Waspada Cacar Monyet di Indonesia, Ini Rekomendasi PB IDI 

Tetap lakukan protokol kesehatan dan hidup bersih

Dengan meningkatnya kasus COVID-19 beberapa waktu belakangan ini dan munculnya kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) melalui Satgas COVID-19 dan Satgas Monkeypox atau Clades IDI menyampaikan sejumlah rekomendasi.

Rekomendasi ini disampaikan dalam media briefing yang dilaksanakan pada Jumat (26/8/2022). Acara ini menghadirkan Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K), Ketua Satgas COVID-19 PB IDI dan dr. Hanny Nilasari, SpKK, Ketua Satgas Monkeypox PB IDI. 

1. Perkembangan COVID-19 di Indonesia

Waspada Cacar Monyet di Indonesia, Ini Rekomendasi PB IDI ilustrasi penularan penyakit (unsplash.com/Brian McGowan)

Dokter Erlina menjelaskan bahwa adanya kenaikan kasus COVID-19, tetapi masih dalam situasi yang terkendali. Ini ditunjukkan dengan angka Bed Occupancy Rate (BOR) yang menggambarkan keterisian rawat inap COVID-19.

Menurut data dari Satgas COVID-19 per 21 Agustus, BOR ICU COVID-19 secara nasional masih berada di bawah 30 persen. Terdapat 0,14 kenaikan selama satu pekan terakhir. Namun, BOR pada beberapa provinsi (DKI Jakarta dan Maluku Utara) berada pada kisaran 20 persen. Oleh karena itu, harus ada kesiapan untuk mengantisipasi lonjakan kasus. 

Dokter Erlina juga membagikan persentase kepatuhan menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Ada lima lokasi dengan tingkat ketidakpatuhan yang cukup tinggi, yaitu:

  • Terminal (40 persen).
  • Tempat wisata (19,9 persen).
  • Mal (18,3 persen).
  • Rumah (16,8 persen).
  • Tempat ibadah (12,2 persen). 

"Hati-hati untuk DKI dan Maluku Utara. Ini kisarannya hampir 20 persen. Namun, juga angka ini jangan dilihat persentasenya saja. Kita tahu bahwa rumah sakit-rumah sakit itu mengurangi tempat tidur isolasi COVID-19 karena kasus COVID-19 yang menurun," ujar Dr. Erlina. 

2. Kasus cacar monyet di Indonesia

Waspada Cacar Monyet di Indonesia, Ini Rekomendasi PB IDI ilustrasi virus cacar monyet (unsplash.com/CDC)

Dokter Hanny menjelaskan situasi terkini kasus monkeypox di Indonesia. Data kasus negara-negara di sekitar Indonesia menunjukkan:

  • Australia: 102 kasus.
  • Filipina: 4 kasus.
  • Singapura: 15 Kasus.
  • Thailand: 5 Kasus.

Di Indonesia sendiri, kasus yang terkonfirmasi hanya satu, dengan suspek sebanyak 23 kasus. Pasien adalah seorang laki-laki berusia 27 tahun dengan riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Prancis sebelum mengalami gejala.

Dokter Hanny menginformasikan bahwa pasien sedang melakukan isolasi mandiri dan dalam keadaan cukup baik. 

3. Tindak lanjut cacar monyet di Indonesia

Waspada Cacar Monyet di Indonesia, Ini Rekomendasi PB IDI ilustrasi penanganan cacar monyet (unsplash.com/Ashkan Forouzani)

Untuk menindaklanjuti kasus cacar monyet Indonesia, Satgas Monkeypox PB IDI sedang berkonsolidasi dan mempersiapkan rekomendasi lanjutan. Rekomendasi akan berfokus pada tata laksana pemilihan indikasi pemberian vaksinasi dan antivirus.

Satgas juga berperan aktif dalam memberikan rekomendasi terkait alur penegakan diagnosis. Ini perlu dilakukan karena dari 23 suspek belum pernah dilakukan penyisiran kasus untuk memastikan infeksi cacar monyet pada suspek tersebut.

Dikabarkan bahwa vaksinasi cacar monyet tidak akan diberikan ke semua orang, melainkan hanya untuk kelompok yang membutuhkan.

"Karena masih banyak sekali kasus-kasus yang terduga monkeypox, tetapi manifestasi klinisnya adalah infeksi kulit biasa yang lain. Misalnya karena infeksi virus cacar air, atau folikulitis," jelas dr. Hanny terkait pentingnya penegakkan diagnosis. 

Baca Juga: Studi: DNA Virus Monkeypox Ditemukan di 21 Benda Rumah

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Waspada Cacar Monyet di Indonesia, Ini Rekomendasi PB IDI ilustrasi menjaga kebersihan (unsplash.com/Curology)

Rekomendasi PB IDI untuk pencegahan kasus COVID-19 dan cacar monyet adalah dengan tetap menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi untuk terhindar dari berbagai macam penyakit.

Dokter Erlina mengingatkan perilaku PHBS meliputi:

  • Mencuci tangan dengan sabun saat tiba di rumah.
  • Menggunakan cairan pembersih tangan (minimal 60 persen alkohol) jika sabun dan air mengalir tidak tersedia.
  • Hindari menyentuh wajah karena mulut, hidung, dan mata dapat menjadi pintu masuk virus.
  • Membersihkan benda, permukaan, dan alat-alat yang sering digunakan, seperti meja, sakelar lampu, mouse, dan lain-lain.
  • Melakukan physical distancing khususnya dengan orang yang sedang sakit atau diduga terinfeksi virus. 

Untuk orang yang baru melakukan perjalanan ke wilayah yang terkonfirmasi kasus monkeypox, segera memeriksakan diri jika ada gejala. Orang dengan gejala cacar monyet diharapkan memberi tahu riwayat perjalanan dengan detail kepada petugas layanan kesehatan.

"Rekomendasi kami untuk seluruh masyarakat di Indonesia adalah mengurangi risiko penularan dengan PHBS dan menerapkan protokol kesehatan. Kemudian juga diindikasikan bahwa menghindari kontak langsung dengan hewan penularan monkeypox, kemudian membiasakan mengonsumsi daging yang dimasak dengan benar," tutur dr. Hanny. 

5. Rekomendasi PB IDI untuk pemerintah

Waspada Cacar Monyet di Indonesia, Ini Rekomendasi PB IDI ilustrasi tindakan kesehatan (unsplash.com/Hush Naidoo Jade Photography)

Selain kepada masyarakat, PB IDI juga memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah. Salah satunya adalah mengoptimalkan segala upaya yang terbukti efektif untuk menanggulangi COVID-19, seperti vaksinasi, penerapan protokol kesehatan, dan penerapan tracing dan testing.

Selain itu, Dr. Erlina juga mengingatkan pemerintah untuk kembali memberi perhatian untuk mengatasi masalah kesehatan lainnya. Ini termasuk penyakit menular (tuberkulosis, malaria, infeksi virus dengue) dan penyakit tidak menular (kanker, penyakit metabolik, dan penyakit jantung dan pembuluh darah).

"Kemudian perhatikan juga penyakit tidak menular. Kita masih dihadapkan dengan masalah kanker, masalah penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit metabolik seperti diabetes melitus, obesitas, dan lain-lain. Ayo pemerintah juga memberikan perhatian kepada penyakit-penyakit ini. Jangan hanya fokus ke COVID-19, lalu melupakan yang lainnya," Dr. Erlina mengingatkan.

Kasus COVID-19 dan cacar monyet di Indonesia masih dalam keadaan terkontrol. Akan tetapi, kita semua harus tetap waspada terhadap lonjakan kasus dan potensi outbreak. Tetap lakukan perilaku hidup sehat dan hindari aktivitas yang bisa meningkatkan risiko infeksi virus. 

Baca Juga: 5 Gejala Cacar Monyet yang Kini Menjadi Wabah Global

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya