"New coronavirus subspecies with SARS-CoV-2–like mutation discovered in Brazilian bat." CIDRAP. Diakses November 2025.
Kosuke Takada et al., “A Divergent Betacoronavirus With a Functional Furin Cleavage Site in South American Bats,” bioRxiv (Cold Spring Harbor Laboratory), October 27, 2025, https://doi.org/10.1101/2025.10.24.684489.
Virus Mirip Penyebab COVID-19 Ditemukan pada Kelelawar di Brasil
Intinya sih...
- Virus corona baru ditemukan pada kelelawar Brasil, dengan mutasi mirip SARS-CoV-2.
- Perbedaan genetiknya hanya satu asam amino pada bagian protein spike.
- Temuan ini menegaskan pentingnya pemantauan virus kelelawar di Amerika Selatan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)
Tim ilmuwan menemukan virus corona/coronavirus baru pada seekor kelelawar di Brasil. Virus yang diberi nama BRZ batCoV ini memiliki kemiripan genetik yang mencolok dengan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, terutama pada bagian protein yang memungkinkannya menembus sel manusia.
Penemuan ini berasal dari penelitian gabungan tim ilmuwan Jepang dan Brasil yang menganalisis sampel jaringan usus dari 70 kelelawar Pteronotus parnellii (atau kelelawar berkumis Parnell) yang dikumpulkan antara Mei hingga Agustus 2019, sebelum pandemi COVID-19 dimulai.
Saat meneliti susunan genetik virus tersebut, para peneliti menemukan adanya subgenus baru virus corona dengan fitur furin cleavage site (FCS) di protein spike-nya. Bagian inilah yang berperan besar dalam kemampuan virus menyerang sel manusia. Menariknya, urutan asam amino di situs ini hanya berbeda satu posisi saja dari yang dimiliki SARS-CoV-2.
Para ahli menilai bahwa mutasi seperti ini mungkin tidak langka di alam. Beberapa virus RNA lain juga menunjukkan pola serupa pada bagian permukaan mereka, menandakan bahwa area tersebut bisa menjadi “titik panas” evolusi virus.
Temuan ini menambah bukti bahwa kelelawar berperan penting sebagai reservoir alami berbagai virus corona dan memperkuat pentingnya pemantauan virus RNA di Amerika Selatan. Para peneliti menekankan bahwa memahami bagaimana mutasi seperti FCS muncul sangat penting untuk menilai potensi zoonosis, atau kemampuan virus berpindah dari hewan ke manusia.
Referensi
