Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Film Terbaik Pablo Larraín, Legenda Sineas Amerika Latin

Maria (dok. Komplizen Film/Maria)

Pablo Larraín adalah salah satu sineas terbaik dalam ranah sinema Amerika Latin. Sutradara kelahiran 19 Agustus 1976 tersebut dikenal berkat keberaniannya dalam membahas sejumlah isu serta sejarah kelam politik di Chili di masa lalu. Larraín juga piawai meramu film biopik dengan pendekatan yang khas dan gaya visual yang artistik.

Bersama kakaknya, Juan de Dios, Pablo Larraín terjun ke dalam industri perfilman dengan mendirikan rumah produksi bernama Fábula pada 2003. Baru pada 2006, Larraín terjun langsung sebagai sutradara untuk film debutnya Fuga. Kariernya melesat usai No (2012) menjadi wakil Chili di ajang penghargaan Oscars pada 2013.

Hampir dua dekade malang melintang di industri perfilman internasional, Pablo Larraín telah menggarap belasan judul film dengan narasi yang provokatif. Bagi kamu yang tertarik untuk mencicipi karya sutradara satu ini, intip filmografinya di bawah ini!

1. Jackie (2016)

Jackie (dok. LD Entertainment/Jackie)

Jackie merupakan film berbahasa Inggris pertama yang digarap oleh Pablo Larraín. Jackie berfokus pada wawancara, di mana Jacqueline Kennedy (Natalie Portman) menceritakan kasus penembakan suaminya, Presiden John F. Kennedy (Caspar Phillipson), pada November 1963. Jackie sendiri menjadi pembuka Lady with Heels Trilogy. 

2. Spencer (2021)

cuplikan film Spencer (dok. Komplizen Film/Spencer)

Film kedua dari Lady with Heels Trilogy ini banjir akan pujian berkat penggambaran Lady Diana yang dinilai akurat oleh para ahli sejarah. Mendapatkan nominasi Oscar untuk Best Actress, Spencer mengikuti Diana (Kristen Stewart) menghabiskan libur Natal di perkebunan Sandringham di Norfolk, Inggris. Sadar rumah tangganya dengan Pangeran Charles (Jack Farthing) di ujung tanduk, Diana memutuskan untuk mengakhiri pernikahan dan meninggalkan kerajaan Inggris. 

3. No (2012)

No (dok. Participant/No)

Nama Pablo Larraín menjadi sorotan internasional usai No mendapatkan nominasi Oscar untuk Best Foreign Language Film. Sebagai penutup dari Dictatorship Trilogy, No berlatar 1988, di mana diktator Augusto Pinochet mengadakan referendum nasional.

Hasilnya adalah memberikan pilihan antara “Yes” bagi mereka yang ingin melihat Pinochet berkuasa selama 8 tahun lagi atau “No” bagi mereka yang ingin mengakhiri rezimnya. René (Gael García Bernal), seorang eksekutif periklanan lantas gencar menggalakan kampanye No melalui iklan televisi untuk mengakhiri penindasan yang telah lama dialami oleh masyarakat Chili.

4. El Conde (2023)

El Conde (dok. Netflix/El Conde)

Pablo Larraín mendedikasikan El Conde sebagai sindiran kelam terhadap Augusto Pinochet, seorang jenderal dan diktator yang memerintah Chili dari tahun 1973—1990. El Conde mengikuti Augusto Pinochet (Jaime Vadell), seorang vampir yang telah hidup selama 250 tahun. Keputusannya untuk meninggalkan dunia yang fana sudah bulat, tetapi orang-orang di sekitarnya belum puas memanfaatkan dirinya.

5. Neruda (2016)

Neruda (dok. Participant/Neruda)

Sama seperti film biopik arahan Pablo Larraín lainnya, Neruda berfokus pada masa penyair ternama Pablo Neruda (Luis Gnecco) yang menjadi buronan politik di Chili pada 1948. Memaksa Neruda dan istrinya hidup dalam pelarian, bersembunyi dari kejaran polisi Óscar Peluchonneau (Gael García Bernal) di bawah pemerintahan Presiden Gabriel González Videla.

6. Maria (2024)

Maria (dok. Komplizen Film/Maria)

Pablo Larraín mengakhiri Lady with Heels Trilogy dengan Maria. Mendapatkan standing ovation selama 8 menit di Venice International Film Festival, Maria mengisahkan Maria Callas (Angelina Jolie), penyanyi opera legendaris yang menghabiskan sisa hidupnya di Paris pada 1970-an.

7. Fuga (2006)

Fuga (dok. Fabula/Fuga)

Fuga menandai debut Pablo Larraín di industri perfilman sebagai sutradara. Fuga mengisahkan Eliseo Montalbán (Benjamín Vicuña), musisi jenius yang harus menjalani perawatan di rumah sakit jiwa usai dihantui oleh trauma masa kecil dan kematian kekasihnya tepat sebelum konsernya digelar.

8. Post Mortem (2010)

Post Mortem (dok. Autentika Films/Post Mortem)

Berlatar hari-hari terakhir kepemimpinan presiden Salvador Allende, Post Mortem merupakan film kedua dari Dictatorship Trilogy. Post Mortem mengikuti Mario (Alfredo Castro), seorang petugas kamar mayat di rumah sakit yang rutinitasnya terganggu akibat situasi politik yang semakin memburuk. Ketika mengetahui Nancy (Antonia Zegers), seorang penari eksotis, menghilang secara misterius, Mario bertekad untuk menemukan pujaan hatinya.

9. The Club (2015)

The Club (dok. Fabula/The Club)

The Club mengisahkan empat mantan pastor yang diasingkan usai melakukan pelanggaran berat di gereja tempat mereka bertugas. Keseharian yang monoton dan terisolasi berubah ketika seorang pastor tiba di sana. Melalui The Club, Larraín menguliti isu pedofilia dalam Gereja Katolik dengan dialog yang berani dan provokatif.

10. Tony Manero (2008)

Tony Manero (dok. Fabula/Tony Manero)

Tony Manero mengikuti pengangguran paruh baya bernama Raúl (Alfredo Castro) yang terobsesi dengan karakter yang diperankan oleh John Travolta dalam film Saturday Night Fever (1977). Mengemas instalasi pertama dari Dictatorship Trilogy sebagai film dark comedy, Larraín menyisipkan kengerian yang dihadapi masyarakat pasca Kudeta Chili pada 1973. 

Saat ini, Pablo Larraín tengah disibukkan dengan serangkaian kegiatan kampanye Oscar untuk film teranyarnya, Maria. Selain fokus dengan film, Larraín pernah menggarap serial pada 2021. Diadaptasi dari novel Stephen King, Lisey’s Story mengikuti Lisey (Julianne Moore) yang mendapati fakta bahwa mendiang suaminya, Scott (Clive Owen), terjebak di sebuah dunia misterius bernama Boo’ya Moon.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febby Arshani
EditorFebby Arshani
Follow Us