15 Tanda Gula Darah Rendah, Salah Satunya Penglihatan Kabur

Jika kamu tiba-tiba mengalami masalah penglihatan, penurunan gula darah mungkin menjadi penyebabnya. Dilansir Everyday Health, sebuah laporan kasus menyebut bahwa penglihatan kabur adalah gejala yang berhubungan dengan mata yang paling umum (memengaruhi 73 persen partisipan penelitian), diikuti oleh keremangan dalam penglihatan (sekitar 45 persen), dan bintik hitam (37 persen).

Saat kadar glukosa terlalu rendah, tubuh melepaskan epinefrin (juga disebut adrenalin) dan kortisol, yang memberi sinyal kepada hati untuk melepaskan lebih banyak gula ke dalam darah. Ini dapat menyebabkan kecemasan dan gejala terkait, seperti kegoyahan, berkeringat, dan jantung berdebar (Case Reports in Psychiatry, 2016).

Berkeringat biasanya merupakan salah satu tanda awal hipoglikemia. Ini terjadi sebagai akibat dari adrenalin yang meningkat saat kadar glukosa turun. Hingga 84 persen orang dengan diabetes mengalami keringat saat mereka mengalami hipoglikemia (Practical Diabetes, 2017).

Dilansir Kaiser Permanente, itu hampir selalu terjadi selama episode gula darah rendah, tetapi akan hilang segera setelah mengonsumsi gula.

Mengutip Cleveland Clinic, apabila tiba-tiba merasa seolah kelaparan, itu juga bisa menjadi tanda tubuh mengalami penurunan gula darah. Kamu dapat mengatur gula darah dengan menghitung asupan karbohidrat.

Titik awal yang baik adalah makan antara 15 dan 20 gram karbohidrat dengan setiap camilan dan antara 40 hingga 65 gram setiap kali makan. Meski begitu, orang dengan diabetes harus bekerja sama dengan dokter dan/atau ahli gizi untuk menentukan pola makan yang tepat.

Otak yang kekurangan gula dapat mengubah suara. Bicara cadel adalah gejala umum yang terkait gula darah yang turun di bawah 40 mg/dL.

Dikombinasikan dengan kencanggungan, yang merupakan tanda lain dari gula darah rendah, seseorang mungkin tampak seolah mabuk, dilansir National Health Service.

Menurut Harvard Health Publishing, otak bergantung pada gula untuk energi. Jadi, apabila terjadi penurunan glukosa, maka otak bisa tidak berfungsi dengan baik. Ini bisa membuat sulit untuk konsentrasi pada satu hal pada satu waktu.

Kabar baiknya, berdasarkan penelitian, tampaknya tidak ada kerusakan otak jangka panjang yang disebabkan oleh episode hipoglikemia sedang (Physiology & Behavior, 2011).

Ketika kadar gula darah rendah, otak mencoba untuk menyimpan energi sebanyak mungkin, sehingga kamu mungkin merasa pusing atau seperti ingin pingsan. Jika mengalami gejala ini, obat hipoglikemia dengan cepat dengan 15 sampai 20 gram karbohidrat kerja cepat, seperti jus, saran Mayo Clinic. 

Kamu juga dapat mencoba untuk berbaring. Apabila pusing atau rasa seperti ingin pingsan ini masih berlanjut selama lebih dari 15 menit, sebaiknya cari bantuan medis.

Perubahan suasana hati dan episode emosional tiba-tiba yang tidak khas dari perilaku normal bisa menjadi salah satu gejala neurologis hipoglikemia dan dapat mencakup lekas marah, keras kepala, dan perasaan depresi (Journal of Endocrinology and Metabolism, 2013).

Berdasarkan studi, tremor atau getaran adalah gejala yang terjadi saat sistem saraf otonom diaktifkan selama hipoglikemia (Annals of the New York Academy of Sciences, 2010).

Dilansir Johns Hopkins Medicine, hipoglikemia nokturnal, yang menyumbang sekitar setengah dari semua episode glukosa darah rendah, dapat menyebabkan sejumlah gangguan tidur.

Gejalanya termasuk berkeringat pada malam hari, mimpi buruk, episode bangun tiba-tiba dan menangis, serta perasaan gelisah dan bingung saat bangun. Camilan sebelum tidur dapat membantu mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan gangguan tidur. Idealnya, pembacaan gula darah harus antara 90 dan 150 mg/dL sebelum istirahat.

Ketika glukosa tidak bisa masuk ke sel tubuh, mereka tidak memiliki energi yang mereka butuhkan. Ini dapat menyebabkan kelelahan. Kamu mungkin juga merasa lelah saat kadar glukosa darah tinggi. Jadi, sebaiknya periksa gula darah saat merasa kelelahan untuk mengetahui apa yang terjadi.

Dijelaskan dalam laman Healthline, pada hipoglikemia, gula darah turun terlalu rendah, mengakibatkan gejala-gejala yang bisa termasuk sensasi seperti kesemutan di sekitar mulut. Tubuh dan otak butuh sejumlah glukosa untuk berfungsi dengan baik. Biasanya gejala ini disertai beberapa gejala yang telah disebutkan sebelumnya.

Hipoglikemia dapat menyebabkan kabut otak atau brain fog, mengutip Bustle. Otak butuh glukosa sebagai bahan bakar, sehingga kadarnya yang kurang dapat membuat otak tidak bekerja secara semestinya, membuat kamu merasa linglung dan bingung. Biasanya ini disertai gejala lain seperti penglihatan kabur.

Hipoglikemia juga dapat memengaruhi tampilan dan nuansa kulit. Menurut University of Michigan Medicine, ketika gula darah turun, wajah bisa menjadi dingin dan pucat. Ini juga merupakan efek samping dari adrenalin; darah dialihkan dari permukaan kulit ke organ vital, sehingga membuat kulit terlihat pucat.

Sakit kepala akibat hipoglikemia biasanya digambarkan sebagai nyeri tumpul dan berdenyut di pelipis, dan ini cukup umum. Gula darah rendah juga dapat memicu migrain, tetapi biasanya tidak disertai mual, muntah, dan kepekaan terhadap cahaya dan suara yang biasa. Sebaliknya, jenis migrain ini datang dengan gejala hipoglikemia lainnya, seperti penglihatan kabur, kelelahan, lekas marah, dan kebingungan.

Itulah tanda-tanda gula darah rendah yang perlu kamu ketahui, apalagi jika kamu hidup dengan diabetes. Bila tidak diobati, maka dapat menyebabkan gejala yang mengganggu, bahkan masalah kesehatan yang serius. Kabar baiknya, episode hipoglikemia bisa dicegah dengan memantau kadar gula darah secara rutin dan membuat sedikit penyesuaian pada rutinitas makan dan olahraga.