10 Hal yang Bisa Dipelajari Dari Reply 1988 Untuk Kemajuan Sinetron Indonesia

Salah satu drama yang sekarang sedang populer di Korea adalah Reply 1988. Drama ini menyusul kesuksesan Reply 1994 dan Reply 1997. Pemilihan latar tahun 1988 bisa dibilang cukup jauh karena hampir mencapai dua abad sendiri. Tapi kru dan pemain drama ini berhasil membuktikan bahwa Reply 1988 benar-benar berkualitas dan menghadirkan tayangan yang luar biasa.
Kualitas drama Reply 1988 seolah menyindir sinetron Indonesia yang hingga hari ini belum menunjukkan "taring"-nya. Berikut adalah beberapa hal yang seharusnya bisa dipelajari oleh pembuat sinetron Indonesia dari drama Korea ini.
1. Totalitas kru dan pemain.

Bukan hal mudah untuk mendapatkan properti yang identik dengan tahun 1988. Namun para kru drama ini tak pantang menyerah, bahkan beberapa properti didatangkan dari luar negeri. Rekaman-rekaman asli tahun 1988 pun ada yang harus dibeli dari orang asing. Pemainnya pun demikian, demi bisa berperan maksimal biasanya mereka akan melakukan riset terhadap karakter tersebut agar bisa tampil sama persis dengan karakter yang diperankan.
2. Detail di setiap adegan.

Reply 1988 sukses menghadirkan banyak sekali detail yang menunjukkan bahwa cerita drama ini memang sangat berkualitas. Detail tersebut terdapat pada produk beserta kemasannya, tren musik dan fashion serta kebiasaan anak muda di tahun 1988.
3. Ekspresi karakter tanpa banyak kata.

Coba kalian amati, karakter di sinetron Indonesia sering mengungkapkan perasaan melalui kata-kata. Dan lihat ekspresi karakter Dok Sun saat Jung Hwan berdiri di belakangnya di sebuah bus. Ekspresinya sudah mengatakan semuanya tanpa ada kata yang harus keluar dari mulutnya.
4. Pesan moral di setiap episode.

Tak hanya satu pesan saja, dalam satu episode bisa ada banyak pesan moral yang disampaikan. Narator Reply 1988 sering membacakan kalimat-kalimat bijak yang sangat mengena dan cocok dengan kehidupan kita.
5. Selalu menghadirkan misi budaya Korea dalam keseharian karakter dalam drama.

Bukan seperti sinetron kita yang justru ingin kebarat-baratan. Drama Korea selalu bangga menampilkan sisi budaya dan keseharian asli mereka seperti permainan tradisional Baduk yang dimainkan karakter Taek ini.
6. Jalan cerita yang tidak mudah ditebak.

Penonton dibuat dilema tentang siapa suami Dok Sun, Jung Hwan atau Taek? Atau jangan-jangan bukan mereka berdua, who knows? Drama sebelumnya yaitu Reply 1994 dan Reply 1997 juga menggunakan cara serupa untuk membuat penonton penasaran, tapi cara mereka menyajikannya tidak monoton dan tetap sulit untuk ditebak. Kalau sinetron kita?
7. Mencerdaskan penonton dengan meminta mereka menganalisis tiap adegan.

Pada episode 9 dijelaskan ciri-ciri suami Dok Sun, penonton harus menganalisis ciri-ciri itu dan mencocokkannya dengan karakter Jung Hwan muda atau Taek muda. Sementara sinetron Indonesia masih sibuk dengan menayangkan hal-hal konyol dan tayangan yang tidak sehat untuk remaja.
8. Fokus terhadap tema utama tetap terjaga sampai episode terakhir.

Di tahun 2015 masyarakat Korea sudah jarang yang mengenal tetangga kanan kirinya. Drama Reply 1988 memperlihatkan keadaan sebaliknya di tahun 1988. Tema ini pun masih tetap digambarkan dalam tiap adegan hingga akhir episode.
9. Sukses membuat penonton tak ingin berpisah dengan karakter-karakternya.

Karakter mereka begitu masuk ke hati penonton dan membuat penonton selalu merindukannya dan tidak sabar untuk melihat kelanjutan drama tersebut setiap minggunya.
10. Jumlah episode yang sedikit menunjukkan mereka mengejar kualitas, bukan keuntungan semata.

Walaupun tahu banyak penggemar drama ini yang masih setia menonton, mereka tak tergiur untuk menambah jumlah episode. Di Indonesia, jumlah episode mengikuti selera penonton dan episodenya bisa sampai ratusan. Alur ceritanya sendiri sudah sangat jauh menyimpang dari cerita awal sinetronnya.
Wah keren ya Reply 1988! Tak heran kalau ratingnya tinggi dan para pemerannya pun banjir tawaran iklan. Kabarnya drama ini sudah meraup keuntungan hingga 500 juta won sekarang. Sinetron kita kapan bisa sama kualitasnya dengan drama Korea? Mungkin sampai kamu turun tangan sendiri dan ikut berkarya membuat sinetron!