Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Riwayat Kesehatan Paus Fransiskus, Dikabarkan Meninggal Dunia

Paus Fransiskus (commons.wikimedia.org/Alfredo Borba)
Intinya sih...
  • Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin pagi (21/4/2025) waktu setempat. Ia berusia 88 tahun.
  • Sebagai salah satu paus tertua dalam sejarah gereja, Paus Fransiskus telah menghadapi beberapa masalah kesehatan yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit.
  • Pada Februari hingga Maret 2025, Paus Fransiskus sempat dirawat selama 38 hari karena kondisinya yang kritis.

Paus Fransiskus, pemimpin Amerika Latin pertama Gereja Katolik Roma, meninggal dunia. Ia berusia 88 tahun. 

Wafatnya Paus diumumkan pada Senin pagi (21/4/2025) oleh Kardinal Kevin Farrell, camerlengo Vatikan.

“Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci Fransiskus,” demikian pernyataan dari camerlengo, dilansir CNN.

"Pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya.”

Sebagai salah satu paus tertua dalam sejarah gereja, Paus Fransiskus telah menghadapi beberapa masalah kesehatan. Berikut ini riwayat kesehatan Paus Fransiskus yang diketahui.

1. Nyeri saraf skiatika

Paus Fransiskus mengalami nyeri skiatika secara tiba-tiba pada Desember 2020. Ini membuat dirinya tidak dapat memimpin liturgi Vatikan pada Malam Tahun Baru dan Hari Tahun Baru.

Paus Fransiskus mengaku bahwa dirinya telah mengidap kondisi ini sejak beberapa tahun terakhir. Menurutnya, kondisi ini sangat menyakitkan.

Nyeri skiatika dimulai di punggung bawah dan dapat menjalar ke bagian belakang paha dan tungkai hingga ke telapak kaki. Akibat kondisi ini, lagi-lagi Paus Fransiskus harus membatalkan tiga penampilan publik pada akhir Januari 2021. 

2. Divertikulitis dan masalah pencernaan lainnya

ilustrasi masalah pencernaan (freepik.com/freepik)

Pada 4 Juli 2021, Paus Fransiskus mengalami masalah pada usus besarnya yang membuat dirinya harus dirawat di rumah sakit. Dari sana, Paus Fransiskus menjalani operasi untuk menghilangkan penyempitan usus besar yang disebabkan oleh divertikulitis. 

Operasi yang berlangsung selama 3 jam tersebut meliputi hemikolektomi kiri, yaitu pengangkatan satu sisi usus besar. Setelah operasi, Paus menghabiskan 11 hari di Rumah Sakit Gemelli Roma untuk memulihkan diri. Lalu, pada 25 Januari 2022, Paus Fransiskus mengumumkan bahwa divertikulitisnya telah kambuh.

Pada 7 Juni 2023, Paus Fransiskus menjalani operasi untuk memperbaiki hernia insisional. Prosedur ini berlangsung selama 3 jam dan dilakukan di Rumah Sakit Gemelli Roma. Setelah operasi, Paus masih harus dirawat di rumah sakit selama 8 hari untuk memulihkan diri.

3. Nyeri lutut

Pada akhir Februari 2022, Paus Fransiskus mengalami nyeri lutut yang membuatnya harus membatalkan dua acara publik. Sejak terkena masalah lutut, Paus harus dibantu untuk naik turun tangga.

Masalah lututnya terus memburuk hingga pada tanggal 22 April dan 26 April 2022, Paus Fransiskus harus absen dalam acara penting untuk pemeriksaan medis dan mengistirahatkan lututnya. Keesokan harinya, Paus mengumumkan bahwa masalah lututnya membuat ia tidak bisa berdiri terlalu lama.

Pada tanggal 30 April, Paus mengatakan bahwa dokter telah melarangnya untuk berjalan.

Pada bulan Mei 2022, Paus Fransiskus menjalani prosedur medis pada lututnya, berupa suntikan terapeutik, yang digunakan untuk meredakan nyeri lutut yang disebabkan oleh robekan ligamen. Dua hari kemudian, ia menggunakan kursi roda di depan umum untuk pertama kalinya.

4. Bronkitis dan masalah paru-paru lainnya

ilustrasi paru-paru (freepik.com/freepik)

Pada 29 Maret 2023, Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit di Roma karena infeksi pernapasan. Pada hari sebelumnya, ia telah berada di rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan medis rutin.

Paus Fransiskus pergi ke rumah sakit pada tanggal 25 November 2023 setelah mengalami flu. Namun, pemindaian CT di rumah sakit menunjukkan bahwa ia mengalami radang paru-paru yang menyebabkannya kesulitan bernapas. Ia diberi pengobatan antibiotik secara intravena selama pemulihan.

Pada 30 November 2023, Paus Fransiskus kembali mengalami infeksi bronkitis akut. Akibatnya, ia harus membatalkan perjalanannya ke Dubai.

5. Pilek, flu, dan sebagainya

Pada 23 Februari 2023, Paus Fransiskus mengalami pilek parah. Akibat kondisi ini, ia membagikan salinan pidatonya pada dua pertemuan pagi alih-alih membacanya dengan suara keras seperti biasa.

Pada akhir Februari 2024, lagi-lagi ia membatalkan penampilan publiknya karena mengalami flu ringan.

6. Dirawat selama lima minggu di rumah sakit

Paus Fransiskus berada di tengah kerumunan di Lapangan Santo Petrus pada 12 Mei 2013. (Edgar Jiménez from Porto, Portugal, CC BY-SA 2.0, via Wikimedia Commons)

Pada 14 Februari 2025, Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit karena bronkitis dan demam ringan setelah menghadiri audiensi pagi hari. Dokter mendiagnosis adanya infeksi saluran pernapasan.

Tiga hari kemudian, ia didiagnosis dengan infeksi polimikroba (bakteri, virus, dan jamur) di saluran pernapasan.

Hasil rontgen menunjukkan Paus Fransiskus mengalami pneumonia pada kedua paru-parunya (double pneumonia).

Pada 21 Februari, tim dokter Paus mengatakan dalam konferensi pers bahwa Paus masih dalam kondisi kritis dan belum sepenuhnya pulih, tetapi kondisinya tidak mengancam jiwa. Dokter mengatakan Paus sakit diabetes akibat steroid.

Esok harinya, Paus Fransiskus dalam kondisi kritis setelah mengalami krisis pernapasan dan membutuhkan oksigen bertekanan tinggi melalui selang hidung. Ia juga menerima dua transfusi darah setelah tes menunjukkan tanda-tanda anemia dan jumlah trombosit rendah, yang kemudian teratasi.

Pada 23 Februari, dokter melaporkan bahwa Paus Fransiskus mengalami gagal ginjal ringan. Tidak ada krisis pernapasan yang berulang, tetapi ia tetap dalam kondisi kritis.

Pada 26 Februari, gagal ginjal ringan yang dialaminya membaik.

Pada 28 Februari, Paus Fransiskus mengalami batuk spasme terisolasi (serangan batuk yang tiba-tiba dan hebat) di mana ia menghirup muntahan, yang kemudian memerlukan aspirasi noninvasif. 

Pada 4 Maret, Paus Fransiskus mengalami dua episode bronkospasme akut yang memerlukan bronkoskopi untuk mengeluarkan sumbat lendir.

Dua hari kemudian, Paus Fransiskus merekam pesan audio yang disiarkan kepada umat di Lapangan Santo Petrus untuk berterima kasih atas doa mereka. Suaranya lemah dan ia kehabisan napas.

Pada 10 Maret, dokter menyatakan Paus Fransiskus tidak lagi dalam bahaya kematian akibat pneumonia, tetapi tetap dirawat di rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut. Dua hari setelahnya, rontgen dada mengonfirmasi perbaikan kondisi Paus Fransiskus.

Pada 22 Maret, tim dokter mengumumkan bahwa Paus Fransiskus diperbolehkan meninggalkan rumah sakit keesokan harinya, dan bahwa ia akan menjalani masa pemulihan setidaknya selama dua bulan, yang mana selama masa tersebut ia tidak diperbolehkan bertemu dengan banyak orang.

Pada 23 Maret, Paus Fransiskus dipulangkan dari rumah sakit setelah menjalani perawatan selama 38 hari. Pada hari itu ia muncul di balkon untuk menyapa banyak orang.

Pada 17 April 2025, walaupun masih dalam pemulihan dari double pneumonia, Paus Fransiskus tetap menjalankan tradisi Kamis Putih dengan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kurang beruntung, mengunjungi narapidana di penjara Regina Caeli, Roma.

Referensi

"Pope Francis speaks about his health and whether he'd ever retire." CBS News. Diakses September 2024.
"Pope Francis’ health: Here’s a timeline of his medical issues in recent years." Catholic News Agency. Diakses September 2024.
"Pope Francis Visits the Hospital: His Health Issues Through the Years." National Catholic Register. Diakses September 2024. 
"A timeline of the life of Pope Francis: From Buenos Aires to Rome." The Independent. Diakses April 2025.
"Live Update - The latest on the death of Pope Francis." CNN. Diakses April 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Eka Amira Yasien
3+
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us