WHO Peringatkan Penularan Flu Burung Meluas ke Hewan Mamalia

Flu burung disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe tertentu yang menginfeksi kelompok burung dan unggas. Namun, ada laporan kasus flu burung yang ditemukan pada hewan mamalia. Meluasnya penularan hingga ke hewan mamalia menimbulkan kekhawatiran banyak pakar, termasuk Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Baru-baru ini WHO memberikan peringatan agar lebih mewaspadai penularan flu burung yang meluas di antara hewan mamalia. Bagaimana risiko penularannya ke manusia? Berikut penjelasannya!
1. Flu burung dilaporkan telah menginfeksi hewan mamalia

Selama 25 tahun, flu burung H5N1 telah menyebar luas pada burung liar dan unggas. Burung merupakan inang alami dari virus flu burung atau avian influenza virus.
Tetapi, penularan flu burung telah terjadi ke mamalia baru-baru ini sehingga perlu dipantau dengan ketat. Terdapat beberapa laporan yang menyebutkan beberapa hewan, seperti cerpelai, rubah, berang-berang, hingga singa laut telah terinfeksi flu burung H5N1 selama beberapa minggu terakhir.
2. Risiko penularan flu burung H5N1 pada manusia saat ini masih rendah

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menilai risiko penularan flu burung H5N1 pada manusia sejauh ini masih rendah. Sebab, sejak H5N1 pertama kali muncul pada tahun 1996, penularan virus ke manusia dan antarmanusia jarang terjadi.
Meski begitu, WHO tidak dapat berasumsi penularan ke manusia akan tetap sulit ke depannya. Oleh sebab itu, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO mengingatkan untuk tetap bersiap apabila terjadi perubahan status.
Masyarakat disarankan tidak menyentuh atau mengumpulkan hewan liar yang mati atau sakit, tetapi melaporkan kepada otoritas setempat. WHO bekerja sama dengan otoritas nasional dan mitranya untuk memantau situasi terkini dan mempelajari apabila terjadi kasus infeksi H5N1 pada manusia. WHO juga merekomendasikan negara-negara untuk memperkuat pengawasan lingkungan di mana manusia dan hewan ternak atau hewan liar berinteraksi.
3. Virus dapat beradaptasi pada spesies hewan yang berbeda

Mengutip penjelasan WebMD, sebanyak 208 juta burung mati di seluruh dunia akibat wabah flu burung H5N1 yang terjadi dan setidaknya 200 kasus ditemukan pada mamalia. Sebagian besar kasus pada mamalia ditemukan pada hewan pemakan bangkai, misalnya rakun yang memakan burung yang terinfeksi. Selain itu, wabah juga telah terjadi di peternakan cerpelai di Spanyol yang menunjukan bahwa virus telah menyebar di antara hewan.
H5N1 yang dapat menyebar ke mamalia kecil menunjukan bahwa virus tersebut mampu beradaptasi pada spesies hewan yang berbeda. Akan tetapi, virus belum beradaptasi ke manusia sehingga penularan dari hewan ke manusia jarang terjadi dan penularan antarmanusia juga lebih sulit.
4. Kasus flu burung pada manusia karena kontak dengan hewan terinfeksi

Penularan virus flu burung pada manusia relatif jarang terjadi, namun ada laporan kasus yang muncul secara sporadis. Infeksi yang terjadi pada manusia dapat menimbulkan kondisi yang berat.
Infeksi pada manusia dapat terjadi karena kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi. Ada beberapa kasus flu burung H5N1 pada manusia dikaitkan dengan konsumsi makanan yang terbuat dari darah unggas mentah yang terkontaminasi.
5. Penularan penyakit pada hewan harus dikendalikan

Walau kemampuan menular pada manusia dinilai rendah, tetapi penularan virus di antara hewan tetap harus dikendalikan. Menurut Direktur Kesiapsiagaan dan Pencegahan Epidemi dan Pandemi WHO, Dr Sylvie Briand, penyebaran penyakit pada hewan harus bisa dikendalikan karena makin banyak virus yang beredar di antara hewan, makin tinggi pula risikonya bagi manusia.
Risiko penularan ke manusia bisa makin tinggi karena virus pada hewan dapat berevolusi menjadi bentuk yang mudah menular dan dapat terjadi penularan pada populasi manusia. Oleh sebab itu, mengendalikan penyebaran virus flu burung pada unggas sangat penting untuk menurunkan risiko infeksi pada manusia.
WHO memperingatkan bahwa virus flu burung telah menyebar ke beberapa hewan mamalia. Meski begitu, risiko penularan virus flu burung H5N1 ke manusia saat dinilai masih rendah. Penyebaran penyakit di antara hewan perlu dikendalikan agar virus tidak berpindah ke manusia.