Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tinea Nigra: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

ilustrasi tinea nigra (pexels.com/Jonathan Borba)

Tinea nigra adalah jenis infeksi langka yang disebabkan oleh jamur Hortaea werneckii. Kondisi ini menyebabkan kemunculan bercak cokelat atau hitam pada permukaan kulit yang terdampak.

Kondisi ini biasanya memengaruhi area ekstremitas, seperti telapak tangan dan telapak kaki. Kendati demikian, infeksi jenis ini cenderung tidak membahayakan kesehatan secara signifikan. Orang-orang yang berisiko terkena tinea nigra adalah mereka yang menetap di daerah tropis atau subtropis.

1. Gejala

ilustrasi tinea nigra (ajtmh.org/The American Society of Tropical Medicine and Hygiene 90, 6; 10.4269/ajtmh.13-0394)

Sebagian besar kasus tinea nigra tidak menimbulkan rasa sakit atau gatal yang ekstrem. Beberapa orang yang terkena infeksi jamur ini mungkin mengembangkan gejala khusus, seperti:

  • Kemunculan bercak cokelat atau hitam yang menyerupai noda di permukaan kulit.
  • Lebih sering memengaruhi area telapak tangan, tetapi bisa juga muncul pada telapak kaki. Ini sesuai dengan penelitian dalam jurnal Studies in Mycology yang mengungkap bahwa 19 dari 22 partisipan mengembangkan bercak tinea nigra di telapak tangan, sementara 3 partisipan mengalaminya di area kaki.
  • Biasanya muncul pada satu area, telapak tangan, atau telapak kaki.
  • Bercak mirip noda umumnya rata dengan batas tertentu.
  • Pertumbuhan lesi cenderung lambat.

2. Penyebab

ilustrasi tangan bermain pasir di pantai (pexels.com/Krisp Cut)

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, tinea nigra disebabkan oleh infeksi jamur jenis Hortaea werneckii. Ini termasuk Phaeoannellomyces werneckii, Exophiala werneckii, dan Cladosporium werneckii.

Jamur dapat menyusup masuk ke dalam kulit melalui luka terbuka. Selain itu, kondisi kulit yang basah, lembap, atau berkeringat memungkinkan perkembangan jamur ini kian pesat. Inilah alasan kenapa jamur jenis Hortaea werneckii lebih sering menginfeksi area telapak tangan atau telapak kaki.

Menurut studi dalam Dermatology Online Journal, lesi kulit yang mengindikasikan tinea nigra diperkirakan muncul sekitar dua sampai tujuh minggu setelah kulit terpapar jamur. Sementara itu, orang yang lebih berisiko mengembangkan tinea nigra adalah perempuan berusia di bawah 20 tahun, berdasarkan laporan dalam jurnal Anais Brasileiros de Dermatologia.

3. Diagnosis

ilustrasi wanita sedang mendapatkan treatment untuk kulit (pexels.com/RODNAE Productions)

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan meninjau riwayat kesehatan pasien secara komprehensif. Selain itu, dokter juga mengidentifikasi riwayat perjalanan terakhir yang dilakukan pasien, misalnya liburan. Ini mungkin akan berkaitan dengan paparan jamur Hortaea werneckii dari daerah tropis atau subtropis.

Tes lainnya yang mungkin akan dilakukan meliputi:

  • Tes kultur: Salah satu prosedur diagnosis untuk membantu mendeteksi perkembangan mikroorganisme termasuk jamur dalam darah. Apabila hasil laboratorium menunjukkan Hortaea werneckii, ini berarti tes menunjukkan positif tinea nigra.
  • Biopsi kulit: Termasuk prosedur diagnosis dengan melibatkan pengambilan sampel sebagian jaringan kulit untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Biopsi kulit dilakukan untuk mengesampingkan kondisi lain, misalnya kanker kulit.

4. Pengobatan

ilustrasi mengoleskan krim atau salep (netdoctor.co.uk)

Untuk mengobati tinea nigra, dokter biasanya akan meresepkan krim antijamur untuk dioleskan pada bercak cokelat atau hitam di kulit. Dalam beberapa kasus, individu yang terdampak mungkin juga memerlukan obat antijamur oral. Ini dilakukan terlebih jika lesi yang muncul sangat besar dan/atau krim antijamur tidak bekerja secara optimal.

Apabila infeksi sudah sembuh namun masih ada noda cokelat atau hitam di kulit, hal ini dapat diatasi dengan pemberian obat keratolitik, misalnya asam salisilat. Obat ini memiliki fungsi untuk menghaluskan permukaan kulit kasar dan menghilangkan sel-sel kulit mati.

5. Pencegahan

ilustrasi cuci tangan (pexels.com/ Ketut Subiyanto)

Seseorang dapat meminimalkan risiko terkena tinea nigra dengan menghindari paparan pemicu, seperti tanah, produk kompos, atau tempat lain di mana jamur Hortaea werneckii tumbuh. Di samping itu, penting juga untuk memahami dan mengelola kondisi diri terkait produksi keringat berlebih atau hiperhidrosis.

Beberapa strategi sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah tinea nigra termasuk:

  • Menerapkan cuci tangan dengan baik secara teratur.
  • Menggunakan sarung tangan ketika sedang bekerja di taman atau di kebun.
  • Memakai alas kaki saat berjalan di tempat umum.
  • Mengganti kaus kaki secara teratur, terlebih ketika basah.
  • Melakukan perawatan pada luka terbuka sebelum melakukan aktivitas di luar rumah.

Tinea nigra bukan termasuk kondisi medis serius. Kebanyakan orang yang terdampak mengalami gejala berupa kemunculan bercak mirip noda berwarna cokelat atau hitam, dan area yang paling sering terdampak adalah telapak tangan atau telapak kaki.

Meskipun tidak berbahaya, tetapi gejala tinea nigra mirip dengan beberapa masalah kulit lainnya. Jadi, penting bagi siapa pun yang merasa mengembangkan gejala tinea nigra untuk berkonsultasi kepada dokter. Melalui serangkaian prosedur diagnosis, dokter akan membantu mengidentifikasi kondisi tersebut dan memberikan pengobatan yang tepat sasaran.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nurulia R F
Bayu Aditya Suryanto
Nurulia R F
EditorNurulia R F
Follow Us