Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

12 Fakta Tupac Shakur, Rapper Legendaris yang Dibunuh Secara Tragis

potret Tupac Shakur (instagram.com/2pac)
potret Tupac Shakur (instagram.com/2pac)

Nama Tupac Shakur kembali mencuat setalah Sean Combs atau P Diddy ditangkap atas banyaknya gugatan terkait pemerasan dan pelecehan seksual. Gak main-main, kematian Tupac Shakur diduga didalangi oleh Diddy. Meskipun belum terbukti, tapi netizen masih beramai-ramai membahasnya.

Tupac Shakur lahir pada 1971 di Harlem, New York, dari pasangan William 'Billy' Garland dan Afeni Shakur, yang merupakan anggota dan aktivis partai Black Panther. Afeni sendiri pernah tersandung masalah hukum saat sedang mengandung Tupac. Afeni diadili atas dugaan pengeboman kantor polisi di New York. Namun, ia dibebaskan hanya sebulan sebelum Tupac lahir, sebagaimana yang diungkapkan The New York Times.

Tupac Shakur akhirnya menghabiskan masa kecil dan remajanya di New York, Baltimore, dan California. Ia juga hidup di bawah garis kemiskinan. Ayah Tupac sendiri kehilangan kontak dengan Tupac dan ibunya saat Tupac baru berusia 5 tahun. Nah, hampir dua dekade kemudian Tupac akhirnya bertemu dengan ayahnya lagi.

Meskipun masa kecilnya kelam, tapi Tupac Shakur berhasil menjadi rapper yang sangat sukses. Ia merilis album perdananya, 2Pacalypse Now, pada November 1991. Lalu, pada Februari 1993, ia merilis album Strictly 4 My Niggaz.

Tupac Shakur merilis dua album solo lagi selama kariernya sebelum ia dibunuh secara mengenaskan dalam penembakan di Las Vegas pada 1996. Ia baru berusia 25 tahun saat itu. Mirisnya, gak ada seorang pun yang pernah dituntut atas kematiannya. Sebenarnya, masih banyak fakta yang mungkin belum kamu ketahui tentang Tupac Shakur. Kalau begitu, mari kita bahas!

1. Nama Tupac Shakur terinspirasi dari penguasa Suku Inca

Monumen Tupac Amaru II di El Alto (commons.wikimedia.org/Bodoque9903)
Monumen Tupac Amaru II di El Alto (commons.wikimedia.org/Bodoque9903)

Siapa, sih, nama asli Tupac Shakur? Awalnya, ia diberi nama Lesane Parish Cooks oleh ibunya, Afeni, saat ia lahir. Namun, saat berusia satu tahun, ibunya mengganti namanya menjadi Tupac Amaru Shakur, yang diambil dari nama pejuang dan pemimpin Suku Inca, Túpac Amaru II, yang melakukan pemberontakan terhadap Spanyol di Peru pada abad ke-18. Nama Tupac Amaru punya arti 'ular yang bersinar' dalam bahasa Quechuan, dan Shakur punya arti 'bersyukur kepada Tuhan' dalam bahasa Arab, seperti yang ditunjukkan dalam buku Tupac Shakur (2007) oleh Michael V Uschan.

Afeni memang sengaja menamai putranya dengan nama seorang revolusioner, agar putranya menganut ideologi dan pemikiran seperti itu saat ia tumbuh dewasa. Nah, kalau Túpac Amaru II sendiri lahir sebagai cicit dari kaisar Inca terakhir. Saat itu, Amaru kesal dengan otoritas Spanyol yang mengendalikan kekaisaran keluarganya yang dulunya sangat luas dan independen. Ia pun akhirnya mengorganisasi pemberontakan untuk melawan Spanyol pada akhir abad ke-18. Dalam aksinya, lebih dari 1.000 tentara Spanyol tewas. Sayangnya, Amaru ditangkap dan dieksekusi secara kejam oleh Spanyol.

Meskipun ia tidak mampu menggulingkan Spanyol, Túpac Amaru II bisa disebut seorang pahlawan, karena ia berani melakukan pemberontakan untuk membela kaum miskin dalam menghadapi penjajahan asing yang kejam. Ibu Shakur ingin Tupac memiliki semangat revolusioner yang sama. Meskipun mungkin gak berakhir dengan mengenaskan.

2. Tupac Shakur pernah hidup susah di usianya yang belum menginjak 10 tahun

potret Tupac Shakur (instagram.com/2pac)
potret Tupac Shakur (instagram.com/2pac)

Tumbuh besar di New York bukanlah hal yang mudah bagi Tupac Shakur, mengingat keluarganya hidup di bawah garis kemiskinan. Ibunya, Afeni Shakur, kesulitan mencari pekerjaan, lantaran putus sekolah dan gak punya keterampilan yang memadai. Reputasinya juga ternoda karena pernah masuk pengadilan atas tuduhan konspirasi untuk mengebom kota New York.

Namun, Afeni akhirnya mendapatkan pekerjaan di sebuah organisasi nirlaba. Disinilah ia bertemu dan akhirnya menikah dengan Mutulu Shakur saat Tupac masih sekolah di taman kanak-kanak. Mutulu sendiri adalah anggota 'the Family', sebuah perkumpulan mantan anggota dari beberapa kelompok hak-hak sipil kulit hitam yang militan, termasuk Weather Underground dan Partai Black Panther Baru. Nah, karena menjadi bagian dari 'the Family', Mutulu berpartisipasi dalam Perampokan Brinks pada 1981. Namun, ia berhasil lolos tanpa ditangkap. Afeni sendiri harus kehilangan pekerjaannya karena keterlibatan suaminya dalam perampokan tersebut, dan keluarganya menjadi tunawisma.

Mereka gak punya tempat tinggal. Terkadang, mereka tinggal di tempat penampungan tunawisma atau tinggal dengan anggota keluarga yang mau menampung mereka. Tupac Shakur mengaku bahwa ia, ibunya, dan saudara perempuannya pindah sebanyak 18 kali sebelum ia berusia 10 tahun. Fakta ini sangat menyedihkan bagi Tupac Shakur. Ia bahkan pernah cerita kalau ia sering menangis.

3. Tupac Shakur pernah ikut kelas balet di SMA

potret Tupac Shakur dalam buku tahunan di Sekolah Seni Baltimore pada 1988 (commons.wikimedia.org/Unknown author)
potret Tupac Shakur dalam buku tahunan di Sekolah Seni Baltimore pada 1988 (commons.wikimedia.org/Unknown author)

Tupac Shakur dikenal karena merupakan seorang rapper, pengusaha, dan aktor. Namun, nyatanya, Shakur juga pernah mengambil kelas balet saat ia masih duduk di sekolah menengah atas di Baltimore. Kisah ini dimulai pada 1985, saat keluarga Shakur pindah ke Baltimore dari White Plains, New York.

Awalnya, Tupac Shakur bersekolah di Rolling Park Junior High, sebelum akhirnya diterima di Sekolah Seni Baltimore yang bergengsi. Shakur adalah salah satu dari sedikit anak Afrika-Amerika di sekolah tersebut, tetapi ia merupakan anak yang populer dan diterima oleh sebagian besar teman sekelas dan guru-gurunya. Saat di Baltimore, Shakur memang sudah tertarik dengan Shakespeare, dan ia juga ikut kelas balet, lho. Soalnya, Shakur sangat tertarik dan sering menonton beberapa pertunjukan Broadway.

Di Baltimore pula, Tupac Shakur bertemu dengan teman lamanya, Jada-Pinkett Smith. Dia bersekolah di SMA yang sama dengan Shakur. Mereka pun menjadi teman dekat, karena sama-sama terbentur masalah ekonomi. Gak hanya itu, orang tua mereka juga merupakan pecandu narkoba, terutama kokain. Meskipun begitu, Shakur hanya bersekolah selama beberapa semester, dan putus sekolah sebelum tahun terakhirnya dimulai.

4. Tupac Shakur memulai kariernya di industri entertainment sebagai roadie

potret Tupac Shakur (kiri) dan Digital Underground (instagram.com/2pac)
potret Tupac Shakur (kiri) dan Digital Underground (instagram.com/2pac)

Saat remaja, Tupac Shakur memang berkeinginan untuk masuk ke industri musik. Meskipun begitu, hal ini gak mudah. Mencari pekerjaan sangat sulit bagi Shakur. 

Tupac Shakur bahkan pernah menjual obat-obatan terlarang di jalanan untuk mendapatkan uang. Namun, sesama teman pengedar narkobanya beranggapan kalau Shakur punya bakat seni. Mereka bahkan mendorong Shakur untuk menekuni musik ketimbang menjadi pengedar narkoba, sebagaimana yang ditulis dalam buku berjudul Tupac Shakur (2007) oleh Carrie Golus.

Pada 1989, Tupac Shakur akhirnya bertemu dengan calon manajernya, Leila Steinberg, saat ia sedang duduk di taman kota sambil membaca buku karya istri Nelson Mandela. Leila tertarik untuk menghampirinya dan membahas buku itu. Leila pun terkejut dengan pengetahuan yang dimiliki Shakur setelah ngobrol lama dengannya.

Gak lama kemudian, ketika Leila Steinberg tahu tentang bakat Tupac Shakur, ia akhirnya memperkenalkan Shakur dengan pemilik TNT Records yang sedang naik daun pada saat itu, Atron Gregory. Salah satu artis label tersebut adalah Digital Underground, yang anggotanya baru saja meraih kesuksesan dengan single hits mereka, "Humpty Dumpty." Shakur mendapat pekerjaan sebagai roadie (tim belakang panggung) untuk band tersebut dalam tur internasional mereka di Jepang dan Amerika Serikat pada 1990.

Menariknya, Tupac Shakur terkadang diajak untuk membawakan beberapa lagu bersama mereka di atas panggung. Gak sekadar itu, Shakur tampil dalam lagu Digital Underground berjudul "Same Song" (1991), dan mereka juga berperan dalam film Nothing but Trouble (1991). Meskipun film tersebut mendapat ulasan yang cukup buruk, tapi film itu adalah pengalaman pertama Shakur berakting dalam sebuah film, lho.

5. Lagu Tupac Shakur yang berjudul "Dear Mama", masuk daftar National Recording Registry

potret Tupac Shakur dan mamanya, Afeni (instagram.com/2pac)
potret Tupac Shakur dan mamanya, Afeni (instagram.com/2pac)

Saat kariernya baru berjalan hampir satu dekade, Tupac Shakur menjadi salah satu artis dengan penjualan tertinggi sepanjang masa. Ia punya 11 album platinum, empat di antaranya dirilis saat ia masih hidup. Hingga 2017, penjualan albumnya menembus lebih dari 75 juta rekaman, yang saat itu merupakan penjualan ke-44 terbanyak sepanjang masa, menurut Recording Industry Association of America (RIAA).

Pada 2010, Library of Congress (LOC) secara resmi mengakui dampak dan bakat Tupac Shakur bagi musik rap di Amerika. Lagunya yang berjudul "Dear Mama" masuk ke National Recording Registry LOC. Lagu tersebut merupakan salah satu dari beberapa entri LOC yang ditambahkan pada 2010. Selain itu, ada lagu "Tutti Frutti" milik Little Richard dan "When You Wish Upon a Star" milik Cliff Edwards.

"Dear Mama" muncul di album ketiga Tupac Shakur, Me Against the World. Lagu ini dibuat untuk menghormati ibunya dan semua ibu (terutama single mom dan berpenghasilan rendah) yang berjuang demi anaknya. Para penggemarnya sendiri memuji lagu ini karena liriknya punya pesan yang sangat dalam. Gak hanya itu, lagu ini juga berbeda dari banyak lagu rap misoginis lainnya dan dianggap punya rima yang terstruktur dengan baik.

Uniknya, nih, Tupac Shakur sebenarnya sedang berada di penjara saat lagu "Dear Mama" dirilis. Jadi, Shakur gak ada dalam video musik tersebut. Namun, label rekamannya menyiasatinya dengan mencari orang pengganti yang mirip dengan Shakur.

6. Tupac Shakur pernah menemui seorang bocah yang sakit parah sebelum bocah itu meninggal dunia

potret Tupac Shakur (instagram.com/2pac)
potret Tupac Shakur (instagram.com/2pac)

Tupac Shakur terkenal karena lirik lagunya yang mengusung tema kekerasan dan sering kali misoginis. Kendati begitu, Tupac merupakan sosok yang sangat karismatik, lho. Ia juga dikenal karena cerdas dan berjiwa sosial tinggi. Salah satu kisah hidupnya yang jarang terekspos adalah pertemuannya dengan Joshua Torres pada 1994.

Joshua Torres adalah siswa kelas lima sekolah dasar yang berusia 11 tahun. Sayangnya, ia menderita kelainan genetik yang disebut distrofi otot. Adapun, Torres dikenal sebagai pribadi yang lucu dan punya semangat yang tinggi meskipun menderita penyakit parah. Nah, Torres ingin sekali bertemu dengan rapper favoritnya kala itu, yakni Tupac Shakur. Saat kondisi Torres mulai parah, ibu Torres pun menelepon stasiun radio lokal dengan harapan bisa menghubungi Tupac Shakur.

Nah, Tupac Shakur akhirnya berhasil dihubungi dan ngomong langsung dengan Joshua Torres. Tupac bahkan langsung naik pesawat ke Maryland dari New York untuk menemui bocah tersebut. Ia kemudian ngobrol dan menghibur Torres selama lebih dari satu jam, sebagaimana yang dijelaskan dalam buku Tupac Shakur (Hip-Hop Stars) (2007) oleh Clifford W Mills. Sayangnya, Torres meninggal hanya 45 menit setelah Tupac Shakur pergi.

7. Tupac Shakur pernah menembak dua orang polisi

potret Tupac Shakur (instagram.com/2pac)
potret Tupac Shakur (instagram.com/2pac)

Pada 1993, setelah manggung dalam sebuah konser di Atlanta, Tupac Shakur terlibat masalah dengan beberapa polisi yang gak lagi bertugas, nih. Insiden itu bermula saat dua polisi yang gak bertugas, Mark Whitwell dan saudaranya, Scott Whitwell, menuduh sebuah mobil yang membawa rombongan Tupac Shakur hampir menabrak mereka saat sedang menyeberang jalan. Pertengkaran pun terjadi dan Shakur akhirnya menembak kedua polisi itu, satu di perutnya dan satu lagi di bokongnya.

Awalnya, Tupac Shakur didakwa dengan dua tuduhan penyerangan berat. Namun, pengacaranya bilang kalau Mark Whitwell sebenarnya yang mengeluarkan senjata lebih dulu. Shakur akhirnya menganggap itu sebagai sebuah ancaman. Dakwaan tersebut kemudian dibatalkan karena diketahui bahwa kedua polisi tersebut dalam keadaan mabuk pada saat perkelahian terjadi. Selain itu, kedua polisi itu membawa pistol saat gak bertugas, seperti yang dilaporkan oleh The Baltimore Sun.

8. Tupac Shakur pernah menggugat polisi karena merasa dianiaya

potret Tupac Shakur (instagram.com/2pac)
potret Tupac Shakur (instagram.com/2pac)

Pada Oktober 1991, kali ini Tupac Shakur menjadi korban kebrutalan polisi di Oakland, California. Saat sedang berjalan, dua anggota Departemen Kepolisian Oakland menghentikan Tupac Shakur, karena menyeberang sembarangan. Setelah mencoba menjelaskan, entah mengapa, dua polisi ini gak percaya bahwa dia adalah Tupac Shakur.

Seperti yang dijelaskan Tupac Shakur dalam wawancaranya dengan Davey D pada 1991, Shakur yang merasa gak bersalah akhirnya meneriaki dua polisi tersebut dengan kata-kata kasar. Namun, dua polisi itu langsung memborgol dan mencekik Shakur hingga pingsan. Shakur pun tetap ditahan karena dianggap melawan saat ditangkap.

Tupac Shakur akhirnya mengajukan gugatan hukum sebesar 10 juta dolar AS atau setara dengan Rp157 juta terhadap OPD, karena melakukan tindak kekerasan yang berlebihan. Jika ia memanangkan gugatan ini, uangnya akan ia sumbangkan untuk warga kurang mampu. Namun, Shakur hanya mendapatkan 42.000 dolar AS atau setara Rp660 ribu. Meskipun begitu, Shakur menang atas penganiayaan yang dilakukan dua orang polisi ini.

Sekitar 25 tahun kemudian, tepatnya pada 16 Juni 2016, di hari ulang tahun mendiang Tupac Shakur yang ke-45 tahun, Wali Kota Oakland, Libby Schaaf, secara resmi mengumumkan hari tersebut sebagai Hari Tupac Shakur.

9. Tupac Shakur pernah main film dan serial TV, hingga tampil di acara terkenal

cuplikan adegan dalam film Juice (dok. Island World/Juice)
cuplikan adegan dalam film Juice (dok. Island World/Juice)

Selain bintang rap, Tupac Shakur juga cukup terkenal karena aktingnya. Peran pertamanya hadir dalam film kriminal berjudul Juice (1992) dan Poetic Justice (1993) bersama Janet Jackson. Ia juga membintangi film berjudul Bullet (1996) dan Gridlock'd (1997). Namun, kebanyakan orang gak tahu, nih, kalau Shakur pernah tampil di beberapa serial TV.

Tupac Shakur pernah tampil dalam serial In Living Color (1990), yang dibintangi komedian terkenal seperti Jamie Fox, Jim Carey, dan David Alan Grier. Dalam sketsa komedi ini, ia beradu akting dengan Jamie Foxx dan Tommy Davidson, serta berperan sebagai dirinya sendiri. Davidson dan Foxx sendiri berperan sebagai penjaga keamanan.

Selain itu, Tupac Shakur pernah menjadi bintang tamu di Saturday Night Live dan Saturday Night Special pada 1996 untuk mempromosikan album barunya All Eyez on Me. Ia membawakan lagu "Ain't Mad at Cha" dari album tersebut di SNL dan mendapat tepuk tangan meriah dari penonton. Gak hanya itu, ia juga memandu Saturday Night Special bersama Ice-T, yang juga merilis album baru, dan mereka membawakan lagu "Only God Can Judge Me". Kemudian, mereka juga membawakan lagu Neil Diamond yang dinyanyikan ulang dengan gaya humor, "You Don't Bring Me Flowers."

10. Tupac Shakur pernah dituntut karena lirik lagu dalam albumnya

potret Tupac Shakur manggung di Saturday Night Live pada 17 Februari 1996 (instagram.com/2pac)
potret Tupac Shakur manggung di Saturday Night Live pada 17 Februari 1996 (instagram.com/2pac)

Aktivis hak-hak sipil bernama C Delores Tucker, mengajukan tuntutan hukum terhadap harta warisan Shakur dengan menuduh kalau album Shakur yang berjudul All Eyez on Me (1996), memuat lirik yang merendahkan dan memfitnah dirinya. Gugatan hukum tersebut ditujukan pada dua lagu dari album itu, "Wonda Why They Call U B****" dan "How Do U Want It." Tucker meminta ganti rugi sebesar 10 juta dolar AS atau setara Rp157 juta dalam gugatan tersebut, dengan tuduhan penghinaan, penderitaan, dan menyebabkan masalah mental. Tucker juga menggugat beberapa media yang mengejek gugatannya. Namun, menurut terbitan dari laporan The News Media & The Law, gugatan terhadap ahli waris Shakur ditolak oleh pengadilan.

Nah, ternyata ini bukan pertama kalinya C Delores Tucker terlibat dalam gugatan hukum yang melibatkan Tupac Shakur dan label rekamannya, ia juga pernah menggugat Death Row Records, yang saat itu dimiliki oleh Suge Knight. Pada 1993, setelah gagal mencalonkan diri untuk kursi di salah satu majelis Kongres AS, Tucker memang diketahui sangat membenci genre rap. Ia pun mulai melawan genre rap dan menyuarakan untuk menyensor lirik lagu dalam genre rap, seperti yang dilaporkan The Washington Post. Tucker bahkan pernah mengadu ke Departemen Kehakiman AS dan FBI terkait pesan kekerasan dalam musik rap kepada anak di bawah umur, dan menyerukan boikot terhadap sejumlah label rekaman rap yang menjelma menjadi gangster. 

11. Tupac Shakur pernah menerima ancaman pembunuhan sebagai bagian dari skema pemerasan

potret Tupac Shakur (instagram.com/2pac)
potret Tupac Shakur (instagram.com/2pac)

Dari sekian banyak perubahan dalam hidup Tupac Shakur, salah satu yang terberat dan gak banyak diketahui adalah dengan Jewish Defense League atau Liga Pertahanan Yahudi (JDL). JDL, yang didirikan pada 1968, dicap sebagai kelompok pembenci oleh Southern Poverty Law Center (SPLC) dan organisasi teroris oleh FBI. Pasalnya, pada 2011, FBI merilis dokumen yang berkaitan dengan penyelidikan mereka atas pembunuhan Tupac Shakur pada 1996. Dokumen tersebut menyertakan informasi tentang dugaan skema pemerasan.

Menurut dokumen FBI, JDL dan yang lainnya terlibat dalam skema pemerasan yang menargetkan rapper terkenal. Tupac Shakur sendiri diduga menjadi korban. Selain itu, JDL juga memeras sesama rapper asal California, Eazy-E, pada waktu yang hampir bersamaan dengan melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Tupac Shakur dan Eazy-E. 

Di sisi lain, skema pemerasan ini cukup rumit, terstruktur, dan melibatkan berbagai tingkat penipuan. Seperti yang ditunjukkan dokumen tersebut, seseorang yang secara diam-diam berafiliasi dengan JDL akan menelepon korban dan melontarkan berbagai ancaman pembunuhan. Kemudian, afiliasi JDL yang lain akan menelepon korban lagi dan mengimi-ngimingi perlindungan, tapi korban harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Setelah seolah-olah melindungi korban, afiliasi kedua JDL ini akan membuat korban percaya bahwa semuanya berjalan dengan baik. Tupac Shakur maupun Eazy-E diduga menjadi korban dari skema pemerasan tersebut, keduanya sudah menjadi sasaran tepat sebelum mereka meninggal.

12. Pembunuhan Tupac Shakur yang masih misterius. Akankah terungkap?

mending Tupac Shakur saat menerima Walk of Fame (instagram.com/2pac)
mending Tupac Shakur saat menerima Walk of Fame (instagram.com/2pac)

Penembakan fatal di Las Vegas pada 7 September 1996 bukanlah upaya pertama dalam pembunuhan Tupac Shakur. Sebab, pada 30 November 1994, tiga laki-laki bersenjata pernah memasuki lobi gedung perkantoran di Manhattan. Gedung ini menjadi tempat bagi Tupac Shakur untuk merekam album studio ketiganya. Tiga laki-laki ini diketahui menembak Shakur dalam sebuah percobaan perampokan.

Meskipun terluka parah, Tupac Shakur berhasil hidup. Shakur kemudian menuduh bahwa penembakan itu terjadi akibat seruan dari Sean Combs alias Puff Daddy dan saingannya dalam musik rap, Christopher Wallace atau yang dikenal sebagai The Notorious BIG. Kendati begitu, gak ada bukti sama sekali terkait klaim Shakur tersebut.

Dua tahun kemudian, Tupac Shakur dibunuh dalam penembakan di Las Vegas. Jurnalis pemenang Hadiah Pulitzer, Chuck Philips, memberikan bukti bahwa geng Crips yang berbasis di California selatan kemungkinan besar terlibat dalam penembakan itu. Lewat serangkaian wawancara dengan berbagai informan, Philips mengumpulkan bukti yang mengarah pada keterlibatan The Notorious BIG.

Menurut bukti yang dikumpulkan dari mereka yang dianggap "tahu", The Notorious BIG diduga membayar sejumlah besar uang kepada geng Crips. Rumor yang beredar bahwa geng tersebut dibayar 1 juta dolar AS atau setara dengan Rp15,7 miliar untuk membunuh Tupac Shakur. Mereka juga mengklaim bahwa The Notorious BIG memberikan pistol Glock kaliber.40, sebagaimana yang dilaporkan Britannica.

Seperti postulat gak mengenakan lainnya seputar kematian Tupac Shakur, teori tersebut gak pernah dikonfirmasi di pengadilan, dan motif utamanya masih menjadi misteri hingga hari ini. Meskipun begitu, kasus P Diddy yang viral akhir-akhir ini mungkin akan mengungkap siapa dalang dari pembunuh Tupac Shakur. Semoga! Nah, meskipun begitu, pada 29 September 2023, Duane Keith Davis alias Keffe D ditangkap sehubungan dengan kematian rapper tersebut dan didakwa melakukan pembunuhan. Who Knows?

Dalam sejarahnya, banyak orang berbakat yang meninggal dunia di usia yang terbilang cukup muda. Nama Tupac Shakur mau gak mau masuk dalam daftar tersebut. Di sisi lain, Shakur adalah salah satu pendiri rap dan ia mempertaruhkan genre tersebut sepanjang pertengahan 90-an. Dua puluh enam tahun setelah kematiannya yang terlalu dini, dunia masih merayakan warisannya. Apakah kamu salah satu penggemarnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amelia Solekha
EditorAmelia Solekha
Follow Us