,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril pada Konferensi Pers Rabu secara virtual (26/10/2022).

Dari empat pasien tersebut, tiga di antaranya berlokasi di DKI Jakarta dengan dua pasien transmisi lokal dan satu pasien transmisi luar negeri. Sisanya satu pasien lagi berlokasi di Surabaya dengan transmisi luar negeri.

“Dengan demikian pasien konfirmasi XBB ini terdapat dua pasien transmisi luar negeri dari Singapura dan dua pasien transmisi lokal,” ucap dr. Syahril.

XBB adalah salah satu strain Omicron. Varian ini diduga akan menimbulkan gejala umum COVID-19. Penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan untuk memahami varian ini. Tetap jaga kesehatan dan lakukan protokol kesehatan agar terhindar dari infeksi COVID-19, ya!

Baca Juga: XBB, Subvarian Terbaru COVID-19 yang Menyebar Cepat

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya