Studi: Seks saat Libur Natal Tingkatkan Risiko Penis Patah

Fraktur penis atau awam menyebutnya "penis patah" merupakan robekan yang terjadi pada tunica albuginea. Ini adalah lapisan jaringan ikat yang tebal yang membagi testis menjadi lobulus-lobulus kecil.
Fraktur penis merupakan kondisi gawat darurat medis yang berisiko memicu perubahan bentuk penis menjadi bengkok atau melengkung.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal British Journal of Urology International pada Desember 2023 menemukan kaitan antara melakukan hubungan seks saat libur Natal dan risiko penis patah.
1. Total 3.421 laki-laki mengalami fraktur penis saat Natal

Peneliti melibatkan pasien dari studi GRAND yang didiagnosis dengan fraktur penis dari tahun 2005 hingga 2021. Secara total, tercatat 3.421 laki-laki mengalami fraktur penis dari rentang waktu tersebut. Usia rata-rata pasien adalah 32 hingga 51 tahun yang memerlukan rawat inap di rumah sakit.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian fraktur penis selama periode Natal. Peneliti melihat data rawat inap di rumah sakit dari 24 hingga 26 Desember setiap tahunnya.
2. Euforia Natal mungkin menjadi faktor risiko

Dari data yang didapatkan, peneliti menemukan bahwa fraktur penis lebih sering terjadi saat Natal. Peneliti menduga bahwa perasaan semangat dan euforia musim Natal mungkin menjadi faktor risiko cedera ini.
“Cedera ini cenderung terjadi selama hubungan seks liar—terutama dalam posisi kamu tidak melakukan kontak mata langsung [dengan pasangan], seperti posisi reverse cowgirl,” kata Nikolaos Pyrgides, ahli urologi yang memimpin penelitian tersebut, mengutip dari The Guardian.
Fraktur penis sering kali ditandai dengan suara retakan yang terdengar, diikuti dengan nyeri hebat, dan hilangnya ereksi dengan cepat. Kondisi ini juga disertai dengan pembengkakan dan memar yang parah.
"Jika setiap hari adalah hari Natal, maka akan ada 43 persen lebih banyak kasus fraktur penis terjadi di Jerman mulai tahun 2005," tambah Nikolaos.
3. Risiko meningkat saat akhir pekan

Penelitian tersebut juga menemukan adanya peningkatan risiko pada akhir pekan dan selama liburan musim panas. Namun, malam Tahun Baru tidak dikaitkan dengan peningkatan insiden fraktur penis.
“Di Jerman, minggu Natal dirayakan secara luas, sedangkan malam Tahun Baru cenderung lebih sepi,” kata Nikolaos.
Menurutnya, sebagian besar kasus fraktur penis terjadi dalam skenario yang tidak biasa. Contohnya pada hubungan perselingkuhan atau ketika hubungan seks dilakukan di lokasi yang tidak biasa. Ia menyarankan pasangan untuk mewaspadai risiko cedera dan berhati-hati saat Natal.
Jika fraktur penis terjadi, segera pergi ke unit gawat darurat rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan. Jika tidak diobati, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi jangka panjang.