Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Risiko Mpox pada Ibu Hamil, dari Keguguran hingga Menulari Janin

ilustrasi ibu hamil (freepik.com/ freepik)
Intinya sih...
  • Ibu hamil menjadi kelompok yang berisiko tinggi jika terpapar mpox, baik bagi dirinya sendiri maupun bayi dalam kandungan.
  • Ada risiko penularan vertikal dari ibu ke janin, baik secara transplasental (melalui plasenta) maupun saat persalinan.
  • Dalam kasus yang parah, infeksi mpox dapat menyebabkan komplikasi yang sangat serius.

Ibu hamil menjadi kelompok yang berisiko tinggi jika terpapar mpox (sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet atau monkeypox), baik bagi dirinya sendiri maupun bayi dalam kandungan. Virus penyebab mpox bisa ditularkan ke janin atau bayi baru lahir melalui kontak dekat selama dan setelah kelahiran.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr. Muhammad Ilham Aldika Akbar, SpOG(K), menjelaskan bahwa perubahan fisiologis dan imunologis selama kehamilan dapat memengaruhi respons tubuh terhadap infeksi. Berikut penjelasannya

Bahaya mpox bagi ibu hamil

Menurut dr. Aldi, ada risiko penularan vertikal dari ibu ke janin, baik secara transplasental (melalui plasenta) maupun saat persalinan.

"Risiko penularan ke janin juga menjadi perhatian utama," dr. Aldi menjelaskan kepada IDN Times.

Dalam kasus yang parah, infeksi mpox dapat menyebabkan komplikasi seperti abortus spontan, kelahiran prematur, dan kematian janin dalam kandungan.

Gejala mpox pada ibu hamil

ilustrasi ruam (freepik.com/freepik)

Tanda dan gejala infeksi mpox pada perempuan hamil serupa dengan gejala pada orang yang tidak hamil, termasuk gejala prodromal (demam, sakit kepala, limfadenopati, malaise, sakit tenggorokan, dan batuk) dan ruam.

Selama kehamilan, penyebab demam mungkin sulit dibedakan dari infeksi lain, seperti infeksi intra-amniotic (chorioamnionitis/ketuban pecah dini), sampai ruam muncul.

Ruam pada orang yang hamil dengan faktor risiko mpox perlu dibedakan dari dermatosis kehamilan, termasuk erupsi polimorfik kehamilan (pruritic urticarial papules and plaques of pregnancy/PUPPP).

Selain itu, lesi mpox dapat menyerupai lesi pada infeksi lain. Pasien dengan ruam yang awalnya dianggap sebagai karakteristik infeksi yang lebih umum (misalnya, varicella zoster atau infeksi menular seksual) harus dievaluasi dengan hati-hati untuk ruam mpox yang khas.

Pengujian diagnostik harus dipertimbangkan, terutama jika orang tersebut memiliki faktor risiko epidemiologis untuk infeksi mpox.

Cara mencegah paparan mpox

ilustrasi virus mpox (flickr.com/NIAID)

Untuk mencegah paparan mpox, ibu hamil sebaiknya:

  • Menghindari kontak langsung dengan individu yang diketahui atau dicurigai terinfeksi penyakit tersebut.
  • Menghindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir mpox, seperti tikus atau primata non-manusia.
  • Mempraktikkan kebersihan diri yang baik, termasuk mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air.
  • Menghindari perjalanan ke daerah yang sedang mengalami wabah.
  • Menggunakan masker dan alat pelindung diri lainnya jika berada di sekitar orang yang terinfeksi atau dalam lingkungan yang berisiko.

Jika ibu hamil menunjukkan gejala atau diduga terpapar mpox, menurutnya sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis. Penanganan akan tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan kondisi kehamilan.

Terapi suportif dan pemantauan ketat sangat dianjurkan. Pada beberapa kasus, antivirus dapat dipertimbangkan meskipun penggunaannya pada ibu hamil masih memerlukan pertimbangan risiko-manfaat yang mendalam.

"Pemeriksaan segera ke dokter diperlukan untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan penanganan yang tepat," lanjutnya.

Referensi

Centers of Disease and Prevention Control. Diakses pada September 2024. Clinical Considerations for Mpox in People Who are Pregnant or Breastfeeding.
World Health Organization. Diakses pada September 2024. Mpox.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Misrohatun H
3+
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us