11 Lagu Barat yang Bisa Ungkap Trauma Masa Kecilmu

Tak semua orang punya masa kecil yang penuh memori manis. Sebagian orang merasakan sebaliknya: kesepian karena lebih sering diabaikan, dituntut jadi pengganti orangtua untuk adik-adik, atau bahkan jadi korban kekerasan serta sikap toksik orangtua lainnya. Ini yang kemudian menumbuhkan apa yang disebut trauma masa kecil.
Kamu mungkin sebagian dari orang yang pernah mengalami getirnya hidup di usia belia. Sesekali merasa sedih dan rendah diri saat ingat pengalaman pahit itu manusiawi, tetapi ingatlah kalau kamu bukan satu-satunya. Beberapa musisi berikut salah satu korbannya. Mereka dengan tepat menggambarkan trauma masa kecil mereka dalam lagu. Mengena dan mungkin mewakili apa yang kamu rasakan. Yuk, dengar bersama sambil healing pelan-pelan.
1. "Broken Glass" (MisterWives, Juliana Madrid)
Lagu baru Misterwives hasil kolaborasinya dengan Juliana Madrid bicara tentang seseorang yang perlahan merasa kehilangan waktu dan jatah gagalnya. Ini karena selama ini, sejak belia, ia mencoba mengikuti ekspektasi orang di sekitarnya hingga lupa memprioritaskan diri sendiri. Memang tak ada kata terlambat buat jadi diri sendiri lagi, tapi rasanya nyesek saat pertama kali sadar.
2. "Family Line" (Conan Gray)
Disebut sebagai salah satu deskripsi akurat tentang trauma masa kecil. Dengan jelas, Gray menyebut sikap-sikap toksik orangtua dan menekankan posisi anak yang serba salah. Mereka tak merasa minta dilahirkan, tetapi harus ikut menanggung luka orangtua yang belum sembuh. Dikemas dalam genre sentimental-ballad, liriknya makin menyayat hati.
3. "Minor Feelings" (Rina Sawayama)
"Minor Feelings" karya Rina Sawayama ditulis dari sudut pandang anak-anak yang masih belum lihai memahami perasaan apalagi melakukan manajemen emosi. Namun, ia harus berjibaku dengan orang dewasa yang tak sudi memvalidasi perasaan tak nyamannya itu. Rina Sawayama sendiri sering mengangkat luka masa kecilnya dalam lagu. Ini berkaitan erat dengan latar belakangnya sebagai anak imigran Asia di Inggris yang rentan dapat perlakuan rasis dan dibelenggu rasa malu karena "berbeda".
4. "Family Portrait" (P!nk)
Jadi korban perceraian orangtua, P!nk pun sering bikin lagu soal ini. Salah satunya "Family Portrait" yang mendeskripsikan "peperangannya" dengan versi kecil dirinya sendiri. Ini karena ia tak punya sosok yang bisa menenangkan dan memvalidasi perasaan kecewanya saat harus menyaksikan perpisahan ayah dan ibunya. Tak cuma liriknya yang brilian, video musiknya juga wajib diacungi jempol.
5. "Confessions of a Broken Heart (Daughter to Father)?" (Lindsay Lohan)
Pengalaman serupa dialami Lindsay Lohan yang akhirnya diekspresikannya dalam lagu emo "Confessions of a Broken Heart (Daughter to Father)?". Lagu ini ia tulis spesifik untuk sang ayah yang memilih pergi meninggalkan keluarganya saat perpisahan terjadi. Belum ditambah trauma saat ia harus mendengar pertengkaran brutal kedua orangtuanya. Kemarahan dan rasa frustrasi Lohan berhasil diluapkan dengan apik dalam lagu ini.
6. "Kyoto" (Phoebe Bridgers)
"Kyoto" ditulis Phoebe Bridgers tentang sang ayah yang alkoholik. Ia masih berhubungan dengan sang ayah, tetapi harus diakui tak lagi erat dan cenderung berjarak karena trauma yang ia rasakan pada masa lalu. Siapa sangka lagu yang terkesan ceria dan bertema liburan ini punya makna yang dalam dan sedikit gelap.
7. "Read All About It" (Professor Green, Emeli Sande)
Sempat jadi hits di Inggris pada 2012, lagu rap milik Professor Green yang menggandeng Emily Sande ini juga dengan gamblang bicara soal trauma masa kecil. Lagi-lagi diitulis dari perspektif seorang anak yang harus menyaksikan perpisahan orangtuanya, kamu bisa mendengar kemarahan dan kepedihan di liriknya. Saking hitsnya, lagu ini ditulis Green dalam tiga bagian.
8. "Exhale" (Sabrina Carpenter)
Bagian dari album Singular: Act II yang rilis 2019, ini memang lagu Sabrina Carpenter sebelum era centilnya dimulai. Lagu ballad ini merupakan unek-unek Sabrina soal tekanan yang harus dihadapinya sebagai pekerja seni sejak belia. Ia dituntut mendengar petuah orang dewasa dan terutama petinggi label serta produser tanpa punya ruang untuk bernapas dan membuat keputusan sendiri.
9. "Let You Down" (NF)
Dikenal lewat lagu-lagu rap yang penuh amarah, NF mendeskripsikan rasa kesalnya yang sudah meledak pada ayahnya di lagu "Let You Down". Dalam liriknya, dengan gamblang ia menggambarkan betapa egois dan suka menuntutnya sang ayah. Namun, seiring ia dewasa dan mandiri, ia sudah bisa mempertahankan pendiriannya dan lepas dari lingkaran toksik itu.
10. "Perfect" (Simple Plan)
Pengalaman punya orangtua seperti NF digambarkan pula oleh Simple Plan lewat lagu "Perfect". Narator lagu ini juga dibebani ekspektasi tinggi orangtuanya yang akhirnya meninggalkan luka batin. Lagu alternative-rock ini mungkin kamu dengar asal pada masa lalu karena melodinya yang enak, tetapi ternyata liriknya sarat kekecewaan.
11. "Older" (Sasha Sloan)
Pernah dikecewakan orangtua bikin kita berjanji tak akan mengulang kesalahan yang sama. Itu yang dinyanyikan Sasha Alex Sloan dalam lagu "Older". Lewat lagu akustik ini, ia juga berusaha mengingat luka yang ia rasakan saat orangtuanya gagal menciptakan tempat yang nyaman untuknya. Secara umum, "Older" benar-benar mendefinisikan proses menjadi dewasa yang salah satunya meliputi kesadaran kalau orangtua kita bukan pahlawan apalagi manusia sempurna.
Masa kecil yang kelam memang tak bisa dihapus begitu saja dari memori. Namun, kita bisa kok mengendalikan trauma itu dan berusaha memutus rantainya agar tak dirasakan generasi-generasi setelah kita.