“Measles”. World Health Organization (WHO). Diakses September 2025.
“Measles: Causes, symptoms and treatment”. Medical News Today. Diakses September 2025.
“Measles: Symptoms & causes”. Mayo Clinic. Diakses September 2025.
“Measles”. NFID (National Foundation for Infectious Diseases). Diakses September 2025.
“Measles (Rubeola) — Symptoms, Rash, Causes & Prevention”. Cleveland Clinic. Diakses September 2025.
Siapa yang Paling Rentan Terserang Campak? Ini Penjelasannya!

Buat kamu yang memiliki anak balita, campak seharusnya bukan penyakit yang asing. Pasalnya di Indonesia, balita wajib melakukan vaksinasi untuk penyakit yang ditandai dengan ruam di kulit ini. Biasanya vaksinasi dilakukan di posyandu terdekat, klinik, hingga rumah sakit.
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari genus Morbillivirus. Penyakit ini ditandai dengan munculnya ruam di kulit, tanpa adanya rasa gatal. Meski sekilas tampak gak berbahaya, campak jelas bukan penyakit yang bisa dianggap enteng. Dilansir World Health Organization, pada tahun 2023 lalu, diperkirakan sekitar 107.500 orang meninggal dunia karenanya. Jumlah ini jelas banyak, tetapi dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya, kasus campak mengalami penurunan setelah adanya vaksinasi.
Sama seperti banyak penyakit lain, campak gak pilih-pilih dalam menentukan korbannya. Namun ada beberapa orang tertentu yang lebih mudah terserang. Jadi, siapa yang paling rentan terserang campak? Simak penjelasannya!
1. Campak merupakan penyakit paling menular di dunia

Banyak orang menyepelekan campak, tetapi penyakit ini sebetulnya sangatlah berbahaya. Penyakit campak yang terlambat ditangani dalam banyak kasus dapat memicu terjadinya komplikasi seperti pneumonia, pembengkakan otak, diare parah, dan beberapa penyakit pernapasan lain. Selain komplikasi yang mengancam nyawa, campak jadi sangat berbahaya karena penularannya yang cepat. Dilansir Healthline, saking menularnya, jika seseorang terkena campak, maka kemungkinan besar 9-10 orang anggota keluarga yang berada disekitarnya pun akan tertular.
Seorang penderita campak bahkan bisa menularkan virus ke 18 orang lainnya. Virus campak dapat menular melalui berbagai cara. Salah satu yang paling sering adalah virus menyebar lewat udara, ketika seseorang yang terinfeksi bernapas, bicara, bersin, dan batuk. Virus ini juga bisa menempel di permukaan benda dan bertahan hidup setidaknya selama 2 jam di sana.
2. Gejala campak mirip dengan flu

Virus campak bisa masuk ke dalam tubuh melalui mulut, hidung, dan mata. Setelah berhasil masuk ke dalam tubuh, virus akan masuk ke paru-paru dan menginfeksi sel imun. Virus yang sudah berkembang biak kemudian pindah ke kelenjar getah bening, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh tubuh mengikuti aliran darah. Dilansir CDC, gejala campak biasanya muncul antara 7-14 hari setelah infeksi. Gejala awalnya sendiri sangat mirip dengan flu, yaitu seperti demam tinggi, batuk, hidung berair, dan mata merah.
Setelah 2-3 hari dari gejala pertama, gejala lain berupa bintik-bintik putih kecil akan muncul di dalam mulut, diikuti dengan ruam serta benjolan kecil di wajah dan leher, bersamaan dengan demam tinggi 40 derajat Celcius. Dalam hal ini, campak membutuhkan penanganan medis yang cepat. Semakin awal seseorang mendapatkan penanganan, akan semakin cepat bagi para petugas medis untuk bisa mengendalikan gejala yang muncul.
3. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terserang campak

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, campak gak pandang bulu dalam memilih korbannya. Semua orang dengan kekebalan tubuh rendah atau belum pernah mendapatkan vaksin campak memiliki risiko yang tinggi tertular penyakit ini. Namun dari sekian banyak orang, ada beberapa kelompok yang lebih rentan terserang campak.
Dilansir CDC, anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun, orang dewasa yang berusia di atas 20 tahun, perempuan hamil, hingga orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti penderita leukimia dan HIV merupakan beberapa kelompok yang paling rentan terserang campak. Selain itu, bayi yang berusia di bawah 1 tahun juga memiliki risiko yang lebih besar tertular campak karena mereka belum cukup umur untuk menerima vaksin campak. Sementara itu, orang dewasa yang belum pernah di vaksin juga dapat tertular campak, dan memiliki risiko yang lebih besar mengalami komplikasi serius jika gak mendapatkan penanganan medis yang memadai.
4. Vaksinasi merupakan satu-satunya cara melindungi diri dari campak

Saat ini, vaksin MMR (measles, mumps, rubella) merupakan satu-satunya cara untuk mencegah campak. Gak tanggung-tanggung, dua dosis vaksin ini bisa menurunkan risiko terserang campak hingga 97 persen. Dilansir Medical News Today, berbeda dengan jenis pengobatan lain, vaksin campak hanya perlu diberikan dua kali seumur hidup. Biasanya diberikan saat masih balita. Vaksin dosis pertama diberikan saat anak berusia 12-15 bulan. Sedangkan vaksin dosis kedua diberikan saat berusia antara 4-6 tahun.
Setelah divaksin, anak-anak biasanya akan mengalami efek samping seperti demam dan ruam ringan, tetapi efeknya akan hilang dalam waktu beberapa hari. Meski vaksin MMR ampuh untuk melindungi seseorang dari campak, bukan berarti vaksin ini bisa diberikan kepada siapa saja. Ibu hamil, bayi berusia di bawah 1 tahun, orang yang memiliki alergi tertentu, memiliki masalah imunitas, penderita TBC, sedang sakit atau menderita penyakit sedang hingga berat, dan orang yang baru saja mendapatkan vaksin lain dilarang mendapatkan vaksin MMR karena dikhawatirkan dapat memberikan efek buruk pada tubuh. Untuk itu, sebelum melakukan vaksinasi MMR, penting untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan atau dokter.
Sebelum vaksin ditemukan, campak membunuh jutaan orang di seluruh dunia setiap tahunnya. Meski kini jumlahnya bisa ditekan, kasus campak masih terjadi di banyak negara termasuk Indonesia. Jika kamu memiliki anak yang belum melakukan vaksinasi campak, segera konsultasikan hal itu dengan petugas kesehatan dan lakukan vaksinasi. Tindakan ini bukan hanya melindungi anak, tetapi juga orang sekitar dari risiko terserang campak di kemudian hari.
Referensi