Seks Oral Bisa Hamil atau Tidak? Ini Fakta dan Risikonya

Seks menyebabkan kehamilan merupakan pemahamam umum yang hampir semua tahu. Namun, seks sendiri bisa dilakukan dalam banyak bentuk. Ada seks penetrasi yang melibatkan penis dan vagina hingga seks oral yang menggunakan stimulasi mulut pada bagian kelamin.
Jika seks dikatakan dapat memicu kehamilan, bagaimana dengan seks oral? Kira-kira seks oral bisa hamil atau tidak, ya? Berikut fakta dan risiko yang perlu kamu pahami sebelum melakukan aktivitas seksual tersebut.
Seks oral bisa hamil atau tidak?

Jawabannya, seseorang tidak mungkin hamil hanya karena seks oral. Bahkan meski menelan sperma sekalipun proses pembuahan tidak dapat terjadi. Lebih jelasnya, cairan mani yang tersisa di dalam mulut dari seks oral mungkin masuk ke organ pencernaan. Namun, cairan yang mengandung sperma ini tidak mungkin menembus ke organ reproduksi.
Meski demikian, kehamilan akibat seks oral mungkin saja terjadi jika kamu melakukannya dengan aktivitas seksual lainnya. Contohnya, kamu dan pasangan melakukan stimulasi oral pada penis dan mengeluarkan cairan ejakulasi di area dekat vagina. Hal tersebut bisa meningkatkan risiko sperma masuk ke vagina dan menyebabkan pembuahan.
Proses terjadinya kehamilan
Menjawab seks oral bisa hamil atau tidak akan lebih mudah jika mengetahui bagaimana proses kehamilan terjadi. Perempuan dengan rahim bisa mengalami hamil ketika terjadi pembuahan.
Nah, pembuahan atau konsepsi merupakan proses ketika sperma berenang melalui vagina dan membuahi sel telur di tuba falopi. Hal tersebut bisa terjadi beberapa jam hingga beberapa hari setelah melakukan seks penetrasi tanpa pelindung fisik, misalnya kondom atau kontrasepsi KB.
Proses bertemunya sperma dan sel telur tersebut bukan hal yang bisa dilakukan melalui mulut atau organ lainnya, termasuk anus. Lebih lagi, sperma membutuhkan lingkungan yang mendukung agar bisa bertahan hidup untuk melakukan pembuahan.
Setelah proses pembuahan berhasil, sel telur atau zigot akan membelah diri dan bergerak ke rahim untuk menjadi blastokista. Selanjutnya, blastokista akan menempel di rahim alias implantasi sebelum akhirnya berkembang menjadi janin.
Namun, perlu dicatat juga bahwa sel telur yang telah dibuahi (zigot yang nantinya menjadi blastokista) tidak selalu berhasil menempel pada rahim. Artinya, sekalipun pembuahan berhasil, kehamilan tidak akan terjadi jika implantasi gagal. Sel telur yang telah dibuahi pun bisa meluruh bersamaan periode menstruasi berikutnya.
Risiko seks oral

Meski jawaban dari seks oral bisa hamil atau tidak adalah tidak, bukan berarti aktivitas seksual ini bebas risiko, ya. Alih-alih kehamilan, melakukan seks oral tanpa pelindung justru berisiko menularkan penyakit menular seksual.
Beberapa jenis penyakit menular seksual yang bisa menular melalui stimulasi mulut adalah gonore, hepatitis tipe B, herpes, Human Papilloma Virus (HPV), sifilis, hingga HIV dan klamidia (walau jarang terjadi). Lantas, apakah risiko tersebut bisa dihindari? Penularan infeksi selama seks oral bisa diusahakan agar tidak terjadi.
Nah, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan penyakit menular seksual akibat seks oral:
- Selalu gunakan pelindung fisik saat melakukan seks oral, misalnya memakai kondom atau dental dam
- Hindari masuknya air mani atau cairan vagina ke mata
- Usahakan tidak melakukan seks oral saat ada luka di mulut
- Selalu terbuka dengan pasangan mengenai kondisi kesehatan masing-masing.
Jawaban seks oral bisa hamil atau tidak sudah sangat jelas, ya. Kamu tidak akan hamil, kecuali jika seks oral dilakukan bersamaan dengan bentuk seks lain yang memungkinkan sperma masuk ke vagina.
Referensi:
"Oral sex". BetterHealth. Diakses Agustus 2024
"Can you possibly get pregnant from oral sex?". Planned Parenthood. Diakses Agustus 2024
"Can I get pregnant by swallowing semen during oral sex?". Sexual Health Hub. Diakses Agustus 2024
"Conception". Cleveland Clinic. Diakses Agustus 2024