“Penelitian kami menunjukkan bahwa minuman rendah atau tanpa gula, yang sering dianggap sebagai alternatif lebih sehat karena menggunakan pemanis buatan, ternyata tidak sepenuhnya bebas risiko. Kami menemukan bahwa konsumsi yang sering tetap berkaitan dengan risiko terhadap kesehatan hati, yang menantang anggapan umum bahwa minuman ini sepenuhnya ‘aman’ atau ‘sehat’ sebagai pengganti minuman manis.”
Studi: Minuman Bersoda Bisa Memicu Penyakit Hati

- Banyak orang salah kaprah mengira minuman soda diet lebih sehat dari soda biasa. Padahal, keduanya sama-sama berhubungan dengan risiko penyakit hati.
- Konsumsi soda, baik soda reguler maupun soda diet, dapat meningkatkan risiko penyakit hati.
- Minuman berpemanis (sugar-sweetened beverage) dikaitkan dengan peningkatan risiko sekitar 50 persen, sedangkan minuman rendah atau tanpa tambahan gula (low atau non-sugar-sweetened beverage) justru sedikit lebih tinggi, yaitu sekitar 60 persen.
Selama ini, banyak orang mengira minuman bersoda jenis "diet" adalah pilihan lebih sehat. Namun, sebuah penelitian baru yang dipresentasikan dalam United European Gastroenterology (UEG) Week 2025 membantah anggapan itu.
Hasil studi terhadap lebih dari 103 ribu peserta dari database UK Biobank menunjukkan bahwa konsumsi minuman bersoda, baik yang berpemanis maupun minuman rendah atau tanpa tambahan gula, berkaitan dengan meningkatnya risiko penyakit hati berlemak non alkoholik, yang kini dikenal sebagai metabolic dysfunction-associated steatotic liver disease (MASLD).
Hanya satu kaleng sehari sudah cukup untuk meningkatkan risiko
Peneliti mencatat bahwa meminum lebih dari 330 gram (sekitar satu kaleng) soda per hari, baik yang berpemanis maupun “tanpa gula”, sudah meningkatkan risiko terkena MASLD.
Minuman berpemanis (sugar-sweetened beverage) dikaitkan dengan peningkatan risiko sekitar 50 persen, sedangkan minuman rendah atau tanpa tambahan gula (low atau non-sugar-sweetened beverage) justru sedikit lebih tinggi, yaitu sekitar 60 persen.
Pada saat yang sama, konsumsi minuman rendah atau tanpa gula dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian terkait penyakit hati, sementara minuman berpemanis tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.
Para peneliti juga menemukan bahwa hubungan antara minuman rendah atau tanpa gula dan kematian akibat penyakit hati bersifat dose-dependent, yang artinya makin sering dikonsumsi, risikonya makin besar.
Ganti soda dengan air putih, risiko turun drastis

Saat meneliti penggantian jenis minuman, para peneliti menemukan bahwa mengganti 330 gram salah satu jenis minuman setiap hari dengan air dapat membantu menurunkan risiko MASLD.
Efeknya sedikit lebih besar ketika minuman berpemanis diganti dengan air, yang menurunkan risiko MASLD sebesar 14,7 persen.
Namun, mengganti satu jenis minuman dengan jenis lainnya tidak memberikan perubahan signifikan terhadap risiko MASLD.
Temuan ini menyoroti potensi bahaya dari kedua jenis minuman, terutama minuman rendah atau tanpa gula, terhadap kesehatan hati.
Penulis studi, Lihe Liu, mahasiswa pascasarjana di Departemen Gastroenterologi, Rumah Sakit Pertama Universitas Soochow di Suzhou, China, menjelaskan kepada Medical News Today:
Walau hasilnya mengkhawatirkan, tetapi studi ini belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah peer-review.
Data konsumsi minuman dilaporkan sendiri oleh peserta, yang mungkin tidak sepenuhnya akurat. Selain itu, peserta UK Biobank sebagian besar berkulit putih dan relatif lebih sehat dibanding populasi umum Inggris, sehingga hasilnya mungkin belum bisa digeneralisasi.
Namun, temuan ini sejalan dengan penelitian lain yang menunjukkan bahwa pemanis buatan bisa mengganggu metabolisme hati dan mikrobioma usus, dua faktor penting dalam kesehatan hati.
Riset lanjutan akan menelusuri mekanisme biologis di balik hubungan ini dan apakah tipe pemanis buatan tertentu lebih berisiko dibanding lainnya.
Meskipun masih perlu penelitian lanjutan, tetapi temuan ini memberi satu alasan kuat untuk membatasi konsumsi soda, baik soda regular maupun soda diet. Banyak orang salah kaprah mengira minuman diet lebih sehat dari soda biasa. Padahal, keduanya sama-sama berhubungan dengan risiko penyakit hati. Air putih, air berkarbonasi tanpa pemanis, atau teh tanpa gula jauh lebih baik.
Referensi
"Both diet and regular sodas are linked to liver disease, new study finds." Medical News Today. Diakses Oktober 2025.